Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Cara Unik Coca-Cola hingga Uber Tanggapi Pencabutan Larangan Mengemudi Perempuan di Saudi
7 November 2017 13:52 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
Tulisan dari Selfy Momongan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Belum lama ini, Saudi Arabia mengumumkan penghapusan larangan perempuan untuk mengemudi. Berbagai respons pun bermunculan atas pernyataan tersebut mengingat Saudi Arabia merupakan negara yang sangat mengatur mahram.
ADVERTISEMENT
Banyak aktivis perempuan yang selama ini berjuang menyuarakan mimpi mereka untuk dapat setara dengan laki-laki, termasuk mendapat izin untuk duduk di belakang setir mobil. Salah satu aktivis Sahar Nassif bahkan pernah nekat merekam aksinya mengemudi di sekitar Jeddah. Perbuatannya tersebut kemudian diganjar kurungan penjara.
Kini, bayang kelam tersebut tampaknya telah mulai mendapatkan titik terang. Diberitakan Al Arabiya, peraturan kerajaan ditandatangani pada Selasa (26/9) dan akan berlaku pada Syawal 1439 Hijriah atau bulan Juni 2018. “Peraturan Kerajaan akan memberlakukan kebijakan lalu lintas, dan penerbitan surat izin mengemudi laki-laki dan perempuan tanpa pembedaan," tulis Pemerintah Arab Saudi lewat keterangan tertulisnya di Saudi Press Agency.
Meski baru berlaku tahun depan, beberapa respons positif langsung menyebar luas khususnya di dunia maya. Uniknya, respons-respons tersebut justru berasal dari berbagai perusahaan Barat yang mendukung kesetaraan gender di Saudi.
ADVERTISEMENT
Salah satunya yang baru saja rilis adalah iklan milik Coca-cola. Perusahaan minuman berkarbonasi asal Amerika ini merilis iklan dalam format video berdurasi 1 menit 6 detik pada 2 November lalu. Mengusung tagar #ChangeHasATaste, iklan ini menampilkan seorang ayah yang sedang mengajari anak perempuannya untuk mengemudi.
Dikutip dari arabianbussines.com, iklan ini dimaksudkan untuk turut merayakan keputusan Raja Saudi Arabia untuk menghapus larangan perempuan mengemudi. Hingga hari ini, iklan tersebut telah ditonton lebih dari 65ribu kali.
Sebelum Coca-cola, beberapa perusahaan lain juga telah menunjukkan dukungan mereka atas penghapusan larangan tersebut, seperti Volkswagen, Nissan, Chevrolet, Cadillac, dan Ford. Berbeda dengan Coca-cola, perusahaan yang bergerak dibidang otomotif tersebut menampilkan dukungan mereka dalam bentuk visual.
ADVERTISEMENT
Tak ayal, tidak hanya bagi perempuan Saudi, penghapusan larangan mengemudi tentu disambut baik oleh perusahaan otomotif. Mereka nampaknya melihat potensi besar setelah penghapusan larangan tersebut. Dikutip dari Quartz, jika keputusan tersebut benar dijalankan, akan ada 90 juta pengemudi baru yang memperbesar target pasar penjualan mobil.
Bahkan dalam satu kesempatan, akun resmi Ford Middle East di Twitter juga sempat membalas cuitan Sahar Nassif yang berencana memiliki mobil impiannya, Mustang. Ford menanggapi dengan cuitan yang tak kalah mengejutkan, menawarkan Mustang gratis untuk Sahar Nassif.
Meski demikian, di tengah gegap gempita kegembiraan perempuan Saudi, perusahaan Uber diprediksi akan kehilangan banyak pelanggan setianya. Uber, dikutip Quartz, memiliki 80% pelanggan perempuan di Saudi. Perempuan Saudi yang biasanya mengandalkan aplikasi angkutan online kini berpotensi untuk mengemudi sendiri.
Namun, tampaknya Uber tak mau kalah. Belum lama ini dikutip dari arabianbussines.com, Uber berencana meluncurkan “female partner support centre” sebagai ajakan bagi perempuan Saudi untuk bergabung dengan perusahaan tersebut.
ADVERTISEMENT
Mereka melihat kesempatan ketika perempuan Saudi bisa membeli mobil sendiri dan duduk di belakang kemudi, maka Uber akan berpotensi memiliki pengemudi perempuan. Namun jauh sebelum itu tercapai, “female partner support centre” ini juga akan menyediakan kursus mengemudi bagi perempuan.
Sayangnya, tak ada gading yang tak retak. Dikutip dari BBC, perubahan besar pada kebijakan jangka panjang tersebut dapat menimbulkan ancaman bagi kira-kira 800.000 atau lebih sopir asing yang dipekerjakan di negara tersebut untuk menjadi sopir bagi perempuan Saudi.