Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Saya Seorang Ojol dan Temanku Kerja di Perusahaan
4 Juli 2024 11:39 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Selestinus Baene tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pekerjaan setiap orang tidak selalu sama. Ada yang kerja di kantor, petani, pengusaha dan sebagainya. Itu semua, tergantung pada keahlian, minat dan bakat setiap orang.
ADVERTISEMENT
Minggu lalu, saya antar orderan di salah satu mall yang ada di kota Medan. Kebetulan, saya kerja sebagai tukang ojek online di kota itu.
Menjadi seorang ojol, saya telah menghadapi banyak ocehan teman-temanku setiap kali saya pulang kerja. Sebagian orang menganggap pekerjaan saya sebagai ojol adalah pekerjaan yang rendah.
Namun, saya tahu bahwa pekerjaan saya sebagai ojol sangat penting dan memberikan banyak manfaat bagi saya.
Kebetulan waktu saya antar orderan kemarin, selesai dari situ, saya ketemu dengan temanku saat saya jemput orderan kedua.
Dia klakson, mbi, mbi, mbi. Motor pun saya hentikan dipinggir jalan. Lalu, temanku itu menghampiri saya sambil tersenyum.
Dalam hati saya berkata “teman lamaku ini, ternyata dia masih ingat saya”. Kami pun saling sapa dan salaman karena sudah lama gak jumpa.
ADVERTISEMENT
Setelah salaman, kami saling menanyakan kabar. Sontak pun dia berkata sambil tersenyum, “Sudah jadi ojol sekarang ya bro”.
“Ia bro, di Medan ini, susah dapat pekerjaan”. Ujarku dan merasa ada kurang beres nih.
“Masa, Iya bro. Saya saja sudah kerja di kantor di salah satu perusahaan. Ya, lumayanlah”. Jawabannya, mulai terlihat sombong.
“Syukurlah bro, kamu beruntung dapat pekerjaan yang cukup bagus. Beda dengan saya yang bekerja sebagai tukang ojol”. Jawabku, sambil berkata dalam hati, sombong amat, si kawan ini.
Lanjut cerita, saya pun bertanya. “Gajimu di perusahaan tempatmu bekerja berapa bro?”
Dia pun menjawab sambil tertawa, “lumayan bro, 2,9 JT”.
Saya mulai tidak merasa minder, karena gaji seperti bisa juga saya dapat saat ngojek. Bahkan kadang lebih kalau lagi rame orderan.
ADVERTISEMENT
Dia pun bertanya balik, “Bro, kalau ngojek biasanya kamu kumpulkan duit dalam sebulan berapa?”
“Tergantung bro, karena saya dapat uang setiap hari, beda dengan gajimu yang cair sekali sebulan”. Terkadang sih, saya dapat Rp 100.000,00 per hari. Kadang juga saya dapat Rp 150.000 hingga 200.000,00 kalau orang ramai. Jadi, bisa-bisa nyampe 3.000.000,00 -3.500.000,00 bersih saya dapat setiap bulan. Jawabku.
“Owh, Iya ya”. Lumayan juga ya bro. Ujarnya dan langsung terdiam sejenak.
Dia terlihat mulai serius cerita nih, dan wajahnya yang terlihat sombong tadi langsung menciut.
Sedikit saya menoleh ke samping, kebetulan ada cewek cantik lewat. Namanya saja cewek cantik, saya lirik lah. wkwk.
Eh, tau-taunya, temanku tadi pura-pura nelpon. Tak lama kemudian, dia bilang “Bro, saya pergi duluan ya, soalnya saya di telpon oleh Bos”.
ADVERTISEMENT
Saya pun jawab, “Iya bro, hati-hati di jalan. Semangat kerja”. Jawabku sambil menyemangatinya.
Itulah sekilas cerita saya sebagai tukang ojol dan temanku yang kerja di perusahaan. Walaupun ia terlihat jengkel, saya tetap anggap dia sebagai temanku. Walaupun dia sedikit merendahkan pekerjaan saya sebagai tukang ojol.
Merendahkan teman adalah sesuatu yang dapat merusak hubungan persahabatan dan itu adalah sesuatu yang harus diatasi dengan cara yang sehat.
Ketika kita menghadapi hal semacam itu, penting untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut dan membangun kembali hubungan yang sehat.
Oleh karenanya, pesan penulis adalah apapun pekerjaan temanmu dan orang lain sekalipun, jangan pernah dipandang sebelah mata dan jangan pernah merendahkannya. Proses setiap orang tidak ada sama.
ADVERTISEMENT
Namun, satu hal yang pasti, tidak selamanya pekerjaan buruk selalu menjadi buruk. Tetapi itu sebenarnya awal dimana ia memulainya.