Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Xerox murders, Kasus Pembantaian Rekan Kerja Paling Keji dalam Sejarah Hawaii
7 Desember 2020 14:42 WIB
Tulisan dari Selidik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Akibat mengidap delusi akut seorang pria bernama Byran Koji Uyesugi tega menembak 7 rekan kerjanya hingga tewas di tempat. Peristiwa naas ini pada 2 November 1999, yang menjadikan sejarah terburuk di pulau Hawaii.
ADVERTISEMENT
Identitas pelaku diketahui lahir pada tahun 1959 di Kota Honolulu. Akibat ulah Byran, media lokal menyebut kasus tersebut sebagai The Xerox Murder sebagai kasus paling sensasional di masanya. Bahkan telah menyadarkan masyarakat bahwa tingkat kekerasan dan pembunuhan di Kota Honolulu mulai meningkat sejak kasus Xerox Murder ini terjadi.
Penamaan The Xerox Murder sebenarnya diambil dari tempat asal Bryan bekerja, yakni perusahaan yang bergerak di bidang produksi mesin cetak terkenal bernama Xerox. Berdasar kesaksian Hiroyuki yakni ayah Bryan sendiri, anaknya terlihat normal saat pertama kali bekerja.
Namun semuanya berubah ketika ibunya wafat pada tahun 1988. Bryan mulai banyak mengeluh mengenai kepalanya merasa pusing dan kerap melihat sesuatu bayang hitam yang selalu menghantui.
ADVERTISEMENT
Dampak penyakit tersebut pun menjalar pada kualitas kerja Bryan, di mana ia sering berulah dengan membuat tuduhan palsu terkait perusakan produk terhadap rekan kerjanya. Tak hanya itu, seiring waktu Bryan terlihat lebih temperamental dan kesulitan untuk menahan amarahnya.
Lantaran ulah Bryan yang tak bisa ditolerir lagi, tak sedikit rekan dekatnya melaporkan bahwa Bryan kerap membuat ancaman mengerikan yang mengancam nyawa rekanya sendiri. Selama masa laporan tersebut, Bryan kemudian dikucilkan. Tanpa disadari, lanjut Hiroyuki, Bryan yang kesepian pun merasa marah dan kerap tertekan selama ia bekerja tanpa iklim sosial yang mendukungnya.
Berdasar catatan kriminalnya, seorang psikiater forensik Dr. Michael Welner menuliskan hasil wawancaranya dengan Bryan. Menurutnya Bryan telah melakukan pengakuan bahwa ia telah melakukan penembakan masal dengan pistol. Ia bahkan memiliki koleksi 25 senjata api yang terdiri dari 11 pistol, 5 senapan dan 2 senapan dari ayahnya.
ADVERTISEMENT
Motifnya singkat, yakni jika Bryan dipecat maka ia akan membunuh siapa saja yang berada di perusahaan tersebut. Tak hanya itu, Dr. Michael juga membeberkan bahwa Bryan mengalami delusi dan paranoia akut. Sehingga ia sering mendengar suara aneh di kepala, bahkan melihat sosok bayangan palsu.
Penyakit ini juga diperkuat oleh keluarganya sendiri. Yakni sejak ia mengalami keanehan, pernah oleh kakaknya Bryan diberkati oleh seorang pendeta Shingon pada tahun 1997. Hal itu tak lain agar membantunya atas penyakit yang dideritanya.
Di proses persidangan Bryan sempat mengajukan pembelaan bahwa apa yang dirasakan pada saat itu adalah bukan kegilaan ataupun kelainan mental. Namun semua ucapan Bryan tak terbukti, dan justru meyakinkan juri bahwa ia benar-benar memiliki kelainan mental setelah kematian ibunya. Alhasil Bryan pun divonis penjara seumur hidup tanpa hak bebas bersyarat pada 8 Agustus 2000.
ADVERTISEMENT
Sumber: https://murderpedia.org/male.U/u/uyesugi-byran.htm