Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Cerita Richard 'The Vampire Killer' Chase, Melakukan Kanibalisme dan Minum Darah
26 Oktober 2020 19:04 WIB
Tulisan dari Selidik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Richard Trenton Chase adalah nama yang tidak asing bagi dunia kriminalitas AS. Ia lebih dikenal dengan julukan 'The Vampir Killer of Sacramento', merujuk pada perilaku minum darah dan aksi kriminal yang ia lakukan di Sacramento, California. Selain itu, Chase juga melakukan kanibalisme kepada seluruh korban. Total korban yang dibunuh Chase berjumlah enam orang.
ADVERTISEMENT
Ia lahir pada 23 Mei 1960 di Sacramento, California. Chase telah tumbuh di kota itu hingga masa kriminalnya dimulai. Semenjak kecil, ia telah menunjukkan gejala-gejala seorang psikopat. Antara lain suka membakar, mengompol, menyiksa hewan, dan tidak memiliki pengalaman emosional. Saat memasuki usia dewasa, kehidupan Chase semakin tidak terkontrol. Ia menjadi pecandu alkohol dan menggunakan beberapa jenis narkoba seperti ganja maupun asam lisergat dietilamida (LSD). Selain itu, Chase sering keluar masuk rumah sakit jiwa. Ia menderita hipokondria dari penyalahgunaan obat dan alkohol.
Saat berusia 21 tahun, ia tinggal sendirian di sebuah apartemen. Ia ditinggalkan oleh teman sekamarnya yang kesal karena perilakunya. Chase sering kali menyimpan bangkai hewan di apartemen, lalu memakannya mentah atau dicampur. Ia pernah dirawat di rumah sakit setelah mencampurkan darahnya dengan darah kelinci yang baru saja ia bunuh. Setahun kemudian, Chase ditemukan di sebuah ladang dekat Danau Tahoe, Nevada. Dia telanjang dan berlumuran darah sapi. Insiden itu dilaporkan tetapi tidak ada yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Hanya beberapa bulan kemudian, Chase menembak dan membunuh Ambrose Griffin (51). Pembunuhan tersebut menjadi kisah awal aksi pembunuhan berantai yang ia lakukan. Pembunuhan dilakukan saat saat Griffin yang merupakan teknisi sedang berjalan di pedestrian. Ia ditembak saat Chase sedang berkendara lambat di tepi jalan.
ADVERTISEMENT
Korban berikutnya yaitu Terry Wallin (22), seorang wanita yang sedang hamil. Dia ditemukan oleh suaminya di rumah, saat suaminya baru saja pulang bekerja. Wallin ditemukan dalam kondisi kehabisan darah dan isi perutnya sebagian hilang. Suami Wallin juga menemukan sebuah cangkir yang berisi sisa darah. Cangkir tersebut diprediksi digunakan oleh tersangka. Saat polisi memulai penyelidikan, terdapat sebuah rumah yang telah dirampok, di mana terdapat sebuah mayat anjing yang telah kehabisan darah.
Sejak saat itu, FBI mengembangkan profil tersangka berdasarkan barang bukti. Akan tetapi saat fokus melakukan penyelidikan, FBI dihadapkan lagi pada kematian beberapa orang. Evelyn Miroth (36) tewas bersama putranya bernama Jason (6).Sedangkan keponakan Evelyn bernama Michael Ferreira (2) hilang dari rumah.
ADVERTISEMENT
Petunjuk penting untuk polisi datang dari seorang wanita berusia 20-an yang menyebutkan bahwa dia bertemu dengan seorang pria yang pernah satu sekolah menengah dengannya. Pria tersebut mendekati mobilnya dan memandangnya dengan tajam sebelum akhirnya meninggalkannya. Perempuan tersebut mendeskripsikan wajah pria dengan mata cekung, sangat kurus, dan ada noda darah di bajunya. Polisi menyimpulkan bahwa Richard Chase adalah pelaku setelah melakukan pendalaman bukti dan deskripsi saksi. Setelah mengintai selama beberapa jam, polisi akhirnya menangkap Chase. Dia ditahan dengan paksa dan senjata yang ditemukan digunakan sebagai bukti yang dikaitkan dengan semua pembunuhan. Pihak berwenang juga menemukan pisau daging berukuran 12 inci, sepatu boot karet, kalung hewan, tiga blender berisi darah, dan beberapa piring di dalam lemari es yang berisi bagian tubuh. Sebuah kalender bahkan ditemukan di apartemennya yang berisi kata "hari ini" yang ditandai pada tanggal pembunuhan Wallin dan Miroth. Bayi yang telah dimumikan, dipenggal, kemudian ditemukan di dalam kotak di luar tanah kosong.
Pengadilan untuk Chase dimulai pada 1979. Chase mengaku tidak bersalah dengan alasan kegilaan. Namun setelah mendengarkan rekomendasi dari dokter, Chase bisa dihukum karena dianggap waras secara hukum. Selain itu, aksi pembunuhannya dilakukan secara sadar. Selama persidangan, hakim memperbolehkan Chase untuk melakukan pengobatan untuk masalah-masalah kejiwaannya. Akan tetapi, obat-obat yang diberikan oleh dokter disalahgunakan. Ia ditemukan tewas di sel nya pada Desember 1979.
ADVERTISEMENT
Sumber: https://www.crimemuseum.org/crime-library/serial-killers/richard-trenton-chase/