Teroris yang Tewas di Riau Ternyata Warga Jambi

Konten Media Partner
7 Februari 2020 18:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ILUSTRASI
zoom-in-whitePerbesar
ILUSTRASI
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, PELALAWAN - Kapala Desa (Kades) Kuala Tolam, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, Riau, Rupardi mengatakan, pelaku kriminal dengan membawa bom pipa (teroris) berinisial WF (29), bukan warganya.
ADVERTISEMENT
Bahkan, ia bersama warga sempat melihat detik-detik penangkapan di Dusun SP II, perbatasan antara Kelurahan Pelalawan dan Desa Kuala Tolam, oleh Densus 88 Mabes Polri.
WF merupakan warga Padang Lamo, Desa Teluk Pandan Rambahan, Kecamatan Tebo Ulu, Kabupaten Tebo Ulu, Jambi.
"Itu perlu kita tegaskan, pelaku kriminal bersenjata yang disebut bukan merupakan warga Kuala Tolam," kata Kades Kuala Tolam, Rupardi, Jumat, 7 Februari 2020.
Saat di lapangan, ponton ditumpangi pelaku biasa melewati aliran Sungai Kampar dari pelabuhan di Desa Petodaan dan Teluk Binjai.
"Kalau kita lihat dari merek dan jenis pontonnya, biasanya dari pelabuhan di Desa Petodaan dan Teluk Binjai," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang pelaku kriminal berkedok agama dari jaringan Jama'ah Ansharut Daulah Jambi, melemparkan bom pipa ke arah Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri dan Polda Riau, saat hendak ditangkap.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, pelaku warga Padang Lamo, Desa Teluk Pandan Rambahan, Kecamatan Tebo Ulu, Kabupaten Tebo Ulu, Jambi ini, terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas petugas dan akhirnya tewas di tempat.
Sedangkan, seorang anggota Polisi berpangkat AKP, mengalami luka-luka akibat lemparan bom pipa dibawa terduga pelaku kriminal tersebut.
Peristiwa tersebut terjadi Kamis sore, 6 Februari 2020, sekitar pukul 18.25 WIB, di Desa Kuala Tolam, Kecamatan Pelalawan, berbatasan dengan Dusun SP ll, Kelurahan Pelalawan, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, Riau.
Dari informasi dirangkum Selasar Riau, teroris berjenis kelamin laki-laki berinisial WF (29) alias Ibnu Thayyi.
Kabar beredar di warga sekitar lokasi kejadian, pelaku kriminal tersebut menumpang di kapal ponton mengangkut kayu.
ADVERTISEMENT
Kapal tersebut melintas di aliran Sungai Kampar, Desa Kuala Tolam, Kecamatan Pelalawan. Namun pergerakan WF ternyata sudah terpantau Tim Densus 88.
Saat dikonfirmasi, Kepala Desa (Kades) Kuala Tolam, Rupardi, membenarkan kejadian di wilayahnya tersebut.
Tim Densus 88 terdiri dari seratusan personil bersama kepolisian sudah mengepung kapal ponton ditumpangi WF saat di lapangan.
"Ada seratusan lebih polisi waktu itu di sini mengamankan. Saat kapalnya menyandar, mayat langsung dibawa pakai mobil," kata Kades Rupardi.
Diperkirakan eksekusi terjadi di tengah aliran Sungai Kampar. Setelah pelaku berhasil dilumpuhkan dan ditembak mati, jenazahnya dibawa ke tepi dan langsung diangkut tanpa bisa diabadikan masyarakat.
Setelah itu, ratusan polisi dari Polres Pelalawan langsung mengamankan lokasi hingga dalam kondisi steril dari warga setelah teroris tersebut meninggal.
ADVERTISEMENT
"Infonya memang terorisnya hanya menumpang bukan warga Pelalawan. Kalau kita lihat dari kapal pontonnya dari wilayah Desa Petodaan kalau tidak dari Desa Teluk Binjai lah asal muasal pontonnya. Tapi informasi pastinya masih tertutup. Nanti dikabari jika sudah ada fotonya," bebernya.
Hal senada disampaikan Kapolres Pelalawan, AKBP M Hasym Risahondua. Ia menyebutkan, petugas Densus sudah siaga membuntuti kapal ponton ditumpangi pelaku dan sesamapinya di tempat kejadian perkara (Tkp) langsung melakukan penyergapan.
Namun, waktu itu, ia menjelaskan saat pelaku akan ditangkap di atas kapal, pelaku menyerang petugas dengan melemparkan bom pipa.
"Saat akan ditangkap di atas kapal, pelaku menyerang petugas dengan melempar bom pipa,"terangnya, Jumat (7/2/2020).
"Terpaksa petugas menembak pelaku dan akhirnya meninggal dunia di lokasi," ungkap Kapolres Hasyim.
ADVERTISEMENT
Ia memastikan, jika pelaku bukanlah warga Pelalawan melainkan warga Jambi yang lari ke Pelalawan.
"Saat ini jenazah korban sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Kota Pekanbaru," pungkasnya.
Laporan: RIZKI APDALLI