Diplomasi Budaya Indonesia-Afrika Selatan Melalui Indonesian Folk Market 2024

Senia Listya Utari (Senia)
Mahasiswa S1 Program Studi Hubungan Internasional Universitas Udayana
Konten dari Pengguna
9 Mei 2024 11:36 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Senia Listya Utari (Senia) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar: Salah satu penampilan tari tradisional dari Bali dalam acara Indonesian Folk Market di Mossel Bay. Sumber: www.kemlu.go.id
zoom-in-whitePerbesar
Gambar: Salah satu penampilan tari tradisional dari Bali dalam acara Indonesian Folk Market di Mossel Bay. Sumber: www.kemlu.go.id
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebagai negara yang memiliki keanekaragaman budaya, Indonesia terus berupaya untuk melestarikan budaya-budaya di dalamnya. Adanya keanekaragaman tersebut merupakan salah satu daya tarik Indonesia di mata internasional. Indonesia terus berusaha utuk meningkatkan citra positif di mata internasional dengan menggunakan salah satu instrumen andalan, yakni kebudayaan. Diplomasi yang memanfaatkan kebudayaan sudah banyak dilakukan oleh Indonesia selama beberapa dekade terakhir untuk memenuhi kepentingan nasionalnya. Salah satu negara target Indonesia adalah Afrika Selatan yang merupakan mitra diplomatik Indonesia selama 30 tahun. Indonesian Folk Market (IFM) atau Pasar Rakyat Indonesia merupakan acara yang mengenalkan kebudayaan Indonesia kepada masyarakat setempat dalam bentuk eksibisi serta pendirian vendor yang dapat dikunjungi. IFM adalah bentuk tradisi Indonesia yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu mencerminkan karakter masyarakat Indonesia yang sederhana, tulus, ramah, dan bersahabat.
ADVERTISEMENT
Kesuksesan pelaksanaan acara Indonesian Folk Market (IFM) atau Pasar Rakyat Indonesia di KJRI Cape Town pada tanggal 14 Oktober 2023 telah mengundang perhatian sejumlah pemerintah kota di sekitarnya. Salah satunya diantaranya adalah Pemerintah Mossel Bay, kota kecil yang berada di Provinsi Western Cape, yang menyatakan ketertarikan mereka akan event tersebut. KJRI melanjutkan event IFM di De Bakke Santos, Mossel Bay pada tanggal 27 April 2024. IFM di Mossel Bay juga merupakan rangkaian acara untuk memperingati 30 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Afrika Selatan sekaligus tindaklanjut 'MoU on Cultural Cooperation' Indonesia dan Afrika Selatan pada tahun 2008 silam dan MoU Sister City Pemerintah Kota Denpasar dan Mossel Bay yang dikukuhkan pada 2023 lalu. Hal tersebut disampaikan secara langsung dalam welcoming remarks Alderman Niklaas Booisen sebagai Chairperson of Community Services (Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, 2024).
ADVERTISEMENT
Cyntia Schneider (2003) menjelaskan bahwa terdapat dua karakteristik program diplomasi kebudayaan, yaitu penggambaran aspek nilai yang sesuai untuk dapat diterima dengan baik oleh audiens dan karakteristik lingkungan sebagai faktor efektivitas aktivitas diplomasi. Karakteristik pertama dalam IFM adalah pembawaan kebudayaan Indonesia yang bersifat terbuka dan easy-to-watch kepada audiens yang hampir seluruhnya adalah masyarakat lokal. IFM merupakan wadah bagi masyarakat Indonesia untuk memperkenalkan nilai-nilai budaya Indonesia ke masyarakat di kota Mossel Bay melalui bentuk eksibisi, yaitu pameran untuk menampilkan konsep atau karya kesenian Indonesia. Kemudian, karakteristik kedua ditujukan kepada lokasi yang menjadi tempat pagelaran IFM, yaitu Mossel Bay. Kota tersebut dikenal dengan pemahaman dan toleransi terhadap ras atau bangsa lain yang sangat tinggi. Dengan status hubungan diplomatik Afrika Selatan dan Indonesia yang sangat erat, kemudian membuat masyarakat Afrika Selatan, terutama Mossel Bay, dapat menerima kultur lain karena pemikirannya yang terbuka.
ADVERTISEMENT
Mary Jo Pham (2013) mengemukakan bahwa diplomasi kebudayaan menggunakan instrumen budaya dalam merepresentasikan keragaman suatu negara, baik berupa seni, adat istiadat, tarian, musik, bahasa, kuliner dan lain-lain yang terdapat dalam masyarakat. Maka dari itu, aktor yang terlibat dalam diplomasi kebudayaan umumnya berasal dari pemerintah serta non-pemerintah (Warsito & Wahyuni, 2007). Hal tersebut berbanding lurus dengan pelaksanaan IFM yang digelar oleh KJRI Cape Town. Acara tersebut melibatkan berbagai instrumen kebudayaan yang merepresentasikan ciri khas Indonesia, seperti tari tradisional dari berbagai daerah yang dibawakan oleh diaspora Indonesia yang berbasis di Cape Town, penampilan band KJRI Cape Town, dan pengenalan budaya benda Indonesia melalui booth yang disediakan. Tidak hanya penampilan dari pihak Indonesia saja, adapula penampilan grup musik dan tarian tradisional lokal. Penyelenggaraan eksibisi tersebut umumnya efektif dalam membentuk memori atau citra yang mendalam bagi audiens (Sari et al, 2022). Selain itu, partisipasi masyarakat dalam IFM, khususnya yang berkecimpung dalam aspek kebudayaan, dianggap penting karena menjadi representatif di panggung terhadap audiens. Acara IFM juga dimeriahkan oleh 15 vendor Indonesia (WNI dan perusahaan/institusi Indonesia seperti ITPC dan Indomie, dan 6 vendor lokal Mossel Bay (Suhartono, 2024).
