Konten dari Pengguna

Lonely Hearts Killers: Kisah Raymond Fernandez yang Berhasil Membunuh 20 Wanita

Selidik
"Hanya ada satu kebenaran yang pasti," Conan Edogawa
25 November 2020 18:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Selidik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Raymond Fernandez, foto: dok. Murderpedia
zoom-in-whitePerbesar
Raymond Fernandez, foto: dok. Murderpedia
ADVERTISEMENT
Raymond Fernandez adalah seorang pembunuh berantai dikenal sebagai The Lonely Hearts Killers. Kisah hidupnya yang begitu keji membuat publik terhenyak akibat tindakannya yang menipu banyak wanita, dan tak terkecuali merampok hingga membunuh tanpa ampun.
ADVERTISEMENT
Kisah The Lonely Hearts Killers ini terjadi di antara tahun 1947 sampai 1949. Di mana kisah yang sensasional ini mampu membuat banyak produser tertarik untuk mengadopsinya sebagai film bernuansa psikopat. Benar saja, kisah tersebut diceritakan ulang pada film bertajuk The Honeymoon Killers (1970), Deep Crimson (1996), Lonely Hearts (2006), dan serial Tv bernama Cold Case.
Kisah Fernandez sebenarnya adalah seorang pria berpenampilan apik layaknya pria dewasa pada umumnya. Namun semua itu berubah ketika ia rampung bertugas sebagai Intelejen Inggris di Perang Dunia II. Dari statusnya yang menganggur, ia kemudian memilih untuk hijrah ke Amerika.
Tetapi sesaat menaiki kapal, tiba-tiba ia tertimpa palka baja yang jatuh tepat di atas kepalanya. Akibat kecelakaan tersebut, Fernandez memiliki luka serius dan bisa dikatakan otak bagian lobus frontalnya mengalami kerusakan berat.
ADVERTISEMENT
Akibat luka yang ditimbulkan itu, tak sedikit masyarakat yang beranggapan bahwa Fernandez telah mengalami keterbelakangan mental. Bahkan sudah mempengaruhi cara ia bersoasialisasi.
Hal ini kemudian dibuktikan dengan tindak pencurian yang dilakukan Fernandez, yakni secara terang-terangan ia mencuri beberapa pakaian milik orang yang tak dikenal. Maka dari itu, lantas ia divonis 1 tahun penjara akibat ulahnya tersebut.
Selama masa tahanan, Fernandez dikabarkan dekat dengan seorang rekan satu selnya. Sayangnya catatan kepolisian tak menyebutkan siapa rekan satu selnya tersebut.
Tetapi ditahap inilah Fernandez mulai mengenal “ilmu sihir Voodoo” yang diajarkan langsung oleh rekan satu selnya. Fernandez mengklaim dengan bantuan sihir Voodoo tersebut, ia mampu menambah pesona seksualnya ke semua wanita. Di mana nantinya sihir ini bisa dijadikan metode berguna untuk menipu banyak wanita setelah ia bebas.
ADVERTISEMENT
Beberapa saat setelah ia bebas dari tahanan, kepercayaan dirinya pun runtuh akibat bekas luka di kepala. Ia pun lebih banyak menghabiskan waktu mengunci diri, dan kerap mengeluh migrain yang tak tertahankan.
Fernandez yang putus asa, akhirnya berupaya menulis rangkaian kata indah untuk dikirimkan ke berbagai klub pencari jodoh. Dengan cara ini, aksi gila Fernandez dimulai. Alhasil, semua kata rayuan dan ajakan berhasil ia lakukan untuk para wanita yang sedang mencari pria idamannya.
Namun semua bujuk rayu tersebut hanya bualan belaka, karena Fernandez menggunakan trik tersebut hanya untuk merampok apa pun yang bisa ia gelapkan, lalu setelah itu menghilang untuk selamanya. Umumnya yang sering menjadi korban Fernandez ialah wanita yang pemalu, dan segan untuk bertemu dengan orang lain.
