Kisah Elizabeth Bathory, Bangsawan Kejam yang Suka Mandi Darah Gadis Muda

Selidik
"Hanya ada satu kebenaran yang pasti," Conan Edogawa
Konten dari Pengguna
7 Mei 2020 16:12 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Selidik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Elizabeth Bathory. Foto: wikimedia commons
zoom-in-whitePerbesar
Elizabeth Bathory. Foto: wikimedia commons
ADVERTISEMENT
Elizabeth Bathory adalah salah seorang bangsawan Eropa yang melegenda dan banyak diperbincangkan, bahkan sampai sekarang. Tapi sayang, yang membuat namanya melegenda bukanlah karena kebaikan, melainkan karena aksi dan perbuatan sadisnya yang sangat kejam.
ADVERTISEMENT
Elizabeth adalah putri dari pasangan bangsawan yang sangat kaya raya. Orang tuanya, Georges dan Anna ,adalah kaum bangsawan paling kaya di Hungaria pada masanya. Sementara para keluarga besarnya juga merupakan orang-orang yang terpandang. Elizabeth memiliki seorang sepupu perdana menteri di Hungaria. Sementara pamannya, Stepehen adalah Raja Polandia.
Meski berasal dari keluarga bangsawan, namun para keluarga Bathory rupanya punya sisi gelap yaitu mereka dipercaya sebagai penganut Paganisme dan Satanis.

Gemar Berselingkuh

Di usianya yang ke-15, Elizabeth menikah dengan seorang bangsawan yang usianya 10 tahun lebih tua darinya bernama Count Ferenc Nádasdy. Tetapi karena derajat keluarga sang suami yang lebih rendah darinya, Elizabeth memutuskan untuk tetap menggunakan Bathory sebagai nama belakangnya.
Foto: wikimedia commons
Walau sudah menikah, sang suami ternyata lebih sering menghabiskan waktunya di medan pertempuran sehingga membuat Elizabeth menjadi sering kesepian. Hal itulah yang membuatnya sering berhubungan dengan pria lain saat sang suami tak ada. Yang lebih parahnya lagi ia tidak hanya selingkuh dengan pria lain, tetapi juga dengan bibinya sendiri.
ADVERTISEMENT

Gemar Menyiksa

Selain gemar berselingkuh, Elizabeth ternyata mempunyai fantasi sendiri demi memuaskan hasrat seksualnya. Ia gemar menyiksa para pelayan dan budaknya demi memuaskan hasrat anehnya tersebut. Ia kabarnya sering menyiksa para pelayannya dengan cara diikat, digantung, dan dicambuki.
Setelah suaminya wafat, kekejaman Elizabeth semakin menjadi-jadi. Ketika usianya mencapai 40 tahun ia merasa bahwa kecantikannya perlahan telah memudar, hal itulah yang menyebabkannya menginginkan hal lain.
Foto: Dok. Boombastis
Sehabis menyiksa salah seorang pelayannya yang merupakan wanita muda, Elizabeth kemudian memotong urat nadinya dan membiarkan darah mengalir keluar kedalam bak mandi. Ia lalu mandi berendam ke dalam bak mandi yang sudah berisikan darah dari pelayannya tersebut. Dari situlah, ia menjadi ketagihan untuk membunuh gadis-gadis muda dan mandi dengan darahnya. Tujuannya hanya satu, agar dirinya awet muda.
ADVERTISEMENT

Akhir Kekejaman Elizabeth

Setelah kehabisan stok pelayan muda, Elizabeth mulai mencari gadis-gadis desa untuk bisa mendapatkan darah mereka.Tapi hal itu sepertinya masih belum cukup, Ia juga menculik para gadis-gadis bangsawan kelas rendah untuk mendapatkan darahnya. Hilangnya para putri bangsawan rupanya menyita perhatian para keluarga kerjaan.
Foto: wikimedia commons
Pada 30 Desember 1610, pasukan tentara dibawah pimpinan György Thurzó menyerbu istana Elizabeth. Saat menggeledah istana Elizabeth, banyak mayat yang ditemukan dengan kondisi yang mengenaskan seperti terikat dengan nadi yang sudah putus. Diperkirakan aksi kekejaman Elizabeth itu sudah memakan hampir 650 korban gadis muda.
Selama proses pengadilan, Elizabeth tidak pernah hadir. Hanya para pelayan utusannya yang hadir dalam persidangan dan menggantikannya untuk menjalankan hukuman mati. Sementara Elizabeth sendiri diisolasi didalam kamarnya sampai akhirnya pada tahun 1614 ia meninggal di usianya yang ke 54 tahun.
ADVERTISEMENT
Sumber:
https://allthatsinteresting.com/elizabeth-bathory-true-story