Kurangnya Gaji yang Diberikan, Yosselyn Ortega Bunuh Krim Bersaudara

Foto: dok. murderpedia.org

Pada 25 Oktober 2012, Gedung Apartemen La Rochelle di Upper West Side, Manhattan, NY, AS dibuat geger. Pasalnya, penghuni apartemen menemukan mayat dua anak kecil. Mereka diidentifikasi sebagai Lucia (6) dan Leo Krim (2). Polisi menyimpulkan pembunuhan tersebut dilakukan oleh seorang PRT yang mengasuh anak dari keluarga Krim, Yoselyn Ortega. Mirisnya, pembunuhan tersebut terjadi saat ibu Krim bersaudara, Marina Krim bersama anak perempuannya, Nessie sedang berada di kolam renang apartemen.

Marina Krim memiliki seorang suami bernama Kevin Krim. Ia bekerja sebagai konten digital eksekutif di CNBC. Sedangkan Marina adalah mantan guru TK. Ia juga aktif menulis kehidupan anak-anaknya di sebuah blogger, yang mendapatkan perhatian banyak khalayak. Keluarga Krim tinggal di New York sejak 2010, setelah sebelumnya hidup di San Fransisco.

Foto: dok. murderpedia.org

Pada 25 Oktober 2012, sekitar pukul 17:35, Marina Krim kembali bersama putrinya yang berusia 3 tahun, Nessie, dari pelajaran renang gadis itu di Young Men Christian Association (YMCA) terdekat ke apartemennya di gedung penjaga pintu 10 lantai di 57 West 75th Street dan Columbus Avenue di Upper West Side of Manhattan

Ibu berusia 36 tahun itu kembali ke apartemen lebih awal dari yang dijadwalkan karena Ortega tidak hadir di pelajaran balet Lulu di mana mereka telah sepakat untuk bertemu. Dia memasuki apartemen tetapi karena gelap dan tenang, tidak menemukan siapapun. Setelah bertanya ke penjaga apartemen, Marina dan Nessie kembali masuk ke apartemen.

Foto: dok. murderpedia.org

Di kamar mandi, dia menemukan putranya yang berusia dua tahun yang tidak bergerak, Leo Krim, dan putrinya yang berusia enam tahun, Lucia "Lulu" Krim, berpakaian dan masing-masing memiliki beberapa luka tusuk dan berada di dalam bak mandi yang berisi darah.

Setelah melihat Marina Krim mengetahui apa yang terjadi pada anak-anaknya, Yoselyn "Josie" Ortega, pengasuh mereka selama dua tahun yang berada di lantai dekat bak mandi, menyayat pergelangan tangannya sendiri dan mulai menusuk leher dan tenggorokannya dengan keras dengan pisau dapur.

Foto: dok. murderpedia.org

Mayat kedua anak itu dipindahkan dari gedung dengan satu tandu. Kevin Krim, saat itu berusia 37 tahun, mengetahui kejadian malam itu dari polisi di Bandara John F. Kennedy sekembalinya dari perjalanan bisnis ke San Francisco.

Ortega sendiri adalah imigran yang berasal dari Dominika. Ia berusia 50 tahun ketika membunuh anak-anak Kim. Selama bekerja, ia dibayar $18 per jam sebagai pengasuh anak. Dalam wawancara dengan kepolisian New York (NYPD), Ortega mengaku kesal karena majikannya menyuruhnya untuk kerja lebih banyak, tetapi tidak mau menaikkan gajinya.

Foto: dok. murderpedia.org

Namun, keluarga dan teman-teman yang mengenal Krim, serta keluarga Ortega sendiri, mengatakan bahwa Ortega dekat dengan anak-anak dan diperlakukan dengan sangat baik oleh Krim. Keluarga Krim membayar tiket pesawatnya untuk bertemu keluarganya di Republik Dominika dan, pada suatu kesempatan, menemaninya berlibur di sana. Ortega selamat dari luka yang ditimbulkannya sendiri, dan kemudian dianggap oleh dua psikiater Negara Bagian New York bisa diadili dan tidak memiliki masalah mental yang cukup serius.

Pada November 2012, Ortega didakwa atas dua tuduhan pembunuhan tingkat pertama. Selanjutnya pada 14 Mei 2018, ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat. Dalam keputusannya, Hakim Carro mengatakan Ortega adalah "kejahatan murni", menyalahkan Ortega dan keluarganya karena tidak mencari perawatan medis untuk depresi dan kecemasan Ortega, dan karena menyembunyikan kondisinya dari Krim.

Sumber: http://murderpedia.org/female.O/o/ortega-yoselyn.htm