Tren Gaya Hidup Minimalis: Mengubah Pola Belanja dan Konsumsi yang Lebih Bijak

Septi Mariyah Ulfah
Seorang ibu rumah tangga dengan 2 anak yang sedang menempuh pendidikan Strata 1 di Universitas Siber Asia, Prodi Komunikasi PJJ. Berkarir sebagai konselor pengembangan diri, menyukai dunia kepenulisan, bisnis dan motivasi.
Konten dari Pengguna
17 Juli 2023 18:14 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Septi Mariyah Ulfah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Minimalist home interior design by Karolina Grabowska from Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Minimalist home interior design by Karolina Grabowska from Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam beberapa tahun terakhir, gaya hidup minimalis telah menjadi tren yang semakin populer di kalangan masyarakat, khususnya kaum milenial.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, banyak kaum milenial yang menerapkan gaya hidup minimalis dengan membersihkan barang-barang yang tidak terpakai dan menyusun ulang ruangan mereka dengan barang-barang yang lebih fungsional. Mereka juga cenderung menggunakan barang-barang yang ramah lingkungan, seperti tumbler, sedotan stainless steel, dan tote bag.
Kehidupan minimalis atau gaya hidup minimalis populer karena dianggap memberikan ketenangan, kejernihan pikiran, dan rasa fokus dalam menjalani hidup.
Konsep ini mencakup pemikiran tentang bagaimana mengurangi kelebihan barang dan memusatkan perhatian pada hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup. Selain itu, kontribusi terhadap pelestarian lingkungan juga menjadi faktor penting dalam gaya hidup ini.
Dalam sebuah wawancara dengan pendiri Komunitas Lyfe with Less (LWL), Cynthia Suci Lestari, saya diperkenalkan dengan latar belakang pendirian komunitas ini dan pentingnya mengadopsi gaya hidup minimalis. Awalnya, Cynthia memulai akun Instagram pribadinya sebagai jurnal digital yang digunakannya untuk berbagi tentang gaya hidup minimalis.
ADVERTISEMENT
Namun, respons yang positif dari pengikutnya membuatnya berpikir lebih jauh. Hingga akhirnya pada tahun 2018, Lyfe with Less berkembang menjadi sebuah komunitas tempat berbagi pengalaman dan cerita bagi mereka yang tertarik dengan gaya hidup minimalis.
com-Ilustrasi wanita bahagia setelah menerapkan gaya hidup minimalis. Foto: Shutterstock
Gaya hidup minimalis memperkenalkan konsep penting untuk memilah barang-barang mana yang penting dan mana yang tidak lagi memberikan nilai dan kebahagiaan bagi kita.
Melalui proses ini, kita bisa memusatkan perhatian pada hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup kita dan mengurangi beban mental dan fisik yang ditimbulkan oleh barang-barang yang tidak relevan.
"Esensi dari gaya hidup minimalis itu adalah bagaimana kita mampu memilah barang-barang mana yang ingin kita simpan dan mana yang sudah saatnya untuk disingkirkan, karena sudah tidak memiliki nilai dan manfaat untuk kita. Entah dijual atau didonasikan," ujar Cynthia.
ADVERTISEMENT
"Mengadopsi gaya hidup minimalis itu penting untuk kita terapkan supaya kita bisa memusatkan perhatian pada hal-hal yang memang penting untuk kita," lanjutnya.
Salah satu manfaat utama dari gaya hidup minimalis adalah menyadarkan kita akan kebutuhan sebenarnya. Dengan mempertimbangkan secara saksama sebelum melakukan pembelian, kita dapat menyadari nilai sebenarnya dari suatu barang atau layanan yang akan kita gunakan.
Dalam konteks ini, penting bagi kita untuk menghindari godaan tren atau iklan semata. Pola belanja yang lebih bertanggung jawab dan bijak membantu kita menjadi lebih hemat, berhati-hati, dan berkontribusi dalam penghematan sumber daya.
