Konten dari Pengguna

Albert Fish, 'The Gray Man' Penghisap dan Pemakan Daging Manusia

Selidik
"Hanya ada satu kebenaran yang pasti," Conan Edogawa
27 Mei 2020 20:02 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Selidik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: wikimedia commons
zoom-in-whitePerbesar
Foto: wikimedia commons
ADVERTISEMENT
Kisah pembunuhan sadis memang sering kali mengejutkan publik dan tak heran membuat bulu kuduk kita merinding. Bagaimana jadinya jika sang pembunuh sadis itu suka menghisap dan memakan daging korbannya layaknya seorang drakula? Hal ini benar-benar terjadi di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Seorang pria bernama Albert Fish yang terobsesi dengan hubungan seksual sadis masokis tega menghabisi para korbannya dan menghisap darah mereka bahkan memakan dagingnya juga. Ia juga dijuluki dengan sebutan "The Gray Man".
Albert Fish lahir pada 19 Mei 1870 di Washington DC, AS. Ia merupakan anak bungsu dari 3 orang bersaudara. Albert tumbuh dalam keluarga yang hampir semua anggotanya memiliki riwayat penyakit kejiwaan.
Sang ibu memiliki penyakit kejiwaan yang membuatnya sering berhalusinasi, sementara dua orang kakaknya pernah masuk rumah sakit karena gangguan mental. Setelah ayahnya meninggal, sang ibu memasukkan Albert kedalam sebuah panti asuhan. Akibatny ia menjadi sering mengalami kekerasan dan penyiksaan. Anehnya, hal itu malah membuat Albert menjadi menyukai dan menikmati penyiksaan.
Foto: Murderpedia
Pada tahun 1880, setelah sang ibu mendapat pekerjaan yang layak, Albert kembali dibawa tinggal bersamanya. Selama masa remaja, albert tumbuh menjadi seorang penyuka sesama jenis.
ADVERTISEMENT
Ia suka sekali melihat laki-laki telanjang. Ditambah lagi ia juga suka mengikuti beberapa klub aneh seperti klub pencinta seks sadis masokis dan juga klub peminum urine dan pemakan kotoran manusia.
Hal ini membuat sang ibu khawatir dan menikahkan paksa anaknya tersebut dengan seorang perempuan bernama Anne Marry dan memiliki 6 orang anak.
Pembunuhan Berantai yang Sadis
Menikah dengan perempuan dan memiliki 6 orang anak sepertinya tidak membuat hasrat Albert terpenuhi. Dirinya mulai melakukan pembunuhan sadis. Kebanyakan korbannya adalah laki-laki bahkan anak-anak.
Korban pertamanya adalah seorang remaja bernama Thomas Wedden yang berusia 19 tahun. Albert membawa Thomas ke sebuah gudang tua dan memaksanya melakukan hubungan seksual sadis masokis di sana. Albert juga memotong alat kelamin Thomas menjadi dua bagian. Lalu ia menyiramkan cairan asam ke tubuh Thomas dan meninggalkan jasadnya begitu saja.
Foto: Dok. Corbis
Pada tahun 1917, Albert ditinggal sang istri yang memutuskan untuk menikah dengan laki-laki lain. Albert yang ditinggal bersama keenam anaknya menjadi lebih gila. Ia kerap melakukan hal-hal aneh seperti membungkus dirinya dengan karpet, menusukan jarum ke selangkangan dan perutnya, bahkan Albert juga kerap meminta anak-anaknya untuk memukuli bokongnya. Ia juga sering menyajikan daging mentah sebagai hidangan makan malam.
ADVERTISEMENT
Albert yang semakin lepas kendali akhirnya mulai membunuh beberapa anak kecil yang kebanyakan berasal dari ras kulit gelap. Menurutnya tidak akan ada yang sedih jika mereka menghilang. Ia juga mulai membayar orang untuk menangkap anak-anak untuk disiksa dan dimutilasi.
Menurut Albert, bisikan dari Tuhan lah yang memerintahkannya untuk menyiksa dan membunuh anak kecil lebih banyak lagi. Salah seorang korbannya, Francis Mcdonnel, yang merupakan anak berusia 8 tahun ditemukan dalam keadaan tergantung di sebuah hutan dekat rumahnya. Alat kelamin dan kaki anak itu ditemukan dalam keadaan yang sudah sobek dan hancur.
Foto: Murderpedia
Pembunuhan paling sadis yang pernah dilakukan Albert adalah pembunuhan seorang anak laki-laki berusia 4 tahun bernama Billy Gafney. Albert membawa Billy ke sebuah rumah kosong di daerah Riker Ave. Kemudian melepas semua bajunya, mengikat tangan dan kakinya, lalu menyumpal mulutnya dengan selembar lap kotor.
ADVERTISEMENT
Lalu ia mencambuki Billy dari belakang dengan menggunakan ikat pinggang hingga darah segar mengalir dari anak itu. Albert juga memotong telinga, hidung, dan menyayat wajah Billy dari kuping kanan hingga ke kuping kirinya. Ia juga mencungkil bola matanya, dan yang lebih sadis lagi adalah Albert juga menghisapi darah yang keluar dari tubuh Billy.
Setelah tewas, Albert kemudian memotong-motong tubuh Billy dan memasukkannya ke dalam karung berisikan batu-batuan lalu membuangnya di sebuah kolam berlumpur di kawasan North Beach. Ia juga membawa beberapa potongan tubuh Billy untuk dimasaknya dirumah.
Penangkapan dan Persidangan
Setelah berhasil ditangkap dan menjalani persidangan, Albert akhirnya didakwa dengan beberapa dugaan kasus pembunuhan. Beberapa ahli menyatakan bahwa Albert mengalami kelainan fetish seksual. Seperti dirinya yang menyukai penyiksaan, mutilasi, bahkan pembunuhan untuk memuaskan hasrat seksualnya. Tetapi Albert juga dinyatakan waras dan tidak mengalami gangguan jiwa. Hal itu merupakan sebuah penyimpangan fetish seksual yang memang bisa saja dialami oleh orang yang waras.
Foto: Murderpedia
Salah seorang anak Albert juga memberi keterangan yang mengejutkan bahwa ternyata ayahnya tersebut sering kali mengajarkan dan meminta anak-anaknya untuk melakukan perbuatan seks sadis masokis. Setelah persidangan yang memakan waktu hingga 10 hari, Albert akhirnya dinyatakan waras dan bersalah. Ia dijatuhkan hukuman mati dengan kursi listrik yang dilaksanakan pada 16 Januari 1936.
ADVERTISEMENT
Sumber :
https://murderpedia.org/male.F/f/fish-albert.htm