Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
Ritual Pemakaman Trunyan
19 Mei 2018 21:28 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
Tulisan dari Selidik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di Bali khususnya pada desa Trunyan ini, memiliki cara yang berbeda dalam melakuan ritual pemakaman. Mereka memiliki cara khusus dalam memperlakukan seseorang yang telah meninggal. Jika pada umumnya kita melihat jenazah seseorang yang telah mati di kubur di dalam tanah atau di kremasi tapi tidak pada suku Trunyan. Mereka membiarkan mayatnya di taruh begitu saja di atas tanah dalam sangkar bambu dan di biarkan membusuk.
Di desa Trunyan jenazah yang hidupnya telah menikah berhak untuk di ritualkan sementara yang semasa hidupnya belum menikah, hanya di kubur seperti biasa. Letak pemakaman ini terdapat di pulau terpencil dekar dengan desa Trunyan yang dapat diakses dengan perahu melewati Danau Batur. Hanya laki – laki saja yang di perbolehkan untuk pergih ke makam dan menjalankan ritualnya dari mulainya di bersihkan jenazah menggunakan air hujan sampai di kenakan kain pada jenazah tetapi bagian kepala di biarkan tetap terbuka.
ADVERTISEMENT
Anehnya lagi pemakaman ini tidak berbau busuk di karnakan pemakaman ini terletak di bawah pohon Taru Meyan, yang konon dapat menetralisir bau busuk pada mayat. Jika semua pemakaman penuh maka makam yang sudah lama akan di pindahkan untuk di gantikan dengan yang baru. Dan ketika jenazah sudah berubah menjadi tengkorak, tengkorak tersebut di pindahkan ke sebuah altar yang terbuat dari batu.