Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Djarot yang Tak Berpihak Pada Islam
30 Mei 2018 13:10 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
Tulisan dari Sena Ilana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Djarot Syaiful Hidayat, nama ini pertama kali dikenal publik nasional ketika ditugaskan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang kemudian terjerat kasus penistaan agama Islam. Sebelum ditugaskan mendampingi Ahok, Djarot adalah Walikota Blitar.
ADVERTISEMENT
Selama mendampingi Ahok menakhodai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Djarot dikenal sebagai orang yang setia mendampingi Ahok, termasuk ketika Ahok mendapat kecaman dari jutaan umat Islam dari seluruh Indonesia. Sebelum terjerat kasus penistaan agama Islam, Ahok bersama Djarot pun memang kerap kali membuat kebijakan-kebijakan yang diskriminatif terhadap umat Islam di Jakarta, diantaranya:
Pemerintah DKI Jakarta semasa kepemimpinan Ahok & Djarot pernah membuat aturan yang melarang penyembelihan hewan qurban di Masjid dan Sekolah di Jakarta. Pasangan ini juga pernah melarang penggunaan monas sebagai tempat pengajian dan tabligh akbar. dan Ahok-Djarot pernah pula melarang takbiran keliling.
Setali tiga uang dengan Ahok, ketika Djarot melanjutkan kepemimpinan di Jakarta, Ia juga membuat sejumlah kebijakan yang diskriminatif terhadap umat Islam. Djarot melanjutkan kebijakan melarang takbiran keliliing , padahal kita tahu takbiran keliling merupakan tradisi mayoritas umat Islam di Indonesia sebagai wujud rasa syukur dan kebahagiaan menyambut hari raya Idul Fitri. Namun, bagi Djarot, takbiran keliling itu bukanlah sesuatu yang penting dilakukan.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, sebagai Plt Gubernur DKI Jakarta menggantikan Ahok, Djarot juga pernah membuat kebijakan melarang kegiatan Sahur on The Road. Padahal kegiatan Sahur on The Road semacam ini seringkali dimanfaatkan untuk berbagi rezeki, berupa makanan sahur bagi yang kurang beruntung, pun sebagai ajang mempererat silaturahim sesama muslim. Lagi, Djarot hanya mampu memandang negatif kegiatan umat Islam semacam ini. Ada pula satu lagi kebijakan Djarot yang melarang ruang publik digunakan untuk kegiatan keagamaan. Atas dasar apa Djarot melarang penggunaan ruang publik untuk kegiatan keagamaan ? Kita bukan hidup di negara sekular!
Kini, Djarot hadir di Sumatera Utara, sebagai Calon Gubernur yang ditugaskan PDIP. Tak tanggung-tanggung, penugasan Djarot ini mendapat ultimatum langsung dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputeri, seluruh kader dan pengurus PDIP se-Sumut wajib memenangkan Djarot, jika kalah akan dipecat!
ADVERTISEMENT
Hadir di Sumut, Djarot menambah embel-embel “Haji” di depan namanya, hal yang tak pernah dilakukannya selama di Jakarta. Barangkali Djarot ingin menunjukkan pada publik Sumut bahwa Ia juga seorang muslim. Tapi rekam jejaknya tak dapat berbohong, dia Djarot Syaiful Hidayat adalah teman setia Si Penista Agama Islam Ahok itu, samasekali tidak pernah pro Islam!