Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
John Douglas, Agen FBI yang Terkenal Sebagai Pemburu Pembunuh Berantai
19 November 2020 12:18 WIB
Tulisan dari Selidik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
John Douglas nama termasyhur di bidang profiling pembunuh berantai dari AS. Selama masa dinasnya, ia memiliki rekam jejak yang luar biasa dalam membongkar identitas tersangka dan motif pembunuhan.
ADVERTISEMENT
Kehebatan Douglas bahkan telah diabadikan oleh Netflix dalam sebuah acara dokumenter berjudul Mindhunter. Acara tersebut menjelaskan bagaimana ia membantu penyelidikan pembunuhan dengan masuk ke dalam kepala beberapa pembunuh berantai terburuk di dunia.
Selama bekerja di bidang Unit Ilmu Perilaku (BSU) FBI, Douglas mewawancarai orang orang seperti Ted Bundy, Jeffrey Dahmer, dan Pembunuh BTK. Dia membantu melacak beberapa predator terburuk Amerika sementara pada saat yang sama mencoba memahami apa yang membuat mereka tergerak.
Namun, beberapa orang masih mempertanyakan apakah tekniknya benar-benar "berhasil". Yakni, bisakah Anda benar-benar berburu pikiran - terutama pikiran seorang pembunuh berantai?
Douglas awalnya adalah seorang pegawai militer, tetapi pindah dan bergabung dengan FBI pada tahun 1970, ketika usianya 25 tahun. Selama tahun-tahun awalnya sebagai agen, ia memfokuskan diri dalam negosiasi sandera sambil membantu menyelesaikan kejahatan kekerasan. Pada tahun 1976, Douglas dipindahkan ke BSU yang berbasis di Quantico, Virginia di Akademi FBI.
ADVERTISEMENT
Di sini, dia mengajarkan keterampilan psikologi kriminal kepada agen baru. Dalam pengalamannya, ia sangat tertarik untuk memahami langsung perasaan si pembunuh berantai dengan menemuinya dan berbincang santai sembari mempelajari kondisi dan pola psikologis.
Douglas adalah orang sangat percaya bahwa penggunaan profil kriminal dapat mengungkap dan menangkap pelaku kekerasan. Bersama rekannya, Robert Ressler, ia melakukan perjalanan ke seluruh negara bagian di AS untuk mewawancarai mereka yang dipenjara karena kejahatan yang tidak pernah dibuktikan.
Dengan dibimbing oleh seorang psikolog bernama Dr. Ann Burgess, mereka menguraikan pertanyaan teratas untuk ditanyakan kepada pembunuh. Tujuannya adalah untuk mendapatkan wawasan tentang pola pikirnya. Pertanyaan difokuskan pada motif dan persiapan pembunuhan, bersama dengan rincian kejahatan dan bagaimana para penjahat membuang barang bukti. Pada 1979, Douglas dan Ressler telah mewawancarai 36 terpidana pembunuh, termasuk Edmund Kemper , John Wayne Gacy , dan Charles Manson.
ADVERTISEMENT
Douglas sendiri dalam beberapa kesempatan pernah mengeluh akan pekerjaannya. Ia merasa kegiatan ini sangat membebaninya, terutama terkait kesehatan emosionalnya. Ia juga sering berbohon seakan-akan berempati terhadap tersangka. Sebenarnya, hal tersebut dilakukan agar tersangka nyaman menceritakan tindak kriminalnya. Pada tahun 1985, laporan penelitian Douglas dan Ressler menjadi pusat data Violent Criminal Apprehension Program (ViCAP), sub organisasi yang didirikan oleh FBI pada tahun 1985 untuk memelihara data investigas kasus kriminal besar di AS.
Salah satu kasus yang menentukan karir Douglas adalah kasus pembunuhan anak di Atlanta pada tahun 1979 hingga 1981. Kasus tersebut menceritakan terjadinya pembunuhan berantai yang sangat cepat di Atlanta, target korban adalah pria muda kulit hitam. Ketika Douglas tiba pada tahun 1981, kota itu telah mencapai titik krisis. Penyelidik Atlanta yakin bahwa pembunuhnya berkulit putih dan mungkin anggota kelompok supremasi kulit putih seperti KKK. Douglas membantahnya. Dia mengira pelaku berkulit hitam karena anak laki-laki tersebut menghilang dari komunitas yang didominasi kulit hitam, di mana seorang pria kulit putih yang terlihat dengan anak kulit hitam akan menarik perhatian. Ketika media melaporkan bahwa bukti fiber telah ditemukan pada beberapa korban, Douglas tahu pelaku kemungkinan besar akan mulai membuang mayat ke dalam air untuk menghilangkan barang bukti.
ADVERTISEMENT
Prediksi Douglas ternyata benar, para penyelidik mendengar percikan keras di Sungai Chattahoochee pada 22 Mei 1981. Dari hasil penyelidikan, polisi menangkap tersangkat bernama Wayne William, yang ternyata adalah orang kulit hitam. Pada 27 Februari 1982, Williams dihukum karena membunuh dua pemuda, Nathaniel Cater (umur 27) dan Jimmy Ray Payne (umur 21). Polisi Atlanta akhirnya mengaitkan 23 pembunuhan dengan Williams. Namun, Douglas yakin jumlahnya sebenarnya lebih rendah, mungkin mendekati 12.
Pada tahun 1982, Douglas juga membuat profil Green River Killer, yang kemudian diidentifikasi sebagai Gary Ridgway. Ridgway meneror wilayah Seattle, membunuh pekerja seks dan remaja yang melarikan diri. Melalui pendalam profil, Douglas berhasil menyimpulkan tersangka pada tahun 1984. Akan tetapi, polisi baru bisa menangkap Ridway pada tahun 2001. Pada saat itu, Douglas sudah pensiun dari FBI.
Tetapi meskipun dia secara resmi meninggalkan organisasi pada tahun 1996, pekerjaan profilnya masih jauh dari selesai. Pada tahun 2007, ia diminta bantuan untuk membuat profiling kriminal terhadap pelaku pembunuhan berantai Damien Echols, Jessie Misskelley Jr., dan Jason Baldwin. Akibat hasil analisisnya, mereka bertiga dibebaskan pada tahun 2011 setelah tidak terbukti melakukan pembunuhan berantai.
ADVERTISEMENT
Sejak pensiun dari FBI pada tahun 1996, Douglas tetap menjadi tokoh terkemuka di lapangan. Dia terus berbicara di acara dan seminar, dan telah ikut menulis banyak buku, termasuk Mindhunter dan The Killer Across The Table . Douglas masih secara independen berkonsultasi pada kasus-kasus besar, termasuk pembunuhan pemenang kontes kecantikan anak JonBenet Ramsey yang belum terpecahkan pada tahun 1996.
Sumber: https://allthatsinteresting.com/john-douglas