Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Legenda Pesugihan "Gunung Lawu"
7 Mei 2018 18:28 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari Selidik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
(Foto: maudisini.com)
Sebagai salah satu destinasi wisata, tentunya pemerintah kota telah meremajakan dan membuka lahan baru sebagai area wisata. Namun hal ini tidak merubah citra aura mistis pada gunung ini dan juga menyurutkan pendatang untuk mencari sekutu makhluk astral guna mempercepat keinginannya. Konon disana bersarang makhluk astral berbagai macam, seperti macan gogor yang melegenda hingga genderuwo, kuntilanak, tuyul, wewe gombel dll.
ADVERTISEMENT
Ritual ini didului dengan membawa sesajen, yakni dupa, ayam cemani, kembang aneka warna, dan sesembahan paling berharga milik pemuja. Sesajen ditaruh di gua yang terletak di kaki gunung lawu, yang di lakukan sebagai bentuk izin untuk melakukan pendakian di gua yang berada di puncak kaki gunung. Para pendaki harus sampai puncak sebelum matahari terbit, setelah sampai puncak gua, ritual selanjutnya biasanya melakukan semedi sampai ada makhluk gaib yang mendatangi mereka, setelah itu mereka langsung menyebutkan apa yang menjadi keinginannya. Jika terdengar suara dari makhluk gaib tersebut dapat di pastikan keinginannya akan di kabulkan.
Mitosnya pesugihan gunung lawu selalu meminta mahar nyawa, alias tumbal dari salah satu keluarga, dan tumbal tersebut ditujukan untuk menjadi pelayan. Bukti bahwa jasad itu telah menjadi tumbal setelah dikebumikan maka jasadnya akan berubah manjadi batang pisang atau guling. Dan biasanya tumbal akan selalu di berikan menutur kurun waktu yang telah di sepakati. Bilamana tumbal tidak di berikan dalam kurun waktu yang di tetapkan, maka harta yang selama ini diberikan akan berkurang secara drastis.
ADVERTISEMENT
Masyarakat pun membenarkan bahwa puncak gunung lawu ini (Pringgondani) pernah di gunakan oleh petapa sakti Prabu Brawijaya. Yang di kenal sakti dengan ilmu kebal dan ilmu kanuragan.