Konten dari Pengguna

Laju Lesu Metromini

8 November 2017 13:38 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Selli Nisrina Faradila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Laju Lesu Metromini
zoom-in-whitePerbesar
(Darsaf, salah satu supir metromini rute Blok M - Pasar Minggu. Dok: Selli Nisrina Faradila)
ADVERTISEMENT
Wacana modernisasi transportasi umum di Jakarta telah dimulai sejak kepemimpinan Ahok-Djarot. Targetnya pada tahun 2019, sudah tidak ada lagi metromini dan kopaja bobrok di jalanan Ibu Kota. Upaya modernisasi itu juga didukung dengan penambahan berkala trayek Bus Transjakarta.
Darsaf (65), supir etromini S75 rute Blok M - Pasar Minggu, merasakan imbas dari semakin berkurangnya trayek angkutan metromini. Sebelum ada busway, penghasilannya bisa mencapai Rp 300.000,- per hari, sekarang paling banyak Rp 100.000,-.
"Itu sudah bersih, sudah setor ke pemilik bus dan biaya bensin," kata dia ditemui saat mengangkut penumpang dari Pasar Minggu Menuju Blok M pada Rabu (08/11).
Untuk mengakali pengeluaran yang semakin besar, sementara penghasilan menurun, Darsaf terpaksa memberhentikan kenek yang sudah 15 tahun ikut bekerja dengannya. "Untungnya dia sekarang sudah dapat kerja jadi supir busway, jadi setelah enggak sama saya lagi dia sudah punya kerja," kata dia.
ADVERTISEMENT
Selain memecat kenek, dia juga harus ngetem lebih lama dari biasanya, pernah sampai dua jam sampai kursi penuh. Ia akan rugi apabila berangkat sementara penumpang sedikit sebab masih ada biaya ngetem yang harus ia bayar sebesar Rp 14.000,-.
Laju Lesu Metromini (1)
zoom-in-whitePerbesar
(Suasana deretan metromini ngetem di Terminal Pasar Minggu. Dok: Selli Nisrina Faradila)
Akhir bulan Juli 2017 lalu, Dishub DKI mengumumkan telah siap merevitalisasi 700 unit metromini menjadi minitrans, metromini versi Transjakarta. Upaya revitalisasi ini pada akhirnya akan menyingkirkan metromini dari jalanan.
Kebijakan tersebut menimbulkan pro-kontra. Harga satu armada minitrans mencapai Rp 560 juta per unit sedangkan harga jual unit metromini paling tinggi hanya Rp 10 juta.
ADVERTISEMENT
Laju Lesu Metromini (2)
zoom-in-whitePerbesar
(Metromini menembus kemacetan Jakarta. Dok: Selli Nisrina Faradila)
Seperti diungkapkan Darsaf, pemilik metromini yang ia kemudikan belum berpikir langkah selanjutnya apabila bus-nya dilarang beroperasi. Bus tersebut sudah berusia lebih dari 10 tahun, demikian menjadi yang termasuk dalam terget peniadaan metromini dan kopaja oleh pemerintah per Januari 2019.
Peniadaan itu juga berarti Darsaf akan kehilangan sumber mata pencahariannya. "Kalau memang sudah begitu aturan dari pemerintah ya saya ngikut aja, tapi belum tahu nanti mau ganti kerja apa. Kalau punya duit mau pulang ke Sukabumi ngumpul sama istri dan anak-anak lagi," ujar pria yang sudah merantau dari Sukabumi ke Jakarta sejak tahun 1980-an.
Laju Lesu Metromini (3)
zoom-in-whitePerbesar
(Darsaf saat mengangkut penumpang rute Blok M - Pasar Minggu. Dok: Selli Nisrina Faradila)
ADVERTISEMENT
Meskipun sedang dalam situasi sulit, Darsaf tidak lupa untuk tetap berempati pada sekitarnya. Berkali-kali setiap di pemberhentian, ia melontarkan senyum ramah pada setiap penumpang yang akan turun sambil berucap, "Hati-hati ya turunnya, pelan-pelan awas ada motor di samping."
Dalam cerita kilas balik saat masih bekerja dengan kenek, ia juga bercerita bahwa keneknya dapat bayaran sampai Rp 70.000,-. "Kadang ada tuh supir yang pelit, dapat tiga ratus ribu (rupiah) tapi kenek cuma dikasih empat puluh ribu," ujar dia.
Saat metromini bawaannya tiba kembali di Pasar Minggu, dia pun menolak ketika diberi bayaran. Saya sampai harus menyelipkan lembaran uang ke sisi sebelah persnelingnya dan cepat-cepat turun sambil mengucap terima kasih.
ADVERTISEMENT
Satu jam lebih perjalanan banyak pelajaran yang didapat. Keikhlasan dalam bekerja adalah prioritas.
Darsaf adalah potret bahwa ketika ikhlas menjadi yang utama, ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pun masih bisa tersenyum. Meskipun dua tahun ke depan adalah masa penantian yang tak pasti baginya, berhentikah laju metromininya?