Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.5
21 Ramadhan 1446 HJumat, 21 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Akibat Menjadi Korban KDRT, Tonya Thomas Bunuh Empat Anaknya
11 Oktober 2020 11:09 WIB
Tulisan dari Selidik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pada tanggal 15 Mei 2012, seorang ibu di Florida, AS mengamuk, dan membunuh keempat anaknya pagi-pagi sebelum menembak dirinya sendiri. Pembunuhan tersebut terjadi sekitar pukul 04.30 di Port St. John, Florida. Kepolisian Florida mengkonfirmasi bahwa pembunuh dari keempat anak tersebut adalah Tonya Thomas (33).
ADVERTISEMENT
Sedangkan korban diidentifikasi sebagai Joel Johnson (12), Jazzlyn Johnson (13), Jaxs Johnson (15), Pebbles Johnson (17), dan Thomas sendiri yang memutuskan bunuh diri. Terdapat 19 luka tembak ditemukan pada para korban, termasuk luka yang ditimbulkan sendiri yang ditemukan di tubuh Thomas,. Seorang anak ditembak tujuh kali sedangkan anak bungsu ditembak lima kali dari jarak lebih dari dua kaki. Pistol ditembakkan ke dada setidaknya dua anak.
Sementara itu, seorang penyelidik dari Departemen Anak dan Keluarga berbicara dengan Thomas dan anak-anak beberapa minggu sebelum pembantaian keluarga dan mengatakan tidak ada tanda-tanda bahwa anak-anak tersebut dalam kesulitan. Setiap anak berkata bahwa mereka merasa aman di rumah mereka.
Tetapi ratusan dokumen yang dirilis oleh polisi pada hari Jumat merinci sejarah keluarga dan mengungkapkan bahwa Thomas adalah seorang wanita yang terperangkap dalam siklus kekerasan dalam rumah tangga dan juga dilecehkan atau diabaikan saat masih anak-anak.
Pada tahun 2000, anak-anak menyaksikan ayah mereka , Joe Johnson meneriaki Thomas karena tidak membuat makan malam, kemudian meninju dan menendangnya, mendorongnya ke dinding. Anak-anak itu dikeluarkan dari rumah orang tua mereka selama sebulan tetapi dikembalikan meskipun ada keberatan dari Departemen Anak dan Keluarga.
ADVERTISEMENT
Dokumen-dokumen tersebut juga mengatakan bahwa Thomas tidak melecehkan anak-anak secara verbal atau mental. Penyelidik berbicara dengan tetangga dan pejabat sekolah dan mengawasi anak-anak di rumah dan mengatakan mereka "tampak terikat dengan orang tua mereka.
Tidak jelas seberapa banyak kontak keluarga itu dengan Joe Johnson pada minggu-minggu sebelum penembakan. Dia tidak tinggal di rumah dan seorang penyelidik menulis Thomas "tidak memiliki hubungan dengan pasangan yang mendukung kemampuannya untuk melindungi dan mengasuh anak-anaknya,"
Sebelum pembantaian dilakukan hingga menewaskan empat anaknya dan Thomas sendiri, ia sempat menyampaikan pesan teks kepada kerabat. Seorang teman Thomas memberi tahu penyidik bahwa dia telah terbangun dengan pesan teks yang dikirim oleh wanita itu sekitar pukul 3 pagi untuk mengatakan bahwa dia ingin dikremasi bersama dengan anak-anaknya. Dia tidak melihat pesan itu sampai dia bangun pagi ini, beberapa jam setelah pembunuhan.
ADVERTISEMENT
Teks itu merupakan indikasi bahwa pembunuhan telah direncanakan sebelumnya. Menurut polisi, bagian paling sulit dari penyelidikan ini adalah mendapatkan motif pembunuhan. Tidak ada catatan kematian maupun informasi yang mendukung kecuali kabar pesan teks.
Dari hasil laporan polisi, seorang tetangga mendengar suara tembakan. Beberapa menit kemudian, dua anak tiba di depan pintunya. Salah satu anak laki-laki itu, menurut polisi, itu adalah Joel, berlumuran darah dan memberi tahu tetangga bahwa ibunya telah menembak mereka. Anak tertua, Pebbles, terlihat berjalan kembali ke rumah keluarga.
Ibu anak-anak itu keluar dan membujuk anak-anak itu kembali ke rumah. Thomas terlihat sangat tenang saat memanggil anaknya untuk pulang. Para tetangga mengatakan bahwa mereka memanggil anak-anak, memohon agar mereka tidak kembali ke rumah. Itu terakhir kali mereka melihat anak-anak. Para tetangga segera menelpon polisi yang mendengar suara tembakan pada saat kedatangan.
"Kami membuat perimeter, menemukan gadis tertua terbaring di halaman dan membawanya ke ambulans," kata ujar salah satu perwakilan kepolisian Florida. Dalam laporan polisi, Pebbles tewas di ambulans dan tim SWAT dipanggil untuk penyelidikan lebih lanjut. Polisi mengatakan mereka mendengar tembakan senjata lain. Petugas menemukan tiga anak lainnya dan Thomas semuanya tewas di belakang rumah. Sedangkan sang ayah saat itu tidak di rumah dan tinggal di Titusville, Florida. Ia tidak tinggal bersama sejak beberapa bulan.
ADVERTISEMENT
Sumber: http://murderpedia.org/female.T/t/thomas-tonya.htm