Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Naga Besukih
19 Juni 2018 20:45 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
Tulisan dari Selidik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Foto: tipskitaberbagi.com
Naga Besuki merupakan sebuah makhluk mitos yang berasal dan dipercaya oleh rakyat Bali. Kisah tentang naga besukih ini juga muncul dalam legenda terciptanya selat Bali. Dan konon kabarnya naga besukih bertempat tinggal di bawah kawah gunung Agung.
ADVERTISEMENT
Naga ini diceritakan sangat sakti. Sisik dari naga ini bisa rontok dan berubah menjadi emas dan berlian. Konon Begawan Sidhimantra yang sakti memanggil naga besukih dengan genta sakti untuk meminta harta demi melunasi hutang anaknya yang suka berjudi.
Kita biasa mendengar Naga adalah makhluk mitologi yang muncul dalam mitos negara-negara Eropa, atau ular berukuran besar yang dapat terbang naga dari legenda Tiongkok. Tetapi legenda naga juga ada di Indonesia, tepatnya di Bali. Selain terkenal dengan pemandangannya yang pempesona, dan kaya akan tradisi dan budaya, Bali juga memiliki kisah legenda tentang Naga yang sudah ada sejak zaman dulu. Salah satunya adalah kisah legenda terbentuknya Selat Bali yang memisahkan pulau Jawa dan Pulai Bali.
ADVERTISEMENT
Asal Usul Selat Bali (Manik Angkeran dan Naga Besukih)
Dahulu kala di Jawa Timur, hidup seorang Brahmana yang sangat sakti bernama Sidi Mantra. Brahmana tersebut memiliki seorang anak laki-laki bernama Manik Angkeran, namun anaknya tersebut sangat gemar berjudi. Kegemarannya yang buruk itu tentunya tidak membuahkan hasil yang ada hanyalah kerugian, hingga ia selalu kalah berjudi dan dikejar-kejar penagih hutang. Sidi Mantra pun kasihan melihat putranya terlebih itu ia sangat menyayanginya, Sidi Mantra pun bertapa ke Gunung Agung untuk meminta bantuan kepada Naga Besakih yang tinggal di Gunung Agung.
Ia memukul-mukul genta yang dibawanya sambil membaca mantra-mantra hingga sang Naga keluar dari sarangnya. Ketika sang naga telah keluar, Sidi Mantra menceritakan kondisi anaknya dan meminta bantuan pada sang Naga. Naga Besakih pun merasa iba pada Sidi Mantra, ia pun bersedia membantunya dengan memberikan emas dan intan dari sisik-sisik di yang terdapat di ekornya. Namun ia berpesan kepada Sidi Mantra untuk menasihati anaknya agar berhenti berjudi.
ADVERTISEMENT
Sesampainya di rumah, Sidi Mantra pun memberikan semua emas dan intan pada Manik Angkeran semua untuk membayar hutang – hutangnya sambil menasehatinya untuk tidak berjudi lagi. Namun, nasehat tersebut tidak di dengarkan, Manik Angkeran kembali berjudi dan terlilit hutang yang besar. Manik Angkera kembali meminta bantuan pada ayahnya, karena kecewa sang ayah menolak permintaan anaknya tersebut. Manik Angkeran pun putus asa, yang akhirnya ia nekat mengambil genta Sidi Mantra dan pergi ke Gunung Agung, setelah mengetahui tentang Naga yang tinggal di gunung tersebut.
Sesampainya di Gunung Agung, ia pun langsung memukul-mukul genta hingga sang Naga keluar. Manik Angkeran terkejut melihat sosok naga yang sangat besar di hadapannya. Naga Besakih yang langsung mengenali Manik Angkeran pun marah karena mengetahui ia mencuri genta ayahnya. Namun hatinya luluh saat mendengar cerita Manik Angkeran, dan karena masih memandang persahabatannya dengan Sidi Mantra, Naga Besakih akhirnya bersedia membantu Manik Angkeran. Naga Besakih kembali ke sarangnya untuk mengambil emas dan intan untuk diberikan padanya. Saat berbalik ke sarang, Manik Angkeran melihat bagian ekor Naga Besakih yang dipenuhi dengan emas dan intan. Ia pun tergiur hingga buta oleh rasa tamak, ia pun melakukan hal licik dengan memotong ekor Naga Besakih dengan cepat dan segera melarikan diri. Naga Besakih yang kesakitan dan marah pun mengejar Manik Angkeran. Naga Besakih pun kemudian menyemburkan api ke arah dimana Manik Angkeran melarikan diri, api itu pun kemudian ikut membakar tubuh Manik Angkeran hingga menjadi abu.
ADVERTISEMENT
Sidi Mantra menyadari anaknya hilang kemudian mencarinya hingga akhirnya ia menemukan genta miliknya di depan sarang Naga Besakih. Ketika sang ayah mengetahui anaknya telah menjadi abu, ia pun memohon kepada Naga Besakih agar anaknya bisa dihidupkan kembali. Naga Besakih bersedia menghidupkan kembali anaknya, namun dengan syarat, Sidi Mantra harus bisa menyambungkan kembali ekornya yang terputus. Sidi Mantra pun menyanggupi syarat tersebut. Dengan kesaktiannya, Sidi Mantra berhasil menyambungkan ekor sang naga, dan Naga Besakih pun menghidupkan kembali Manik Angkeran. Manik Angkeran berjanji untuk bertobat dan mengubah dirinya menjadi lebih baik.
Meski telah dihidupkan kembali namun, Sidi Mantra merasa bahwa Manik Angkeran dan dirinya tidak bisa lagi tinggal bersama. Ia pun menyuruh Manik Angkeran untuk tetap tinggal dan mengabdi di Gunung Agung. Pada saat perjalanan pulang, Sidi Mantra pun menancapkan tongkatnya dan membaca mantra yang membuat air naik dan memenuhi daerah tersebut hingga akhirnya terbentuk selat Bali yang memisahkan antara pulau Bali dan pulau Jawa.
ADVERTISEMENT