news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jemaah Masjid Protes Imam Masjid-Pemukul Berdamai di Kepolisian

Konten Media Partner
9 Mei 2021 21:34 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
IMAM Masjid Baitul Arsy, Juhri Ashari Hasibuan.
zoom-in-whitePerbesar
IMAM Masjid Baitul Arsy, Juhri Ashari Hasibuan.
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, PEKANBARU - Imam Masjid Baitul Arsy, Delima, Pekanbaru, Juhri Ashari Hasibuan, korban pemukulan saat mengimami Salat Subuh mengaku sudah ikhlas dan memaafkan pelaku pemukulan, Deni Ariawan.
ADVERTISEMENT
“Kami ikhlas, tidak apa-apa. Lagian ditampar pun tidak ada bekas,” ungkap Juhri, Minggu (9/5/2021).
Sebetulnya, tutur Juhri, ia sudah memutuskan berdamai dengan pelaku dan menandatangani perjanjian damai di Polsek Tampan.
Namun setelah pulang, Jumat (7/5/2021), sekitar pukul 12.00 WIB, ia ditelpon kepolisian untuk diminta datang ke Polsek Tampan.
Ternyata, surat dibuat dan ditandatangani tersebut banyak diprotes jamaah Masjid Baitul Arsy.
“Banyak tidak setuju. Ini kan penistaan agama, penganiayaan terhadap umat Islam masa cuma surat persetujuan damai,” ujar Juhri.
Bahkan, tuturnya, pihak kepolisian juga banyak diteror karena terlalu cepat mengambil keputusan damai. Sehingga, diputuskan membuat pengajuan ulang untuk kasus ini.
Juhri mengaku tidak tahu dengan pelaku dan tidak pernah melihat Deni Ariawan di sekitar masjid sebelumnya. Selain itu, ia memang baru di masjid tersebut.
ADVERTISEMENT
“Setahu saya belum pernah, karena saya baru juga di sini. Ramadhan seminggu lah saya pindah ke sini,” jelasnya.
Ini membuatnya kaget, karena tidak merasa memiliki masalah pribadi apapun dengan pelaku.
“saya kaget. Kenal tidak, langsung menampar,” ungkapnya.
Mengenai status pelaku merupakan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), Juhri mengaku kurang yakin. Alasannya, perilaku pelaku saat masuk dan menerobos hingga menamparnya justru menunjukkan kehati-hatian.
“Kalau saya yakin 40 persen saja, setelah saya telusuri lebih jauh, ia seperti berhati-hati. Kalau orang gila, tidak mungkin berhati-hati. pasti dia terobos,” katanya.
Berdasarkan rekaman CCTV, Juhri mengatakan, pelaku masuk dari pintu kiri. Alih-alih menerobos langsung dari shaf kanan yang ramai, pelaku malajh memilih masuk dari kanan dimana shaf sedikit longgar.
ADVERTISEMENT
Mungkin, jelasnya, memang sudah ditakdirkan demikian. Padahal, sekitar masjid biasanya ada remaja berjaga, saat Salat Subuh di hari Jumat tersebut, malah kosong. Biasanya, ada remaja berjaga berkeliling 2 atau 3 orang.
Laporan: SIGIT EKA YUNANDA