Konten Media Partner

Polda Riau Selidiki Dugaan Keterlibatan Ayah Satriandi yang Polisi

23 Juli 2019 17:28 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SATRIANDI (kanan) saat diinterogasi Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Susanto, setelah berhasil ditangkap usai membunuh rekan sesama pemain narkoba, Jodi.
zoom-in-whitePerbesar
SATRIANDI (kanan) saat diinterogasi Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Susanto, setelah berhasil ditangkap usai membunuh rekan sesama pemain narkoba, Jodi.
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, PEKANBARU - Tewasnya Satriandi, pecatan polisi, Selasa pagi, 23 Juli 2019, meninggalkan tanda tanya besar.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, buronan nomor wahid Polda Riau itu tewas usai baku tembak dengan Resmob Polda Riau di rumah orangtuanya, Jalan Sepakat, Kelurahan Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan, Pekanbaru.
Ayah kandung pecatan polisi dengan pangkat terakhir Brigadir itu merupakan polisi aktif dan kini berdinas pada sebuah direktorat di Polda Riau.
Keanehan dan keganjilan itulah kemudian menimbulkan dugaan keterlibatan orangtua Satriandi, apakah ada niatan melindungi selama pembunuh sesama bandar Narkoba bernama Jodi, beberapa tahun silam di Pekanbaru.
Dugaan inilah diselidiki Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Riau. Satriandi dipecat dari satuannya di Polres Rokan Hilir pada 2012 silam setelah terlibat narkoba. Usai dipecat, tindak tanduk Satriandi bukannya kapok, malahan semakin menjadi-jadi.
SENJATA api laras panjang dan pendek ditemukan di rumah orangtua Satriandi, pecatan polisi kemudian jadi bandar narkoba dan pembunuh.
Bahkan, Satriandi membunuh seorang laki-laki bernama Jodi pada 2017. Motifnya masih terkait narkoba. Usai melakukan pembunuhan, otak diduga dibalik kaburnya ratusan tahanan Rutan Sialang Bungkuk ini kabur dan kembali berhasil ditangkap di Batipuah, Sumatera Barat.
ADVERTISEMENT
Direktur Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Riau, Kombes Pol Hadi Purwanto, membenarkan orangtua Satriandi merupakan anggota Polri. "Iya (anggota Polri)," katanya.
Selain itu, Kombes Hadi Purwanto juga membenarkan, Satriandi digrebek di rumah orangtuanya di Jalan Sepakat, Kelurahan Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan, Pekanbaru.
Namun, Hadi belum dapat memastikan keterlibatan orangtuanya apakah turut membantu selama pelarian anaknya.
"Belum bisa kita ungkap. Sementara ini kita dapat yang bersangkutan baru kita ungkap siapa dibalik bersangkutan," lanjutnya.
Akan tetapi, Hadi mengatakan, orangtua Satriandi sempat ingin membantu polisi untuk menangkap anaknya selama dua tahun pelariannya. "Orangtuanya katanya mau bantu kita untuk ungkap. Tapi sampai dapat belum ada informasi," tuturnya.
Usai tewasnya Satriandi dalam baku tembak Selasa pagi di rumah orangtuanya, ditemukan lima pucuk senjata api, granat dan 600 butir lebih peluru aktif.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Satriandi tewas bersama dengan ajudannya, Ahmad Royani dan seorang orang kepercayaannya Randi Novriyanto ditangkap hidup-hidup.