Suparta, dari Kali Hingga Ke Gorong-Gorong

Masih dalam suasana istirahat jam makan siang, Suparta Wijaya (43), pembersih kali di sepanjang Jl. HR Rasuna Said, tengah duduk santai di atas pipa gorong-gorong. Kepada wartawan kumparan.com, dia bercerita kesehariannya sebagai pembersih kali di bawah naungan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.

"Saya biasa naikin sampah pakai tangan aja, nyemplung juga enggak pakai perahu atau apa, airnya juga cetek cuma sedengkul," ujarnya ditemui pada Kamis (09/11).

Pria asal Bogor ini telah bekerja sebagai pembersih kali sejak tahun 2014. Pekerjaan tersebut dilakoninya sejak tahun pertama ia merantau ke Jakarta tiga tahun yang lalu, sedangkan istri dan anaknya menetap di Bogor.

Sehari-hari, dia bersama teman-temannya sesama pembersih kali menggiring sampah di beberapa titik ke perbatasan yang biasa disebut 'seketan', semacam deretan pacak dari bambu.

"Saya kebagian bersih-bersih dari bawah jembatan Epicentrum sampai Menara Imperium. Setelah selesai, saya cabutin rumput-rumput di tembok pinggir kali ini, kalau enggak sering dicabutin bisa tinggi nutupin tembok," kata Suparta.

Ada yang menarik perhatian, di dekat gorong-gorong tempat Suparta biasa duduk istirahat, ada satu gorong-gorong lagi tempat ia biasa berteduh saat panas dan hujan. Di dalam ruang sempit itu ia biasa berbagi tempat bersama dua orang temannya.

"Itu kan biasa dilewatin air dari atas, kalau pas lagi bau gitu saya biasanya langsung keluar sih, kalau hujan deras aliran air juga deras baru enggak ada baunya," ujar dia.

Suparta bekerja dari jam 08.00 sampai 15.00. Menurutnya, dengan beban kerja dan upah sebagai pembersih kali sudah mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Pengeluarannya untuk dirinya sendiri dan istri serta kedua anaknya di Bogor.