Tokoh Minang di Riau: Urang Awak Jangan Mudik ke Kampung Halaman saat COVID-19
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tak hanya meminta tidak mudik bagi para perantau, Dosen Universitas Islam Riau (UIR) ini juga meminta sebaliknya, jangan ada urang awak di ranah Minang, Sumatera Barat, meninggalkan kampung guna merantau ke Riau, Jambi, Jakarta maupun provinsi lainnya.
"Berada di kampung halaman lebih nyaman. Ini upaya kita bersamo-samo mencegah penularan COVID-19, baik di ranah minang, Sumatera Barat maupun di luar daerah sebagai kota tujuan," ungkap AZ Fachri Yasin, Senin (27/4/2020).
Fachri menjelaskan, Sumatera Barat sudah ditetapkan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk seluruh kabupaten dan kota.
Demikian juga di Riau, Pekanbaru juga sudah sepekan lebih memberlakukan PSBB. Selain itu, Kabupaten Kampar, Pelalawan, dan Kota Dumai, sudah masuk zona merah pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Polda Riau, juga sudah menutup pintu keluar menuju Sumatera Barat (Sumbar) bagi pemudik. Sebaliknya, di Sumbar, Polda provinsi tetangga juga lakukan hal serupa.
"Batalkan sajolah niat untuk mudik ke kampuang halaman. Posko perbatasan dijaga ketat aparat Kepolisian dan TNI. Daripada nanti di perbatasan disuruh kembali. Peraturan ini berlaku sejak 24 April hingga 31 Mei 2020," kata Fachri.
Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Riau menaungi 51 paguyuban dan ikatan keluarga ini menjelaskan, info penting lagi, Riau dan Sumatera Barat berada di rangking 9 dan 11 dari 34 provinsi sebagai daerah berisiko penularan tinggi COVID-19.
"Jan baliak ka kampuang (Jangan pulang kampung) dalam kondisi saat iko (sekarang). Menetap sajo (saja) di Riau dan sebaliknya, jan ka Riau (jangan ke Riau) dan kota tujuan selain di ranah Minang. Itu lebih aman dan nyaman bagi kito semuo (kita semua)," pinta Fachri.
ADVERTISEMENT
Selain tidak pulang kampung, Fachri berharap tetap memakai masker jika keluar rumah, jaga jarak, cuci tangan dengan air mengalir, di rumah saja untuk kerja, belajar dan ibadah.
"Semua upaya ini bukan saja dilakukan oleh urang awak Minang di Sumatera barat dan Riau, malahan oleh seluruh Warga Negara Indonesia," jelas kakek beberapa cucu asal Lawang, Agam ini.