Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Seminar Nasional OBSI UIN Jakarta, Abdul Khak: Literasi Berkontribusi Besar
5 November 2022 19:39 WIB
Tulisan dari Selvia Parwati Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Departemen Bahasa dan Sastra, Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mengadakan Seminar Nasional Olimpiade Bahasa dan Sastra Indonesia dengan tajuk “Membangkitkan Minat Literasi di Era Digitalisasi. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis (3/11/2022).
ADVERTISEMENT
Seminar Nasional OBSI dihadiri oleh peserta dari berbagai kalangan, yakni peserta OBSI, mahasiswa dari berbagai program studi, Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan peserta dari luar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Narasumber yang didatangkan ialah Dr. Muh. Abdul Khak, M.Hum., selaku Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, dan Fauzan Al-Rasyid, seorang Senior Editor di Russia Beyond dan pegiat bahasa di media sosial.
Abdul Khak dalam pemaparan materinya menjelaskan bahwa literasi sejatinya mempunyai peranan penting untuk membangun masyarakat agar dapat berpikir kritis dan berpengetahuan.
“Literasi berkontribusi besar dalam membangun masyarakat berpengetahuan melalui ikhtiar kolektif untuk menumbuhkan tradisi dan budaya baca di dalam masyarakat,” jelas Abdul Khak.
Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra tersebut mengajak masyarakat untuk berliterasi dengan kegiatan membaca dan menulis. Membaca dan menulis merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.
ADVERTISEMENT
Orang yang sudah membaca dan menulis menurutnya akan menumbuhkan nilai-nilai kritis terhadap dirinya sendiri. Literasi bisa dimulai dari kegiatan membaca dan menulis, baik yang berbentuk cetak maupun digital.
“Orang yang literatif bisa terhindar dari berita hoax sehingga literasi ini bertujuan untuk memecahkan problem-problem dalam kehidupan,” jelas Abdul Khak.
Menurutnya, literasi menjadi aktivitas terpenting dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia.
Pada abad ke-19 di Riau, Semarang, dan Betawi, telah ada Taman Baca yang menyewakan dan menjual naskah-naskah untuk dibaca khalayak.
Selanjutnya, pada abad ke-20, literasi menjadi wacana publik yang ditandai dengan berkembangnya dunia pers. Secara konvensional, literasi bermakna kemampuan mengenali abjad dan angka yang tecermin pada kemahiran membaca, menulis, dan berhitung.
ADVERTISEMENT
Makna literasi kini sudah diperluas melampaui pengenalan abjad dan angka. Dalam pengertian mutakhir, literasi mempunyai definisi berpikir logis, kritis, dan analitis.
Literasi juga berperan mengembangkan ilmu pengetahuan dan menguasai teknologi, mengatasi persoalan kualitas hidup dan kesejahteraan, dan transformasi kegiatan ekonomi produktif untuk kesejahteraan.
“Literasi dimulai dari baca dan tulis. Sumber digital juga bermanfaat untuk mengembangkan bahasa Indonesia, semua produk kebahasaan ada fitur untuk mengunggah kegiatan yang akan atau sedang dibuat,” pungkas Abdul Khak.
Menurut Abdul Khak, pendidikan harus dimaknai sebagai bagian dari strategi kebudayaan untuk mewujudkan masyarakat yang literat melalui suatu gerakan literasi yang bersifat kolektif.
Masyarakat yang literat diartikan oleh Abdul Khak sebagai puncak pencapaian dari suatu proses panjang pendidikan, baik formal, informal, maupun nonformal yang ditempuh oleh masyarakat yang terwujud dalam suatu gerakan kebudayaan yang bersifat kolektif.
ADVERTISEMENT
Live Update