Konten dari Pengguna

Menelaah Keindahan Citraan dalam Puisi: Tiga Lembar Kertas Pos

Selvi Ramah Hadi
Mahasisiwi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
15 Juli 2024 14:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Selvi Ramah Hadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumen Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Dokumen Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Citraan adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan kata-kata yang berguna untuk memperkuat gambaran pemikiran serta perasaan pembaca terhadap karya sastra. Menurut Nurgiyantoro, saat kita membaca atau mendengar kata atau ungkapan yang mengandung unsur citraan, terjadi reproduksi mental dalam imajinasi kita yang menunjukkan gambaran konkret dari suatu objek. Tujuan penulisan artikel ini, untuk menelaah keindahan citraan sebuah puisi karya dari Sapardi Djoko Damono berjudul "Tiga Lembar Kartu Pos." Berikut penjelasannya;
ADVERTISEMENT
Lembar Kartu Pos (1)
soalnya kau tak pernah tegas menjelaskan keadaanmu,
tak pernah tegas mengakui bahwa harus menyelesaikan
perkaramu dengan-Ku
suratmu dulu itu entah dimana, tidak di antara
bintang-bintang, tidak di celah awan, tidak di sela-sela sayap
malaikat
Masih Kuingat benar: alamat-Ku kau tulis dengan sangat
tergesa, Kubayangkan tanganmu gemetar tanda bahwa ada
yang ingin lekas-lekas kau sampaikan pada-Ku
Citraan visual
Citraan ini menggambarkan tentang tempat-tempat yang mungkin imajinatif dan sulit dijangkau, menekankan bahwa surat tersebut tidak ada di antara elemen-elemen langit yang indah.
Citraan kinetik
ADVERTISEMENT
Citraan ini memberikan suatu tindakan menulis dengan tergesa-gesa dan tangan yang bergetar, memberikan kesan kegelisahan dan urgensi dalam menyampaikan pesan.
Citraan rabaan
Citraan ini memberikan sensasi fisik yang bisa dirasakan pada tangan yang gemetar.
Lembar Kartu Pos (2)
kau dimana kini? Sebenarnya saja: pernahkah kau tulis
surat itu? Pernahkah sekujur tubuhmu mendadak dingin
ketika kau lihat bayang-bayang-Ku yang tertinggal di
kamarmu?
Mungkin Aku keliru, mungkin selama ini kau tak pernah
merasa memelihara hubungan dengan-Ku, tak pernah ingat
akan percakapan Kita yang panjang perihal topeng
yang tergantung di dinding itu
Bagaimanapun Aku ingin tahu dimana kau kini
ADVERTISEMENT
Citraan visual
Citraan ini menggambarkan bayangan tubuh yang tertinggal di kamar dan seolah-olah memberikan kesan visual yang mendalam.
Citraan rabaan
Citraan ini memberikan sensasi fisik dari tubuh yang mendadak dingin.
Lembar Kartu Pos (3)
anakmu yang tinggal itu menulis surat, katanya antara
lain, “...alamat-Mu kudapati di tong sampah, di antara
surat-surat yang dibuang Ayah; hanya sekali ia pernah
menyebut-nyebut nama-Mu, yakni ketika aku meraung
karena dihalanginya mengenakan topeng yang ...”
rupanya ia ingin mengajak-Ku bercakap tentang mengapa
Aku sengaja memberimu hadiah topeng di hari ulang
tahunmu dulu itu
siasatnya pasti siasatmu juga; menatap tajam sambil
ADVERTISEMENT
menuduh bahwa kunfayakun-Ku sia-sia belaka
Citraan visual
Citraan ini menciptakan gambaran yang jelas mengenai lokasi dibuangnya surat.
Citraan auditif
Citraan ini menciptakan gambaran suara tangisan yang keras ketika didengar.
Citraan kinetik
Citraan ini menunjukan tindakan menatap dan menuduh seakan-akan menggambarkan interaksi fisik yang dinamis.
Dengan demikian, menggunakan citraan, puisi ini memungkinkan pembaca untuk lebih mudah membayangkan dan merasakan nuansa serta perasaan yang rumit dalam setiap bagian puisi. Selain meningkatkan keindahan puisi, penggunaan citraan juga mendalami pemahaman akan tema dan pesan yang disampaikan oleh penyair.
ADVERTISEMENT