ADVERTISEMENT
Sebagai acara yang dinantikan oleh masyarakat setempat tiap tahunnya, IFM menarik 1000+ pengunjung yang siap untuk menikmati dan mempelajari keragaman budaya Indonesia. Dampak yang didapatkan oleh aktor-aktor yang terlibat juga signifikan. Acara IFM menghasilkan beberapa kesepakatan atau business matching antara pelaku ekonomi atau sektor lain setempat dengan vendor maupun distributor asal Indonesia. Sejumlah farmasi lokal yang menjadi pengunjung tertarik dengan salah satu produk obat Indonesia, yaitu balsam Geliga, selain itu adapula perusahaan importir lokal yang ingin membawa produk rempah asli Indonesia (Riswan, 2024). Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia mendapatkan keuntungan berupa hubungan historis dan sosial budaya masyarakat menjadi semakin erat dan kesepakatan yang melahirkan mitra dagang untuk satu sama lain (Mandra, 2024).
ADVERTISEMENT
Indonesian Folk Market (IFM) atau Pasar Rakyat Indonesia yang diselenggarakan di Mossel Bay pada 27 April 2024 sebagai salah satu rangkaian dalam memperingati 30 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Afrika Selatan merupakan salah satu pelaksanaan soft power melalui diplomasi kebudayaan. Hal tersebut didukung oleh keterlibatan aktor pemerintah dan non-pemerintah, seperti diaspora dan pelaku usaha WNI yang mendorong keberhasilan acara tersebut. IFM juga memenuhi dua karakteristik utama pada program diplomasi kebudayaan, yaitu representasi aspek nilai yang sesuai sehingga diterima dengan baik oleh masyarakat setempat dan karakteristik lingkungan yang menentukan efektivitas aktivitas diplomasi. Indonesia sukses dalam penyelenggaraan IFM dengan keberhasilan business matching antara aktor yang terlibat dalam acara tersebut, yakni pelaku usaha asal Indonesia dan distributor setempat. Maka dari itu, Indonesia dapat memenuhi kepentingan nasionalnya untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada negara yang menjadi mitranya sekaligus menciptakan wadah untuk para aktor non-pemerintah bertemu dan melakukan diplomasi.
ADVERTISEMENT
Sumber:
A. Pham, M. J. (2013). Food as Communication: A Case Study of South Korea's Gastrodiplomacy. Journal of International Service, 1-22.
Cynthia P. Schneier, Ph. D., “Diplomacy That Works: Best Practices in Cultural Diplomacy” Georgetown University, 2003, Center for Arts and Culture, p.
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. (2024, April 27). Pasar Rakyat Indonesia Di Mossel Bay Meriahkan 30 Tahun Hubungan Diplomatik Ri Afsel | Portal Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Kemlu.go.id. https://kemlu.go.id/portal/id/read/5886/berita/pasar-rakyat-indonesia-di-mossel-bay-meriahkan-30-tahun-hubungan-diplomatik-ri-afsel
Mandra. (2024, April 29). KJRI Cape Town Gelar Pasar Rakyat Indonesia. Rri.co.id. https://rri.co.id/internasional/663270/kjri-cape-town-gelar-pasar-rakyat-indonesia
Riswan, K. K. (2024, April 28). Afsel meriahkan 30 tahun hubungan dengan RI lewat Pasar Rakyat. Antara News. https://www.antaranews.com/berita/4079343/afsel-meriahkan-30-tahun-hubungan-dengan-ri-lewat-pasar-rakyat
Sari, N., Wiranata, I., & Resen, P. (2022). DIPLOMASI BUDAYA INDONESIA MELALUI RBI DALAM MENANAMKAN CITRA POSITIF DI JEPANG PADA TAHUN 2017-2020. DIKSHI (DISKUSI ILMIAH KOMUNITAS HUBUNGAN INTERNASIONAL), 2(1), 89-103. Retrieved from https://ojs.unud.ac.id/index.php/hi/article/view/86298
ADVERTISEMENT
Suhartono, A. (2024, April 29). Rayakan 30 Tahun Hubungan RI-Afsel, Pasar Rakyat Indonesia Digelar di Mossel Bay. INews.ID. https://www.inews.id/news/internasional/rayakan-30-tahun-hubungan-ri-afsel-pasar-rakyat-indonesia-digelar-di-mossel-bay
Warsito, T., & Kartikasari, W. (2007). Diplomasi Kebudayaan: Konsep dan Relevansi Bagi Negara Berkembang: Studi kasus Indonesia. Yogyakarta: Ombak.