Tiket Pesawat Masih Mahal, Pemudik Pilih Naik Bus Balik Kampung

Konten Media Partner
26 Mei 2019 19:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PESAWAT Batik Air.
zoom-in-whitePerbesar
PESAWAT Batik Air.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SELASAR RIAU, PEKANBARU - Belum turunnya harga tiket pesawat terbang ke harga sebelumnya ternyata berdampak sangat luar biasa.
ADVERTISEMENT
Selain mengurangi pendapatan bandara dan Angkasa Pura, juga berdampak terhadap pelaku jual beli tiket atau agen travel. Termasuk, penumpang merasakan hal serupa.
Pemilik Rasya Travel, Ranti Nilam Sari mengaku, sejak harga tiket pesawat, rata-rata ia hanya mampu menjual 5 tiket penerbangan. Kondisi semakin diperparah lagi jelang lebaran Idul Fitri ini, tak ada satupun tiket terjual.
“Jauh banget turunnya jumlah pembelian tiket pesawat. Sebelum puasa dan lebaran kemarin, sehari bisa lebih dari 5 orderan masuk. Eh, giliran jelang mudik begini, sehari satu orang aja udah syukur. Ya pas harganya turun, turunnya tetap aja masih mahal. Masih gak wajar,” kata Ranti menggerutu, Minggu, 26 Mei 2019.
Ranti menjelaskan, kebanyakan orang saat ini lebih banyak memilih naik bus dibandingkan naik pesawat.
ADVERTISEMENT
Hampir semua pelanggannya mengeluhkan harga tiket pesawat masih mahal. Terutama penerbangan dari Jakarta-Pekanbaru. Untuk satu kali penerbangan saja, kata Ranti, harga ditawarkan mulai dari Rp 1,3 juta.
“Biasanya tiket gak sampai sejuta. Ini sekarang sekali perjalanan aja udah sejuta lebih. Makanya lebih milih naik bus,” ujarnya.
Ia berharap harga tiket tetap normal, meskipun menjelang lebaran. Harga tiket mahal hanya membuat susah para perantau ingin bertemu keluarga di kampung halaman.
“Kasian yang merantau apalagi yang statusnya masih mahasiswa. Yang sudah bergaji aja ngeluh apalagi yang gak bergaji,” pungkasnya.
Sementara itu, General Manager Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Jaya Tahoma Sirait mengatakan, telah terjadi penurunan jumlah penumpang.
Jika dibandingkan dengan periode sama Januari-April tahun 2018 lalu, maka jumlah penumpang tahun ini mengalami penurunan lebih kurang 27 persen.
ADVERTISEMENT
Sementara, pembatalan penerbangan rata-rata sebanyak 34 penerbangan dalam satu hari. Penurunan juga terlihat pada pergerakan penumpang yang biasanya 11.633 pax perhari menjadi 8.502 pax per hari.
“Dampak dari kenaikan tiket pesawat ini juga menyebabkan pendapatan bandara turun dari target yang ditentukan,” tuturnya.
Sepinya bandara, tak lantas membuat maskapai mengalami penurunan transaksi. Bahkan, isu kenaikan tiket pesawat tak membuat peminat maskapai Garuda Indonesia menurun. Hal tersebut dibuktikan dengan tidak tersisanya tiket penerbangan Pekanbaru-Jakarta pada 9 Juni 2019.
General Manager Garuda Indonesia Branch Office Pekanbaru, Agung Anugrah mengatakan,sudah tercatat hampir 90 persen telah terisi penerbangan Pekanbaru-Jakarta pada puncak arus balik, 9 Juni 2019.
“Isian sudah 90 persen. Tersisa hanya kelas bisnis pada beberapa penerbangan,” tutur Agung.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, Agung menyatakan, tidak ada penambahan seat untuk memenuhi kebutuhan mudik 2019.