Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
29 Ramadhan 1446 HSabtu, 29 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Tradisi Sedekah Bumi Di Desa Sandingrowo, Soko, Tuban
26 Maret 2025 11:25 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Septi Melinda putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang diwariskan secara turun-temurun. Salah satu tradisi yang masih tetap dilestarikan adalah Sedekah Bumi, yang dijalankan oleh masyarakat agraris sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang diperoleh. Tradisi ini bukan sekadar seremonial tahunan, melainkan juga bagian dari adat yang mencerminkan keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan. Desa Sandingrowo merupakan salah satu daerah yang tetap menjaga tradisi Sedekah Bumi sebagai bagian dari warisan budaya dan identitas mereka. Sebagian orang beranggapan bahwa Tradisi sedekah bumi hanyalah sekadar mitos, namun banyak pula yang percaya bahwa jika tradisi ini tidak dilaksanakan, akan terjadi malapetaka atau musibah.

Susur Galur Tradisi Sedekah Bumi
ADVERTISEMENT
Masyarakat desa sandingrowo mempunyai kebiasaan yang sama seperti masyarakat lainnya. Akan tetapi masyarakat sandingrowo ini masih mengenal tradisi sedekah bumi yang merupakan adat yang mempunyai hubungan dengan kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Pada realitanya masyarakat sandingrowo sudah memeluk agama akan tetapi masih mepercayai juga yang berbau hal-hal mistis, sehingga hal inilah yang menjadikan mereka masih menggunakan tradisi-tradisi yang turun temurun, salah satu contohnya yaitu sedekah bumi. Tradisi sedekah bumi ini adalah tradisi yang ditujukan kepada roh nenek moyang sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen dan keselamatan yang telah diberikan.
Di desa sandingrowo, kecamatan soko, kabupaten tuban ini sedekah bumi sering di sebut dengan manganan karena berasal dari Bahasa jawa yaitu dari kata mangan yang berarti makan. Tradisi sedekah bumi ini sudah ada sejak zaman dulu, yang merupakan warisan dari nenek moyang. masyarakat desa sandingrowo pada percaya bahwa setiap tempat dihuni oleh makhluk gaib dan memiliki kekauatan mistis yang khas. Pelaksanaan tradisi sedekah bumi ini dilakukan di sebuah tempat dan biasanya di sendang, pemakaman, dan sumur yang besar. Sendang merupakan tempat sumber mata air dan memiliki pohon yang besar.
ADVERTISEMENT
Makna Sedekah Bumi dalam Adat Masyarakat Sandingrowo
Sedekah Bumi di Desa Sandingrowo bukan sekadar perayaan, tetapi juga cerminan nilai-nilai adat yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Masyarakat percaya bahwa hasil panen yang melimpah bukan hanya buah dari kerja keras, melainkan juga hasil dari hubungan yang harmonis dengan alam dan leluhur. Dalam tradisi Jawa, terdapat konsep memayu hayuning bawana, yang mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan dalam kehidupan dan alam semesta.
Pelaksanaan sedekah bumi di desa sandingrowo ini biasanya masyarakat menggelar acara slametan dengan membawa hasil bumi seperti padi, palawija, dan aneka makanan tradisional sebagai bentuk persembahan. Selain itu ada pertujukan kesenian tradisional seperti wayang kulit untuk menambah meramaikan acara sedekah bumi ini, dan juga ada pengajian. Tradisi ini membuktikan bahwa adat bukan hanya sekedar warisan budaya akan tetapi juga mengandung nilai spiritual yang mendalam.
ADVERTISEMENT
Sedekah Bumi Sebagai Bentuk Pelestarian Adat dan Gotong Royong
Salah satu aspek utama dalam sedekah bumi adalah semangat gotong royong. Masyarakat sandingrowo terlibat secara aktif dalam setiap tahap persiapan dan pelaksanaan acara. Mereka bekerja sama dalam menyiapkan hidangan, mebersihkan area perayaan, dan merancang berbagai perlengkapan untuk upacara.
Gotong royong ini tidak hanya memperkuat ikatan sosial antarwarga, tetapi juga menjadi ajang pembelajaran bagi generasi muda tentang pentingnya melestarikan adat dan budaya. Di tengah era modern yang cenderung individualistik, tradisi semacam ini memiliki peran penting dalam menumbuhkan rasa kebersamaan dan memperkokoh identitas komunitas.
Selain itu, tradisi sedekah bumi ini juga menjadi ajang untuk memperkenalkan adat istiadat kepada generasi muda. Anak-anak dan remaja turut berpartisipasi dalam berbagai aktivitas, mulai dari membantu menyiapkan hidangan hingga berperan dalam pertunjukan seni. Dengan keterlibatan ini, mereka tidak hanya sekadar menyaksikan, tetapi juga berperan aktif dalam menjaga dan mewarisi budaya leluhur.
ADVERTISEMENT
Dinamika dan Tantangan dalam Melestarikan Sedekah Bumi di Desa Sandingrowo
Walaupun memiliki makna yang mendalam, pelaksanaan Sedekah Bumi di Desa Sandingrowo tidak luput dari berbagai tantangan. Salah satu hambatan utama adalah dampak modernisasi, yang menyebabkan sebagian masyarakat, terutama generasi muda, semakin kurang berminat terhadap tradisi ini. Gaya hidup yang lebih individualistis serta pengaruh teknologi turut berkontribusi pada menurunnya ketertarikan terhadap adat dan budaya.
Selain itu, aspek ekonomi juga menjadi tantangan dalam pelaksanaan Sedekah Bumi. Tradisi ini memerlukan anggaran yang cukup besar, terutama untuk mengadakan pertunjukan seni dan menyediakan jamuan bagi warga. Tidak semua masyarakat memiliki kemampuan finansial untuk berpartisipasi, sehingga tanggung jawab sering kali terbebankan pada kelompok tertentu. Namun, tantangan tersebut dapat diatasi melalui inovasi dalam pelaksanaan tradisi. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan media sosial dan teknologi untuk mendokumentasikan serta memperkenalkan Sedekah Bumi kepada generasi muda. Selain itu, dukungan dari pemerintah daerah maupun sektor swasta dapat membantu dalam hal pendanaan, sehingga tradisi ini dapat terus dilestarikan.
ADVERTISEMENT
Sedekah Bumi dan Relevansinya di Era Modern
Dalam era globalisasi, banyak tradisi adat mulai ditinggalkan karena dianggap tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman. Namun, tradisi Sedekah Bumi tetap memiliki relevansi, karena mengandung nilai-nilai yang sejalan dengan isu-isu modern, seperti pelestarian lingkungan dan keberlanjutan.
Selain itu, Sedekah Bumi memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai daya Tarik wisata budaya. Memperkenalkan tradisi ini kepada wisatawan tidak hanya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat, tetapi juga berkontribusi dalam upaya pelestarian adat. Banyak daerah di Indonesia yang berhasil mengintegrasikan tradisi mereka ke dalam sektor pariwisata, dan konsep serupa dapat diterapkan di Sandingrowo.
sumber:
e-journal pendidikan sejarah
Budaya-Indonesia
Tulungagung Network