ADVERTISEMENT
Singkat cerita, pada suatu waktu ia membalas surat korban yang bernama Martha Beck. Sesuai dengan kriteria korban wanita pada umumnya, Martha merupakan wanita pemalu yang minder akan kondisi fisiknya.
Memiliki porsi tubuh gemuk, membuat Martha kerap menjadi cemoohan di rekan sebayanya. Sehingga ketika Martha mendapat balasan surat jodoh yang dilayangkannya, ia merasa bahagia dan meyakinkan diri bahwa Fernandez adalah sosok pria yang ia impikan sejak lama.
Raymond Fernandez dan Martha Beck, foto: dok. Murderpedia
Surat yang beralamatkan West 139th Street di New York City, Fernandez lantas menuliskan banyak tentang dirinya. Dimulai dari pengakuan bahwa ia adalah seorang pengusaha sukses yang dihormati karena bisnis ekspor impor. Ia pun mengaku, bahwa ia adalah orang yang terbilang baru di New York City.
ADVERTISEMENT
Terbuai dengan semua yang dituliskan Fernandez, akhirnya Martha berniat untuk bisa mengenalkan keluarganya dengan Fernandez. Lalu, mengajaknya untuk tinggal bersama.
Awal mula The Lonely Hearts Killers
Fernandez yang sudah terbiasa dengan hubungan sementara, menganggap Martha hanya korban selanjutnya. Martha secara ekonomi memiliki pekerjaan tetap sebagai perawat, dan meyakinkan dirinya bahwa ia adalah target yang sempurna.
Kliping Daily News 19 Agustus 1949, foto: dok. Murderpedia
Tetapi sesaat mereka bertemu, harapan Fernandez hancur tatkala Martha telah memiliki dua orang anak. Untuk memperlancar siasatnya segara ia menyarankan Martha untuk "membuang" dua anaknya tersebut ke penampungan sosial terdekat.
Sebenarnya Martha sempat kecewa dengan keputusan Fernandez tersebut. Namun rasa cinta yang besar membuat Martha menuruti semua permintaan kekasihnya itu.
Usut punya usut, bahkan Martha akhirnya setuju jika nantinya ia dimadu, dan sepakat menjalani hubungan palsu sebagai saudara perempuan Fernandez hanya untuk memuluskan rencana keji si The Lonely Hearts Killers.
ADVERTISEMENT
Setelah berhasil membujuk Martha sebagai “anggota”. Fernandez pun mulai dekat dengan Janet fay, seorang wanita yang nantinya sebagai api bumerang bagi Fernandez. Singkat cerita, akhirnya Fernandez berhasil mengenalkan Martha sebagai saudara perempuannya dan mengizinkannya untuk tinggal bersama dalam satu apartemen.
Namun api cemburu mulai tersurut ketika Martha tak sengaja masuk ke dalam kamar Fernandez. Ia melihat adegan intim yang menyayat hati, sehingga tanpa sadar Martha lantas membawa palu di sekitar kamar dan memukul kepala Janet hingga tewas di tempat.
Akibat peristiwa tersebut, Fernandez pun kikuk. Lalu memutuskan untuk pergi dan meninggalkan pesan untuk keluarga Janet, bahwa Janet akan ikut dengannya ke suatu tempat dan akan sulit dihubungi. Keluarga korban pun curiga, pasalnya surat yang ditulis dengan mesin ketik itu bukanlah kebiasaan Janet. Mengetahui akan hal buruk, keluarga korban segara melapor ke pihak kepolisan dan secepat mungkin untuk menangkap Fernandez.
ADVERTISEMENT
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, Martha dan Fernandez akhirnya divonis hukuman mati pada 8 Maret 1951. Pada jalannya persidangan pun kisah mereka ialah paling fenomenal, tak terkecuali Fernandez.
Selama ia belum mengenal Martha, ternyata ia telah membunuh 20 korban wanita dan pada saat itu juga Fernandez dikenal sebagai The Lonely Hearts Killers.
Sumber: https://murderpedia.org/male.A/index.A.htm