Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Tak Ingin Putus, Arline Lawless Tega Menembak Mati Kekasihnya
1 Desember 2020 14:01 WIB
Tulisan dari Selidik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seorang wanita asal Waldoboro, Amerika Serikat, tega menembak mati pacarnya ketika sedang tertidur lelap. Wanita tersebut adalah Arline Lawless (26), ia bertindak berutal karena merasa benci dari keputusan pacarnya yang secara sepihak memutuskan untuk mengakhiri kisah cinta mereka.
ADVERTISEMENT
Berdasar laporan kepolisian, peristiwa naas itu terjadi pada bulan Juli 2012. Di mana akibat ulah Lawless banyak dari keluarga korban merasa kecewa. Pasalnya selama ia akrab dengan keluarga korban, Lawless begitu baik dan tak ada tanda-tanda aneh bahwa ia memiliki kelainan jiwa.
Tak hanya itu, selama keluarga korban mengenal Lawless, mereka sama sekali tak curiga bahwa Lawless ternyata memiliki senjata api yang disembunyikannya.
Korban sekaligus kekasih hatinya itu bernama Norman Benner Jr.(34), ia dikabarkan tewas di tempat akibat luka tembak di bagian kepala. Usut punya usut, semua masalah itu terjadi ketika Norman memberitahu ibunya, bahwa ia berniat untuk mengakhiri hubungan cintanya dengan Lawless.
Lawless yang diam-diam memergoki pembicaraan Norman pun geram. Yang kemudian dengan rasa benci dan kecewa, Lawless lantas merencanakan siasat jahatnya hanya untuk membunuh Norman. Dari hasil olah TKP, pihak penyidik sudah mencurigai sejak awal gelagat Lawless yang aneh. Baru saat setelah barang bukti pistol ditemukan, penyidik meringkus Lawless untuk diamankan petugas.
ADVERTISEMENT
Di dalam persidangan sempat beberapa rekan dan keluarga Norman menangis histeris ketika persidangan berlangsung. Bagi mereka peristiwa penembakan Norman oleh Lawless adalah mimpi buruk, karena Lawless justru tega menyiksa Norman dengan keji.
"Rasanya seperti berada di film horor," ungkap Norman Benner, ayah korban dikutip Murderpedia.
Tak hanya itu, Lawless yang seharusnya merasa bersalah justru merasa tenang, dan nampak bahagia. Hal itu terlihat ketika Hakim Jeffrey Hjelm bertanya padanya, “Apakah Anda ingin mengatakan sesuatu sebelum saya bacakan hukumannya?”
“Tidak,” jawab Lawless dengan begitu tenang.
Ketenangan tanpa rasa bersalah ini kemudian dinilai banyak orang, bahwa Lawless sudah di luar batas wajar sebagai manusia. Sayangnya saat putusan akhir dibacakan oleh Hakim Jeffrey Hjelm, Lawless hanya dihukum dengan 35 tahun penjara.
Bagi Norman Benner semua putusan Hakim yang final, menurutnya ialah tidaklah fair. Kematian seseorang akibat pembunuhan terencana, seharusnya bisa berat hukumannya danlebih dari sekedar 35 tahun penjara. Melainkan harus setimpal, dan setidaknya hukuman seumur hidup untuk Lawless.
ADVERTISEMENT
Sumber: https://murderpedia.org/female.L/l/lawless-arline.htm