Kimberly Saenz, Perawat yang Menyuntikkan Pemutih ke dalam Pembuluh Darah Pasien

Selidik
"Hanya ada satu kebenaran yang pasti," Conan Edogawa
Konten dari Pengguna
19 Agustus 2020 12:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Selidik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: dok. murderpedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Foto: dok. murderpedia.org
ADVERTISEMENT
Kimberly Clark Saenz adalah mantan perawat berlisensi sekaligus terpidana pembunuh berantai. Ia diadili dan dihukum karena membunuh beberapa pasien di pusat dialisis di Texas. Pembunuhan dilakukan dengan cara menyuntikan pemutih ke jalur dialisis mereka.
ADVERTISEMENT
Saenz lahir di Fall River Massachusetts pada tanggal 3 November 1973. Pada tahun 2007, ia pergi ke Lufkin, Texas, dimana ia bekerja sebagai perawat di klinik dialisis DaVita. Sebelumnya, ia pernah dipecat setidaknya empat kali dari pekerjaan perawatan kesehatan. Salah satu pemecatan terjadi setelah atasannya di menangkap Saenz saat mencuri Demerol dan melakukan kecurangan saat tes urine.
Foto: dok. murderpedia.org
Ia juga menderita ketergantungan obat dan sering mencuri obat dari apoteker. Ia juga ditangkap karena mabuk di depan umum dan pelanggaran kriminal setelah melakukan kekerasan fisik kepada suaminya ke tanggal 2007.
Pada musim semi 2008, klinik Lufkin DaVita melihat lonjakan yang tidak biasa pada pasien yang jatuh sakit parah selama perawatan mereka. Paramedis dipanggil ke klinik 30 kali pada bulan April - dua kali lipat jumlah panggilan pada tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Beberapa hari berselang, jumlah pasien kritis terus berlanjut tanpa alasan kuat dan membuat paramedis ketakutan. Kasus terparah ialah tewasnya dua pasien, Thelma Matcalf dan dan Clara Strange akibat serangan jantung pada tanggal 1 April. Oleh karena itu secara diam diam, pejabat rumah sakit diam diam menulis surat kepada inspektur kesehatan negara bagian untuk melakukan pengecekan.
Foto: dok. murderpedia.org
Pada tanggal 28 April 2008; dengan inspektur di lokasi, dua pasien lagi, Marva Rhone dan Carolyn Risinger, menderita penurunan tekanan darah yang parah. Pasien Linda Hall dan Lurlene Hamilton kemudian bersaksi bahwa mereka melihat Saenz menarik larutan pemutih ke dalam dua jarum suntik, lalu menyuntikkan zat tersebut ke jalur dialisis Rhone dan Risinger.
Koordinator RS, Ami Clinton menanyakan langsung ke Saenz tentang apa yang telah ia lakukan. Ami mengakui bahwa ia menggunakan jarum suntik untuk membersihkan mesin dialisis , akan tetapi hal tersebut bertentangan dengan kebijakan RS. Saat diperiksa, ember yang digunakan Saenz, serta jarum suntiknya, terbukti positif mengandung pemutih. Polisi dipanggil, dan klinik ditutup selama dua minggu. Setelah beberapa jarum suntik lain yang digunakan oleh Saenz dinyatakan positif pemutih, dia dipecat pada hari berikutnya.
Foto: dok. lubbockonline.com
Beberapa waktu berselang, pembelaan Saenz tidak bisa diterima dan ia ditangkap atas tuduhan lima pembunuhan besar-besaran dan lima tuduhan penyerangan dengan senjata mematikan. Menurut salah satu rekan kerja Saenz, Candace Lackey, Saenz telah menyatakan ketidaksukaannya pada sejumlah pasien, yang semuanya meninggal atau diberi kode.
ADVERTISEMENT
Salah melakukan bukti forensik beberapa dokter dan ahli kimia membuktikan bahwa aliran pemutih yang masuk ke darah akan menyebabkan sel darah merah mereka meledak, yang selanjutnya berdampak pada zat besinya. Dikenal dengan nama hemolisis, aktivitas tersebut membuat korban tewas akibat serangan jantung dan mati.
Pada tanggal 21 Maret, juri Angelina County menghukum Saenz karena membunuh lima pasien dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup selama 5 kali tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat. Lima korban pembunuhan adalah Clara Strange, Thelma Metcalf, Garlin Kelley, Cora Bryant dan Opal Few.
Sumber: http://murderpedia.org/female.S/s/saenz-kimberly.htm