Untuk Urusan Ekspor dari Riau, Jengkol dan Petai Kalahkan Sawit dan Karet

Konten Media Partner
24 Februari 2020 20:04 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Jengkol Foto: Shutterstock/Harys xu
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Jengkol Foto: Shutterstock/Harys xu
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, PEKANBARU - Tahukah Anda, ternyata bukan karet dan kelapa sawit komoditas ekspor unggulan di Riau. Melainkan dua tanaman selama ini dinanti-nanti di atas meja makan, jengkol dan petai.
ADVERTISEMENT
Gubernur Riau, Syamsuar, mengatakan Senin (24/2), jika dibandingkan sawit atau karet, jengkol dan petai justru lebih menjanjikan untuk berkebun.
"Kemarin Kepala Balai Karantina menyampaikan ke saya, ternyata jengkol dan petai itu diekspor dari Riau," tutur Gubernur Riau, Syamsuar.
Alasannya, tutur Gubernur Syamsuar, harganya jauh lebih mahal dan permintaannya cukup banyak. Sementara warga yang bekerja sebagai petani jengkol dan petai di Riau, masih sangat sedikit.
Ia berharap, para petani di Riau bisa perlahan-lahan meninggalkan sawit, beralih berkebun jengkol dan petai dengan nilai ekonomi jauh lebih tinggi.
"Tapi dugaan saya, jengkol dan petai yang diekspor dari Riau keluar negeri ini bukan dari sini (Riau) tapi Sumbar. Jadi pas saya tanyakan ke Kepala Balai Karantina, ternyata benar, jengkol dan petai diekspor dari Riau berasal dari Sumbar," kata Syamsuar.
ADVERTISEMENT
Masukan dari Kepala Balai Karantina tersebut, tutur Syamsuar, bertugas mengekspor berbagai komoditas dari Riau, sangat berarti.
Ilustrasi petai Foto: Shutter Stock
"Jadi tidak salah, kalau sekarang kita ubah mindset (Pola Pikir) masyarakat kita agar tidak selalu mengidolakan sawit," imbuhnya.
Selama ini, tuturnya, Pemerintah Provinsi Riau maupun daerah, hampir tidak menaruh perhatian terhadap jengkol dan petai.
Pemerintah tidak menganggap kedua komoditas ini ternyata punya nilai ekonomis sangat tinggi. Padahal di luar negeri petai dan jengkol juga banyak peminatnya.
"Saya pastikan langsung kepada Kepala Balai Karantina, ternyata benar kalau petai dan jengkol itu dari Sumbar. Kenapa kita tidak manfaatkan dengan baik. Buktinya petai-jengkol bisa diekspor, jangan sawit ke sawit terus," kritik Syamsuar.
Bank Indonesia sejak beberapa tahun belakangan sudah memberikan masukan ke Pemprov Riau untuk menggali potensi lain guna mendukung perbaikan perekonomian daerah.
ADVERTISEMENT
Sejak produksi minyak dan gas (Migas) turun, perekonomian daerah juga ikut terkoreksi.
"Sesuai masukan dari BI juga, kita harus memperhatikan produk tanaman pangan, tanaman hortikultura, termasuk juga tanaman-tanaman yang punya komoditas ekspor," katanya.