Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Serunya Kumparan 'Berpesta' Jilid 2
30 September 2017 16:20 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari Selfy Momongan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Salah satu platform kolaboratif, Kumparan.com hari ini menggelar hajat besar. Dengan mengusung tema 1001 lowongan, platform yang baru lahir Januari 2017 ini membuka lowongan massal untuk calon jurnalis masa depan.
ADVERTISEMENT
"Total ada 24.745 pelamar yang masuk dalam sebulan ini. Kalian adalah 1000 pelamar yang terpilih. Dari 1000 ini akan dipilih 100 jurnalis, saya ucapkan selamat datang bagi nanti yang berhasil bekerja di kumparan," ujar Koordinator Liputan Kumparan Ikhwanul Khabibi Sabtu (30/9) pada saat pembukaan seleksi 1001 lamaran jilid 2 di Hall P7 Kuningan City Mall, Jakarta Selatan.
Pada seleksi sesi kedua yang dimulai pukul 12.30 ini, ratusan pelamar akan melalui tiga tahapan tes. Mulai dari tes tertulis, Forum Grup Disscusion, hingga role play sebagai seorang wartawan. Tahap role play ini, panitia menyuguhkan talkshow bertajuk Young Inovatif dengan menghadirkan tiga narasumber Sarita Sutedja (Warunk Upnormal), Muhammad Alfatih Timur (kitabisa.com) dan Adry Boim (Juni Records).
ADVERTISEMENT
Dalam sesi talkshow tersebut ketiga narasumber berbagi kisah inovatif mereka dalam menggawangi bisnis masing-masing. "Investasi nggak melulu soal uang, ya. Menurut saya yang paling penting inovasi adalah sumber daya manusia," ujar Boim. Menurut Boim cara belajar dengan menyerap ilmu dari berbagai hal merupakan cara yang paling baik untuk berinovasi. Hal senada juga diungkapkan oleh Muhammad Alfatih Timur. Founder kitabisa.com ini juga mengaku berinovasi dengan melihat hal yang dikerjakan orang lain.
"Bukan berarti meniru sama persis, tapi mengadopsi dan berinovasi dari hal tersebut," Ujar Alfatih. Sedikit berbeda, Sarita Sutedja mengungkapkan bahwa inovasi tidak melulu mengenai launching produk. Secara internal, Sarita juga menekankan perlunya inovasi. "Misal pekerja di dapur membutuhkan 10 step untuk menyajikan makanan. Nah bagaimana caranya kita bisa memangkas itu jadi 3 step. Inovasi yang tidak terlihat oleh konsumen," ujar Sarita.
ADVERTISEMENT
Sesi talkshow ini kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab dari para peserta 1001 lamaran dan diakhiri dengan sesi foto bersama. Bagi pelamar, tes masih berlangsung dengan menulis story hasil liputan dan mengunggahnya di akun Kumparan.