Konten dari Pengguna

Bertha Gifford, Bunuh 15 Orang Masyarakat Desa di Tempatnya TInggal

Selidik
"Hanya ada satu kebenaran yang pasti," Conan Edogawa
26 September 2020 17:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Selidik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: dok. hellhorror.com
zoom-in-whitePerbesar
Foto: dok. hellhorror.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bertha Alice Williams Graham Gifford (30 Oktober 1871 - 20 Agustus 1951) adalah seorang ibu petani di pedesaan Catawissa, Missouri pada awal tahun 1900-an yang dituduh membunuh tiga anggota masyarakat setempat dan diduga menyebabkan 15 kematian tambahan. Beberapa menganggapnya sebagai pembunuh berantai wanita ketiga Amerika, di belakang Lydia Sherman dan Jane Toppan .
ADVERTISEMENT
Bertha lahir di Morse Mill, Missouri. Ia memiliki ayah bernama Willian Poindexter Williams dan ibu bernama Matilda Nee Lee. Ia memiliki 9 saudara kandung. Pada usia muda, Bertha menikah dengan Henry Graham dan menghasilkan seorang putri. kemudian setelah kematian Graham, Bertha menikah dengan Eugene Gifford dan mereka memiliki satu anak bernama James.
Foto: dok. murderpedia.org
Bertha Graham menikah dengan Gene Gifford dan mereka meninggalkan Jefferson County, pindah ke Catawissa di mana mereka bertani. Anehnya, meskipun Gene berhasil memelihara sapi, babi, dan jagung, keluarga Giffords tidak pernah membeli tempat untuk mereka sendiri. Bertha tidak ingin menetap secara permanen; dia suka pindah dari satu pertanian ke pertanian lain.
Di pedesaan, Bertha terkenal akan keterampilannya dalam kegiatan rumah tangga seperti memasak dan merawat tetangga serta kerabat yang sakit. Pada tahun 1928, Gifford - yang dikenal di komunitasnya karena keterampilan memasaknya dan merawat tetangga serta kerabat yang sakit - ditangkap di Eureka, Missouri dan didakwa atas pembunuhan tiga orang.
Foto: dok. murderpedia.org
Meskipun jumlahnya berbeda-beda, sebagian besar sejarawan dan anggota keluarga setuju bahwa Gifford sebenarnya membunuh setidaknya 17 orang selama 21 tahun. Sebagian besar korbannya adalah anak-anak.
ADVERTISEMENT
Bertha merawat anak-anak yang sakit dengan memberikan obat-obatan. Akan tetapi dari obat-obatan yang diberikan, terdapat zat arsenik dengan dosis yang cukup besar. Tanpa ada kecurigaan, Bertha memimpin pemakaman korban, bahkan sampai membayar biaya pemulasaran jenazah korban-korbannya. Alasan pemilihan korban anak-anak karena mereka jarang mempertanyakan obat apa yang diberikan untuknya dan langsung menelannya.
Foto:dok. murderpedia.org
Selain itu, Bertha juga memiliki kemampuan untuk mempengaruhi keluarga korban agar percaya terhadapnya. Oleh karena itu, keluarga korban percaya anak-anaknya ditangani oleh orang yang kompeten. Saat menginap di rumah Bertha, malam itu menjadi hari terakhir dari korban-korbannya.
Awal terbongkarnya kasus dimulai saat Dr. James Stewart, Komisaris Kesehatan Negara Bagian mencatat bahwa Bertha telah menjadi pelanggan tetap racun tikus arsenik yang menghasilkan gejala kematian mirip gastritis. Pembelian arsenik juga terjadi tepat sehari sebelum pembunuhan terjadi. Metode pembunuhan ini bahkan juga membunuh mertuanya, Emilie Gifford dan kakak iparnya, James Gifford.
ADVERTISEMENT
Bertha ditangkap oleh Polisi Negara Bagian Missouri setelah beberapa mayat diotopsi dan terbukti mengandung arsenik dalam dosis besar. Akan tetapi, Bertha berhasil lolos dari hukuman mati akibat alasan kegilaan. Ia dirawat di Rumah Sakit Missouri sampai kematiannya pada 20 Agustus 1951.
Sumber: https://murderpedia.org/female.G/g/gifford-bertha.htm