Masjid Cheng Ho di Bagan, Donasi Mualaf Tionghoa dan Ikon Kerukunan

Konten Media Partner
19 Juni 2019 12:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
GUBERNUR Riau, Syamsuar (tengah) berfoto bersama usai peletakkan batu pertama pembangunan Masjid Cheng Ho ke-17 di Indonesia, Rabu, 19 Juni 2019, di Bagansiapiapi, Rokan Hilir.
zoom-in-whitePerbesar
GUBERNUR Riau, Syamsuar (tengah) berfoto bersama usai peletakkan batu pertama pembangunan Masjid Cheng Ho ke-17 di Indonesia, Rabu, 19 Juni 2019, di Bagansiapiapi, Rokan Hilir.
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, BAGANSIAPIAPI - Masjid Muhammad Cheng Ho ke-17 akan dibangun di Kota Bagansiapiapi, Ibukota Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau.
ADVERTISEMENT
Mesjid diambil dari nama Panglima Perang kerajaan asal China itu akan menempati tanah seluas 2 hektare, tepat di belakang Pujasera Bagansiapiapi.
Peletakan batu pertama pembangunan masjid menelan biaya Rp 10 miliar itu dilakukan oleh Gubernur Riau, Syamsuar, Rabu, 19 Juni 2019, jelang acara ritual Bakar Tongkang.
"Masjid itu dibangun dengan dana swadaya dari beberapa pengusaha muslim Tionghoa asal Bagansiapiapi yang telah sukses merantau diluar Provinsi Riau," kata Syamsuar.
Pembangunan rumah ibadah di Kota Seribu Kubah dengan nama Panglima Cheng Ho tersebut merupakan ke-17 di Indonesia.
Bukan hanya itu, masjid ini nantinya juga akan di jadikan pusat kajian Al-Quran, pusat wisata religi, serta jadi tempat mualaf center.
ADVERTISEMENT
Syamsuar berharap kedepan, mesjid ini bisa bermanfaat bagi warga sekitar serta jadi lambang toleransi umat beragama. Tak hanya itu, memberikan kerukunan beragama untuk kesejahteraan masyarakat Riau.
Sementara itu, Bupati Rokan Hilir (Rohil), Suyatno mengatakan, Masjid Cheng Ho akan dilengkapi menara 17 tingkat dengan ketinggian mencapai 50 meter. Selain itu, juga akan dilengkapi dengan Taman Pendidikan Alquran (TPA) dan perpustakaan.
“Dana pembangunan Masjid Cheng Ho ini mengeluarkan dana sekitar Rp 10 miliar,” ujarnya.
Dana pembangunan masjid tersebut merupakan sumbangan mualaf dan umat Islam Tionghoa Bagansiapiapi. Di Bagansiapiapi, saat ini ada sekitar 200 warga Tionghoa telah menjadi muslim.
“Semoga, masjid Muhammad Cheng Ho tersebut nantinya dapat menjadi ikon Rohil serta menjadi objek wisata religius bagi masyarakat,” ungkap Suyatno.
ADVERTISEMENT
Dipilihnya Bagansiapiapi sebagai tempat pembangunan Mesjid Cheng Ho ke-17 di Indonesia dengan pertimbangan histori. Dulu kala, Panglima Cheng Ho saat mengunjungi nusantara sebanyak tujuh kali, sempat singgah di Pulau Jemur, pulau terluar Indonesia, berhadapan langsung dengan Selat Malaka dan Malaysia.
Di Pulau Jemur itulah Cheng Ho dan pasukannya lempar jangkar sebelum melanjutkan perjalanan ke Kerajaan Samudera Pasai, Aceh Utara.
Sesampainya Cheng Ho di Samudra Pasai ia menghadiahkan Sultan Aceh sebuah lonceng raksasa "Cakra Donya". Hingga kini lonceng tersebut masih tersimpan di museum Banda Aceh.
Sebelumnya, rencana pembangunan Masjid Muhammad Cheng Ho ini sudah disepakati bersama. Baik Majelis Ulama Indonesia (MUI) Rohil, Dewan Masjid Indonesia (DMI) Rohil, tokoh masyarakat, pemuda, dan ormas Islam lainnya.
ADVERTISEMENT
Kesepakatan bersama itu telah digelar dalam rapat di Gedung Daerah Datuk Batu Hampar, Bagansiapiapi, Rabu, 20 Maret 2019 silam.
Secara prinsip, Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir siap mendukung pembangunan masjid ini. Menurut sejarah, orang pertama membuka pertama Bagansiapiapi adalah orang-orang dari daratan China.
Hingga kini keturunannya di Bagansiapiapi identik sebagai kawasan banyak dihuni warga Tionghoa di Riau.
Dihimpun dari berbagai sumber, Laksamana Cheng Ho begitu terkenal di Indonesia. Dia adalah seorang penjelajah dari Tingkok pada masa Kaisar Yongle (1403-1424 Masehi). Yongle merupakan kaisar ketiga dari Dinasti Ming.
Cheng Ho adalah penjelajah Muslim yang telah melalangbuana ke sekitar 30 negara di Asia dan Afrika dengan membawa misi dagang dan penyebaran agama. Dia mengikutsertakan ribuan awak dan puluhan kapal dalam pelayarannya.
ADVERTISEMENT
Dalam setiap kunjungannya, Cheng Ho menjalin persahabatan dan kerja sama dengan para penguasa lokal. Tak lupa juga dia menyebarkan agama Islam. Karena itu, dalam banyak prasasti dan catatan sejarah, Laksamana Cheng Ho dikabarkan sangat dekat dengan para raja dan sultan di Nusantara.
Atas jasanya tersebut nama Cheng Ho kini dipakai untuk nama masjid dengan corak Tionghoa yang sangat kental. Ada beberapa Masjid Cheng Ho yang berdiri di Indonesia dan semuanya selalu ramai didatangi jamaah untuk beribadah.
Kontributor: SYAWAL PANGGABEAN