Konten Media Partner

Kadis Kesehatan: Sudah Ada Klaster Tarawih di Riau

6 Mei 2021 21:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Umat Islam bersiap melaksanakan Shalat Tarawih berjamaah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (12/4/2021).  Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Umat Islam bersiap melaksanakan Shalat Tarawih berjamaah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (12/4/2021). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, PEKANBARU - Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau, Mimi Yuliani Nazir, menyebutkan sejauh ini sudah ada Klaster Tarawih terbentuk di Riau.
ADVERTISEMENT
Klaster Salat Tarawih ini terjadi di Panipahan, Rokan Hilir. Selain klaster tersebut, juga ada Klaster ibadah bagi umat Nasrani di Indragiri Hulu (Inhu).
“Klaster tarawih sudah ada di kita, di Panipahan, Rokan Hilir. Untuk ibadah nasrani juga sudah ada di Indragiri Hulu,” ungkap Kadis Kesehatan Riau, Mimi Yuliani Nazir, Kamis (6/5/2021).
Walau belum dijumpai Klaster Buka Bersama (Bukber) di Riau, ia berharap itu tak terjadi selama bulan puasa Ramadhan. Namun, ia menyebut hal tersebut bukan tidak mungkin sudah ada.
“Belum aja mungkin. Mungkin informasinya belum digali. Siapa tahu ada yang tidak jujur. Bisa jadi,” ujar Mimi.
Kegiatan buka bersama dinilai sangat riskan menularkan virus tersebut dari orang ke orang. Penyebabnya, saat berkumpul dan makan bersama orang-orang harus melepas masker. Di sinilah penularan terjadi.
ADVERTISEMENT
Mimi meminta masyarakat harus tetap wapada. Penularan virus bisa terjadi di segala aktivitas manusia, bahkan saat beribadah.
Mimi menjelaskan, adanya klaster Salat Tarawih ini seharusnya bisa dipetakan jika penyintas Covid-19 jujur saat dilakukan tracing dan tracking.
“Pada saat assesment, survey tracing dan tracking-nya selama 14 hari mereka kemana saja? Bisa saja dia tidak jujur dan menutup-nutupi,” jelasnya.
Baru-baru ini, Juru Bicara Satuan Tugas (Jubir Satgas) Covid-19 Provinsi Riau, dr Indra Yovi mengatakan, anak muda penyebab kasus COVID-19 di Riau meningkat.
Alasannya, anak-anak muda suka berkerumun, nongkrong di kafe-kafe serta tak jarang acuh pada Protokol Kesehatan.
Saat balik ke rumah, mereka bisa saja membawa Covid-19 dan menyebar ke anggota keluarga lainnya. Inilah memicu terciptanya Klaster Keluarga.
ADVERTISEMENT
Laporan: SIGIT EKA YUNANDA