news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

'Beautiful Murder', Pedofil yang Terbunuh Sesuai dengan Kejahatanya

Selidik
"Hanya ada satu kebenaran yang pasti," Conan Edogawa
Konten dari Pengguna
22 November 2020 13:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Selidik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kekerasan seksual, foto: dok. Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kekerasan seksual, foto: dok. Pixabay
ADVERTISEMENT
Seorang narapidana yang mengalami kelainan seksual ditemukan tewas akibat ditikam oleh rekannya sendiri. Sebab kematian korban pun diketahui lantaran dirinya memiliki sindrom pedofil, sehingga membuat rekanya geram dan menikamnya tanpa ampun.
ADVERTISEMENT
Identitas korban bernama Richard Huckle (33), di mana ia dipenjara akibat tindak asusilanya. Bahkan Huckle sempat disebut sebagai “manusia terburuk” di Inggris karena telah melecehkan hampir 200 anak. Paul yang mengetahui hal tersebut pun emosi dan menyimpan rasa benci terhadap korban.
Untuk melancarkan aksinya, Paul kemudian mempersiapkan skema pembunuhannya secara sembunyi-sembunyi. Memiliki kesempatan besar karena berada dalam satu sel, ia lalu merencanakan membawa pisau dan penda tumpul lainnya yang ia curi dari dapur umum penjara HMP Full Sutton.
Ilustrasi suasana penjara, foto: dok. Pixabay
Peristiwa yang terjadi pada Oktober 2019 itu, membuat masyarakat menyikapinya sebagai “beautiful murder” karena si pelaku pedofil terbunuh sesuai dengan apa yang ia lakukan terhadap anak-anak. Kasus tersebut kemudian mencuat kembali lantaran pengadilan Hull Crown, Inggris, baru membuka kembali kasus “beautiful murder” di tahun ini.
ADVERTISEMENT
Melansir Malaymail, di dalam persidangan jaksa Alistair Neil Macdonald menjelaskan bahwa Paul melampiaskan kemarahannya dengan memasukan benda-benda tajam di anus korban, mencekik, dan memasukan pena ke hidung korban sebagai bentuk hukuman atas kejahatan yang dilakukannya.
Ilustrasi penganiayaan, foto: dok. Pixabay
Kejahatan Huckle dimulai ketika ia menjadi seorang fotografer freelance. Ia juga diketahui kerap menargetkan anak-anak di panti asuhan sebagai sasaran empuk untuk dijadikan pelampiasan seksualnya.
Lebih parahnya lagi semua tindak asusila yang pernah dilakukannya ia dokumentasikan, dan dipublikasikan secara online untuk dijadikan referensi bagi penggila pedofil lainnya.
Walau demikian Paul tetap bersalah dan akan mendapat hukuman tambahan akibat ulahnya tersebut. Menurut jaksa Macdonald, dengan membunuh Huckle menunjukkan bahwa Paul memiliki sifat psikopat dan mengalami gangguan identitas jender.
ADVERTISEMENT
Sumber: https://www.malaymail.com/news/malaysia/2020/11/21/report-convicted-paedophile-richard-huckle-got-a-taste-of-own-sexual-assaul/1924736