Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Kisah Ishikawa Miyuki, Kepala Rumah Sakit Bersalin yang Bunuh Ratusan Bayi
28 April 2020 19:59 WIB
Tulisan dari Selidik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kisah tentang pembunuhan berantai sering kita lihat di film-film atau drama series, tetapi apa jadinya jika kisah pembunuhan berantai dan keji benar-benar terjadi di kehidupan nyata?
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah seperti kejadian yang pernah terjadi di Jepang pada sekitar tahun 1945. Seorang Wanita bernama Ishikawa Miyuki adalah seorang bidan sekaligus kepala rumah sakit bersalin di Jepang. Demi mendapat keuntungan banyak, ia dan suaminya tega menjadikan pembunuhan bayi sebagai bisnis. Pada saat itu bisnis tersebut dapat menguntungkan bagi orang-orang yang mengalami kesulitan ekonomi.
Latar Belakang Ishikawa Miyuki
Ishikawa Miyuki lahir di Kunitomi, Jepang pada tahun 1897. Ia merupakan wanita cerdas lulusan Universitas Tokyo yang merupakan salah satu universitas terbaik di Jepang. Meskipun sudah bertahun-tahun menikah, ia dan suaminya tidak kunjung dikarunia seorang anak.
Miyuki bekerja sebagai kepala bagian di salah satu rumah sakit bersalin dan juga membuka praktik bidan. Karena di tahun 40-an belum ada yang namanya lisensi, sangat mudah bagi sembarang orang untuk membuka praktik kebidanan.
Praktik Pembunuhan Bayi
ADVERTISEMENT
Keadaan ekonomi Jepang yang sangat sulit di tahun 1945 membuat banyak pasangan tidak bisa merawat dan mencukupi kebutuhan anak-anaknya. Jangankan untuk membesarkan anak, untuk makan sehari-hari saja sudah sangat susah.
Miyuki yang saat itu bekerja sebagai kepala rumah sakit, mendapatkan banyak pasangan dari kalangan tidak mampu melahirkan anaknya di rumah sakit bersalin tempat ia bekerja. Dengan teganya, Miyuki memilih untuk menelantarkan bayi-bayi dari pasangan tidak mampu tersebut. Tindakannya itu menyebabkan kurang lebih 100 bayi meninggal.
Miyuki berpikir bahwa kematian adalah hal terbaik untuk bayi-bayi tersebut daripada tumbuh besar di keluarga yang miskin. Tindakan sadis Miyuki ini pun membuat banyak perawat dan staf rumah sakit memilih keluar karena merasa malu dan geram.
Miyuki dan Suaminya pun memanfaatkan situasi ekonomi Jepang yang bobrok untuk membuat sebuah bisnis, yaitu praktik membunuh bayi dan anak-anak dari keluarga yang tidak mampu. Miyuki dan Suaminya meyakinkan para orang tua bahwa uang yang dikeluarkan untuk membunuh bayi mereka lebih murah daripada uang yang akan mereka keluarkan untuk menghidupi bayi tersebut sampai tumbuh besar.
ADVERTISEMENT
Penangkapan Ishikawa Miyuki
Pada tanggal 12 Januari 1948, Kepolisian di daerah Waseda berhasil menemukan jasad 5 bayi ditempat praktik Miyuki dan suaminya. Hasil pemeriksaan diketahui bahwa kelima bayi tersebut meninggal secara tidak wajar.
Setelah melakukan investigasi lebih lanjut, polisi akhirnya juga menemukan 40 jasad bayi di rumah Miyuki dan 30 jasad bayi yang berada di kuil. Banyaknya jasad bayi yang ditemukan membuat polisi kesulitan untuk menghitung jumlah korban dan waktu pembunuhan. Diperkirakan, Miyuki dan suaminya sudah membunuh ratusan bayi selama melakukan praktik keji tersebut.
Miyuki dan suaminya pun akhirnya berhasil ditangkap. Ia dijatuhkan hukuman 8 tahun penjara, sedangkan suaminya dijatuhkan hukuman 4 tahun penjara. Setelah berhasil memenangkan sidang banding, masa hukuman mereka pun dikurangi menjadi setengahnya.
ADVERTISEMENT
Dalam pembelaannya, Miyuki mengatakan bahwa bayi-bayi yang dibunuhnya tersebut merupakan korban buangan dari orang tua mereka. Ia merasa para orang tua tersebut juga harus ditangkap dan dijatuhi hukuman.