Richard Reid, 'Sherlock Holmes' Nyata Versi India

Selidik
"Hanya ada satu kebenaran yang pasti," Conan Edogawa
Konten dari Pengguna
5 Desember 2020 16:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Selidik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sherlock Holmes, foto: dok. Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sherlock Holmes, foto: dok. Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kurang lebih satu abad yang lalu, kisah pembunuhan mengerikan terjadi di India yang menimpa seorang wanita pekerja seks keturunan ras Anglo-India bernama Rose Brown. Ia ditemukan tewas di malam hari pada tahun 1968 dengan kondisi leher tersayat oleh benda tajam.
ADVERTISEMENT
Asal-usul ras Anglo-India pun diketahui berawal dari zaman India ketika terjajah oleh kerajaan Inggris. Sehingga pada masanya, terjadilah perkawinan yang menghasilkan sekelompok etnis campuran India-Inggris, maupun orang Inggris yang menetap di Asia Selatan—dulu disebut sebagai India Britania.
Siapa yang menyangka bahwa akibat dari kematian Rose tersebut, rupanya menjadi titik awal bagi kepolisian India untuk berkembang dan mempelajari skema kriminalitas. Tak hanya itu, kasus Rose yang heboh pada saat itu, membuat publik gaduh dan menuntut ke pemerintahan Inggris untuk memberikan rasa aman.
Jasad Rose Brown ditemukan ketika seorang warga sedang berjalan di dekat kantor polisi Amherst Street, India. Seperti kasus pembunuhan misterius pada umumnya, kasus Rose lantas tenar di surat kabar lantaran sampai berita itu dimuat, pelaku sama sekali belum terungkap.
ADVERTISEMENT
Melansir Livehistoryindia, pada masa jajahan Inggris sebagian besar pembunuhan ialah sebab dari gejala pertikaian dalam kondisi mabuk, bentrokan antar geng, sampai perseteruan politik. Sehingga untuk menanggapi berbagai kritikan dan peningkatan kasus kriminalitas, komisaris polisi Calcutta Sir Stuart Saunders Hogg pun mendirikan departemen penyelidikan.
Ilustrasi penemuan mayat, foto: dok. Pixabay
Walau dengan kondisi emosi, Saunders Hogg tetap mengakui bahwa satuan polisi yang dipimpinnya masih belum optimal untuk mengatasi berbagai kasus yang sulit untuk dipecahkan. Lalu Hogg Saunders pun akhirnya menunjuk seorang inspektur muda bernama Richard Reid untuk memimpin kasus Rose tersebut.
Reputasi Richard di usia 30-an rupanya moncer dalam membedah berbagai kasus. Ini terlihat dari cara berpikir yang cepat, daya pengamatan yang tajam, dan memiliki sifat yang perfeksionis. Berbekal kualitas tersebut, tak lama kemudian kasus Rose berhasil diidentifikasi dengan membentuk satu teori tentang bagaimana ia dibunuh, serta mampu menyusun daftar tersangka.
ADVERTISEMENT
Benar saja, keberhasilan Richard lantas mampu menjadi sorotan media pada saat itu. Ia dikabarkan mampu menuduh salah satu tersangka dengan barang bukti yang kuat. Richard lantas menjadi bintang publik, bahkan dalam catatan historinya ia disebut sebagai “The Real Sherlock Holmes”.
Ilutsrasi Lokasi Tempat Kejadian (TKP), foto: dok. Pixabay
Di akhir tahun masa baktinya, Richard lebih suka menuangkan semua pengalaman dan gaya analis deduksinya dalam sebuah buku berjudul Eve-ryman His Own Detective! Dengan tujuan untuk mendidik para detektif muda yang diterbitkan pada tahun 1887—merupakan karya yang sejaman dengan karya A Study in Scarlet karya Arthur Conan Doyle.
Sumber: https://www.livehistoryindia.com/cover-story/2020/11/19/amherst-street-murder