Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.0
Konten dari Pengguna
Erin Michelle, Wanita yang Bantai Keluarganya Sendiri dalam 1 Malam
24 November 2020 16:50 WIB
Tulisan dari Selidik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tragedi Caffey ialah tragedi yang paling tragis dalam catatan kriminal. Ini dikarenakan dalam semalam satu keluarga terbantai habis, terkecuali sang ayah dan putrinya. Peristiwa itu terjadi pada 1 Maret 2018, di mana berdasar laporan kepolisian bahwa dalang dari pembantaian tersebut tak lain adalah putrinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Keluarga Caffey pada awalnya merupakan keluarga baik-baik yang taat dalam menjalankan rutinitas keagamaannya. Namun semua itu berubah ketika putrinya Erin mulai berkencan dengan Charlie Wilkinson yang berusia 19 tahun.
Mengetahui hal itu, baik Penny (37) istri Caffey dan Caffey sendiri pun sepakat tak merestui hubungan tersebut lantaran Charlie memiliki latar belakang pergaulan buruk dan lingkungan yang penuh dengan tindak kekerasan seksual, hingga kerap diduga menggunakan obat terlarang.
"Awalnya, saya ragu tentang pemuda itu," kata Caffey, dikutip Murderpedia.
Menurut Caffey, sejak awal bertemu dengan Charlie ia sudah melihat gerak-gerik mencurigakan dari hubungan mereka. Ia melihat ada unsur bujuk rayu negatif yang dapat mempengaruhi putrinya. Hal inilah kemudian yang menjadikan alasan mengapa Erin tak mendapat restu orangtuanya.
Singkat cerita, akhirnya hubungan mereka berakhir dengan sendirinya dan melalui masa-masa hidup damai seperti biasa. Keluarga Caffey ialah keluarga yang gemar bermusik. Ini ditunjukkan dengan masing-masing anggota keluarga mampu memainkan alat musik. Tyler (8) ahli dalam memainkan gitar, Matthew (13) jago bermain harmonika, sedangkan istrinya Penny ahli dengan pianonya. Terkecuali Erin, ia adalah salah satu anggota keluarga yang tak bisa bermain musik, namun memiliki suara merdu.
ADVERTISEMENT
Sejak Erin dekat dengan Charlie, seketika minat Erin untuk bernyanyi pun berubah. Terhitung setelah lima bulan mereka putus, kejadian naas itu pun muncul. Peristiwa itu dimulai ketika semua tertidur lelap, kecuali Caffey dan Erin. Tepat jam 2 malam, Caffey mendengar suara mobil asing berhenti di depan rumahnya. Setelah itu ia kemudian mendengar Erin keluar rumah dan menemui pengendara asing tersebut.
Berdasar laporan kepolisian setempat, mobil tersebut dikendarai oleh Charlie dan Charles Allen Waid (20), beserta pacar Waid Bobbi Gale Johnson (18). Erin yang pada saat itu belum tertidur seketika berlari ke arah mobil tersebut. Kemudian mereka secara bersamaan—seakan saling bertukar—Charlie dan Waid mulai berjalan memasuki rumah.
"Mereka masuk ke kamar kami dan melepaskan tembakan, menembak saya beberapa kali," kata Caffey.
ADVERTISEMENT
Ternyata firasat buruk yang sejak awal muncul dipertemuan awal Caffey dan Charlie terbukti benar. Charlie dan Waid memasuki rumah hanya untuk membunuh, dengan menembak secara berutal dan menggorok dari samurai yang dibawa.
“Setelah mereka menembak Penny, mereka menembak saya tiga kali lagi di punggung dan satu kali di bagian belakang kaki,” lanjut Caffey.
Caffey pun teringat dengan anaknya yakni Matthew dan Tyler. Namun untuk membantu mereka Caffey hanya bisa merangkak kesakitan dan pingsan akibat luka tembak yang diterimanya. Naas apa yang dikhawatirkan Caffey pun benar, Charlie dan Waid pun menyerang Matthew dan Tyler dengan cara yang sama. Yakni Matthew tewas akibat tertembak, sedangkan Tyler mati akibat tertusuk samurai saat ia sedang bersembunyi di balik lemari.
Pada saat proses penyelidikan, Erin sempat tidak termasuk dalam daftar tersangka. Namun pada penyelidikan lanjutan, Erin justru membeberkan bahwa dibalik peristiwa pembantaian sekaligus pembakaran rumah itu. Erin telah sepakat kepada Charlie dan Waid, dengan melakukan pembunuhan ia nantinya akan dijanjikan $2000 dolar untuknya.
ADVERTISEMENT
Begitupun dengan Charlie, Waid, dan Johnson, keterangan mereka merujuk bahwa Erin adalah dalang tewasnya tiga anggota keluarganya. Alhasil pada saat Erin menjenguk ayahnya, ia lalu ditangkap dan mendapat dakwaan pembunuhan berencana, dengan maksimal hukuman mati dan minimal penjara seumur hidup.
Sumber: https://murderpedia.org/female.C/c/caffey-erin.htm