Ilustrasi belanja online di e-commerce. Foto: Shutterstock
Cynthia dan komunitas LWL juga memberikan berbagai tips dan strategi kepada anggota komunitas untuk membantu mereka melakukan belanja yang lebih bijak.
ADVERTISEMENT
Pertama, mereka mengedukasi anggota tentang pentingnya menerapkan gaya hidup minimalis dan memberikan wawasan tentang dampak negatif dari konsumsi berlebihan dan pembelian impulsif.
Selanjutnya, mereka mendorong anggota untuk sadar akan nilai barang sebelum membeli, dengan mempertimbangkan kualitas daripada kuantitas. Mengurangi konsumsi barang baru, menggunakan jasa persewaan untuk barang yang hanya dipakai sesekali, dan membuat daftar belanja yang terencana juga merupakan strategi yang dianjurkan.
Pengaruh gaya hidup minimalis juga tidak terbatas pada individu atau komunitas. Hal ini dapat berdampak pada industri retail dan produsen.
Permintaan yang lebih sadar dan berkelanjutan akan mendorong produsen untuk mempertimbangkan keberlanjutan produk, meminimalkan kemasan berlebih, dan memproduksi barang dengan kualitas yang tahan lama.
Selain itu, gaya hidup minimalis juga membuka peluang bagi bisnis lokal yang berfokus pada produk yang ramah lingkungan, sehingga mendukung perekonomian lokal.
Ilustrasi fashion ramah lingkungan. Foto: HollyHarry/Shutterstock
Tren kehidupan minimalis juga dapat membantu mengubah persepsi masyarakat tentang konsumsi yang berlebihan. Dengan mengajak masyarakat untuk mempertimbangkan kembali definisi kebahagiaan dan keberhasilan yang sering terkait dengan kepemilikan barang material, gaya hidup minimalis memperkenalkan alternatif yang lebih berarti.
ADVERTISEMENT
Kebahagiaan sejati tidak selalu bergantung pada jumlah barang yang dimiliki, tetapi lebih pada hubungan yang dibangun, pengalaman yang dialami, dan nilai-nilai yang dianut. Dengan mengurangi konsumsi berlebihan, kita juga dapat menjaga lingkungan dan sumber daya alam untuk generasi mendatang.
Namun, mengubah pola belanja dan konsumsi menjadi lebih minimalis tidaklah mudah. Tantangan yang dihadapi termasuk tergoda oleh iklan dan budaya konsumsi yang mempromosikan kepemilikan barang sebagai indikator keberhasilan, serta kebiasaan belanja impulsif yang telah tertanam dalam diri kita.
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan kesadaran akan motivasi di balik pembelian berlebihan, disiplin untuk membatasi kelebihan barang, dan dukungan dari komunitas atau teman sejawat yang memiliki nilai dan praktik serupa.
Pesan penting yang ingin disampaikan oleh Cynthia adalah bahwa menjadi minimalis bukanlah tentang mengubah barang-barang kita menjadi lebih praktis atau ekonomis, melainkan tentang menggunakan barang-barang yang kita miliki dengan bijak dan mempertimbangkan kembali sebelum membeli barang baru.
ADVERTISEMENT
Cynthia juga menekankan pentingnya membangun dukungan dari komunitas atau teman sejawat dalam perjalanan mengadopsi gaya hidup minimalis.
Ilustrasi gaya hidup ramah lingkungan. Foto: Shutter Stock
Artikel ini mengajak pembaca untuk terinspirasi oleh gaya hidup minimalis dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dari penuturan Cynthia, kita dapat mengambil inspirasi dan motivasi untuk mengadopsi pola belanja dan konsumsi yang lebih bijak.
Dengan memulai dari langkah kecil, menghargai barang yang kita miliki, dan mencari dukungan dari komunitas, kita dapat menciptakan perubahan positif dalam hidup kita dan memberikan kontribusi pada lingkungan sekitar.
Mari kita bersama-sama merangkul gaya hidup minimalis dan mewujudkan kehidupan yang sederhana, terfokus, dan bermakna!