Wali Kota Pekanbaru Ngotot ke Mesir, Pengamat: Bukti Tak Sensitif soal Rakyat

Konten Media Partner
29 Maret 2022 20:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
WALI KOTA Pekanbaru, Firdaus.
zoom-in-whitePerbesar
WALI KOTA Pekanbaru, Firdaus.
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, PEKANBARU - Wali Kota Pekanbaru, Firdaus, bersikeras dan bersikukuh untuk tetap berangkat ke negeri Firau, Mesir, bersama dengan 6 anak buahnya di Pemerintah Kota (Pemko).
ADVERTISEMENT
Keberangkatan Firdaus ke Mesir direncanakan Jumat malam (1/4/2022), dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, dibayang-bayangi persoalan sampah berserakan serta pemotongan gaji Tenaga Harian Lepas (THL).
“Kita minta kepada Pemko Pekanbaru sesuainya janjinya untuk tidak memotong lagi gaji THL. Kasihan kita. Kalau mau motong, potonglah yang lain. Jangan THL," kata Ketua Komisi III DPRD Pekanbaru, Aidil Amri, Selasa (29/3/2022).
Politisi Demokrat ini menegaskan, DPRD sangat tidak setuju apabila Pemko Pekanbaru akan kembali memotong gaji para THL tahun ini.
"Dulu 2021 gaji THL dipotong 50 persen, kita kan waktu itu menolak. Ternyata itu tetap berlanjut. Tapi Pemko berjanji di 2022 ini tidak ada dipotong lagi gaji THL," ujarnya.
Aidil merasa sedih dengan adanya pemotongan gaji THL sebesar 50 Persen pada 2021 lalu. Menurutnya, Pemko Pekanbaru seharusnya mempertimbangkan sisi kemanusiaan para THL di Pemko Pekanbaru maupun Sekretariat DPRD. Mereka hanya menerima gaji terbilang kecil.
ADVERTISEMENT
"Inikan masalah periuk nasi. Udahlah gaji kecil. Dipotong lagi. Kan ini tidak manusiawi namanya. Jadi kita minta janganlah dipotong lagi," pungkasnya.
Pejabat Semakin tak Sensitif
Sementara itu, Dosen Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Riau, Tito Handoko, mengatakan ngototnya Firdaus sebagai Wali Kota Pekanbaru bersama 6 pejabat lainnya berangkat ke Mesir, bukti sensitifitas pejabat terhadap persoalan dihadapi masyarakat semakin mengkhawatirkan publik.
"Publik melihat dari sini, karena masalah ini penting. Rasanya di akhir masa jabatan malah makin kurang sensitif," kata ungkap Doktor Ilmu Politik itu.
Tito mengatakan, masih banyak ditemukan masalah dihadapi warga Pekanbaru, namun tak kunjung diselesaikan oleh Firdaus sejak menjabat 10 tahun terakhir.
"Malah menggunakan APBD untuk ke Mesir. Banyak masalah sebenarnya perlu ditangani segera agar diselesaikan," katanya menyanyangkan.
ADVERTISEMENT
Menurut Tito, masalah mendasar seperti infrastruktur saja masih semerawut di Pekanbaru.
"Belum lagi sampah, banjir juga tidak selesai. Apalagi soal kelangkaan minyak yang belum selesai," ujar Tito.
Kurangnya sensitifitas pejabat publik ini dengan berbagai alasan kegiatan, bagi Tito, sangat merisaukan warga Pekanbaru.
"Kenapa pejabat publik kurang responsif, tidak turun di tengah masyarakat mencarikan solusi. Malah semakin menoreh luka ke Mesir menggunakan APBD," pungkasnya.
Laporan: TIM SELASAR RIAU