news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

ODP Hari Kedua, Wartawan Baru Kumparan Dalami Teknik Wawancara

Selfy Momongan
A happy Journalist
Konten dari Pengguna
3 November 2017 1:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Selfy Momongan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jakarta - Hari kedua Officer Development Program (ODP) yang diikuti oleh 80 wartawan baru Kumparan berlangsung lancar dan seru. Sejak pagi pukul 09.00WIB, para wartawan telah berkumpul di kantor Kumparan untuk mendapatkan sejumlah materi. Pada hari kedua ini materi yang diberikan lebih fokus pada cara peliputan salah satunya adalah tentang teknik wawancara. Materi tersebut disampaikan oleh Kepala Peliputan Ikhwanul Khabibi.
ADVERTISEMENT
Dalam sesi tersebut Khabibi menjelaskan dua jenis wawancara. Pertama wawancara khusus yaitu wartawan dapat membuat janji dengan narsumber, dengan alokasi waktu yang lebih panjang dan suasana santai. Keuntungan dari wawancara jenis ini, wartawan punya waktu untuk menyusun detail pertanyaan. Sayangnya, hal tersebut tidak bisa dilakukan setiap hari.
“Yang kedua adalah wawancara doorstop. Caranya kalian mencegat narsum. Tapi ini persiapannya minim,” kata Khabibi. Untuk itu menurut Khabibi, setiap wartawan harus paham mengenai persiapan wawancara. Hal pertama yang harus dipersiapkan adalah memahami materi wawancara. Dengan penguasaan materi, wartawan bisa tahu isu yang harus dicari. “Sehingga ketika ketemu narsum, kalian tidak kosong,” ujar Khabibi.
Untuk mengetahui materi, wartawan memerlukan riset terlebih dahulu untuk memastikan perkembangan suatu isu. Menurut Khabibi riset ini menjadi hal yang wajib apalagi untuk isu-isu terkait dengan banyak data. Misalnya soal undang-undang atau fakta-fakta sejarah. Riset ini bisa dilakukan dengan banyak membaca berita terkait yang sudah tayang terlebih dulu. “Perbanyak baca Kumparan. Jangan sampai tidak up date berita di Kumparan,” katanya.
ADVERTISEMENT
Selain riset mengenai isu, Khabibi juga menekankan pentingnya riset tentang narasumber. “Yang namanya narsum itu beda-beda. Ada yang banyak ngomong ada yang sedikit ngomong. Sangat perlu background narsum seperti pendidikan, kebiasaan, atau hobi sehingga kalian punya celah. Jangan beri kesempatan narsum untuk ngeles.”
Setelah memahami isu dan narasumber, tugas wartawan berikutnya adalah menyusun pertanyaan. Ketika penugasan, koordinator liputan akan memberikan satu atau dua pertanyaan yang dapat dijadikan sebagai background isu. Selanjutnya, wartawan bertugas mengembangkan pertanyaan tersebut agar dapat menggali isu lebih dalam.
“Jangan pernah ragu mencecar narasumber. Tapi bukan berarti untuk berdebat. Tugas wartawan adalah bertanya dan menggali,” kata Khabibi. Menurutnya tingkat keuletan wartawan dalam mengejar dan mencecar narsum adalah poin tambahan. Namun Khabibi juga mengingatkan agar wartawan tidak terbawa isu yang dimainkan narasumber. “Kalian harus punya dasar isu sendiri. Harus sangat hati-hati dan jeli karena terkadang narasumber punya isu sendiri yang ingin di blow up media,” katanya.
ADVERTISEMENT
Pada akhir sesi, Khabibi menjelaskan bahwa sebagai wartawan Kumparan wajib memiliki pembeda. “Ducks fly together, eagle fly alone. Kalian harus bekerja lebih keras, meriset lebih dalam. Punya titik standar sendiri untuk jadi pembeda dengan wartawan yang lain. Keuntungannya adalah kalian lebih dihargai.”
ODP ini dijadwalkan berlangsung selama 13 hari yang dibagi dalam dua hari pelatihan di kantor dan 10 hari praktek langsung di lapangan (minggu libur). Selama ODP, para wartawan dibagi dalam 14 kelompok yang masing-masing didampingi oleh mentor. Mulai besok (4/11) setiap kelompok akan ditugaskan di lapangan dengan penempatan desk yang berbeda setiap harinya. Setiap kelompok juga diberi penugasan untuk menulis liputan khusus yang dikumpulkan pada akhir ODP. Kelompok dengan lipsus terbaik akan mendapatkan hadiah.
ADVERTISEMENT