Konten dari Pengguna

David Brom, Remaja 16 Tahun yang Membelah Kepala Ibunya dengan Kapak

Selidik
"Hanya ada satu kebenaran yang pasti," Conan Edogawa
28 Mei 2020 20:25 WIB
comment
17
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Selidik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Dok. Krocnews
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Dok. Krocnews
ADVERTISEMENT
Kisah pembunuhan sadis memang sering membuat bulu kuduk kita berdiri. Belum lagi jika cara yang digunakan si pembunuh sangat keji dan gila. Bagaimana jadinya jika seorang remaja berusia 16 tahun tega menjadi pembunuh dan menghabisi nyawa seluruh anggota keluarganya sendiri? Hal inilah yang terjadi pada remaja asal Amerika Serikat bernama David Brom.
ADVERTISEMENT
David Francis Brom, Lahir pada 3 oktober 1971 di Minnesota, AS. Ia lahir dalam keluarga katolik yang taat dan sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan. Sementara David tumbuh menjadi seorang remaja yang suka mendengarkan musik-musik nyentrik yang ditentang oleh orang tuanya karena dianggap melecehkan nilai-nilai agama.
Pembunuhan Sadis Satu Keluarga
Kejadian naas itu terjadi pada 20 Februari 1988. David yang saat itu masih berusia 16 tahun adalah seorang remaja yang menyukai musik nyentrik seperti salah satu band di sekolahnya yang selalu menyanyikan lagu dengan lirik-lirik yang menghina agama seperti adanya lirik "Christian Is So Stupid, Communism Is Good!" pada salah satu lagunya. Sang ayah yang mengetahui bahwa anaknya suka mendengar musik seperti itu menjadi sangat marah dan memicu pertikaian dalam keluarga mereka.
Foto: Dok. mycrimelibrary
David yang merasa tidak tahan dengan omelan sang ayah akhirnya mengambil sebuah kapak dan menancapkannya ke punggung ayahnya. Ibu David yang juga terlibat dalam pertengakaran tersebut ikut menjadi korban, entah apa yang merasuki pikiran remaja berusia 16 tahun itu hingga dirinya dengan tega membelah kepala ibunya dengan kapak yang sebelumnya juga ia gunakan untuk membunuh ayahnya. Sementara itu kedua saudaranya ia sekap di dalam gudang sebelum akhirnya dipukuli dengan sebuah pipa besi hingga tewas.
ADVERTISEMENT
Usai melakukan pembunuhan sadis pada semua anggota keluarganya itu, keesokan harinya David pergi ke sekolahnya dengan sangat santai tanpa perasaan takut atau bersalah. Bahkan ia dengan bangga menceritakan pada teman sebangkunya bahwa dirinya telah membunuh seluruh anggota keluarganya. Rumor tentang pembunuhan yang dilakukan David akhirnya menyebar di sekolah, sampai suatu hari para guru memutuskan untuk melaporkannya ke pihak berwajib.
Penangkapan dan Hukuman
Pihak kepolisian akhirnya berhasil menangkap remaja berusia 16 tahun tersebut. Mereka juga menemukan jasad dari ayah,ibu, dan dua orang kakak David dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Saat ditangkap, David mengakui perbuatan kejinya tersebut. Ia mengaku tega membunuh keluarganya karena pertengkaran hebat yang dipicu oleh sang ayah yang melarangnya untuk mendengarkan kaset musik yang baru saja dibelinya. Seperti yang diketahui bahwa keluarganya adalah keluarga katolik yang taat dan sangat menentang selera musik anaknya tersebut.
Foto: Dok. Krocknews
Setelah menjalani persidangan, David akhirnya dijatuhkan hukuman penjara seumur hidup meski usianya yang masih 16 tahun. Beberapa kuasa hukumnya sempat mencoba meminta keringanan hukuman karena David yang dianggap mengalami gangguan jiwa, namun hal itu tidak dikabulkan pengadilan dan membuatnya harus tetap menjalani hukuman penjara seumur hidup di Minnesota Correctional Facility Stillwater.
ADVERTISEMENT
Sumber :
https://murderpedia.org/male.B/b/brom-david-francis.htm