Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Di Balik Senyum Si Bungsu
11 November 2024 10:11 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Septi Rahmawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang sering menjadi pusat perhatian dalam keluarga? Ya, jawabannya adalah si anak bungsu. Dengan senyum ceria dan tingkah laku yang sering kali menggemaskan, mereka menjadi penghibur dalam keluarga, menghadirkan suasana rumah yang hangat. Sejak kecil hingga dewasa, anak bungsu sering dikenal sebagai sosok yang terlindungi dan dimanja. Namun, tidak selamanya senyuman mereka menunjukkan kebahagiaan. Di balik senyum itu, ada kisah perjuangan, keteguhan, serta pelajaran hidup tentang tanggung jawab dan kemandirian.
Seperti halnya seorang anak bungsu perempuan yang kini berjuang mengejar cita-citanya di bangku kuliah. Berada jauh dari orang tua, ia terpaksa tinggal bersama saudaranya di kota lain. Walaupun saudaranya baik dan memberi dukungan, situasi ini tak dapat menggantikan kehangatan yang biasa ia rasakan di rumah. Hidup bersama orang lain membuatnya belajar beradaptasi, mengikuti aturan yang ada, serta menahan diri untuk tidak selalu bertindak sesuai kehendaknya. Setiap hari, ia berada dalam dilema antara tanggung jawab untuk belajar dan keterbatasan lingkungan yang kurang mendukung kebebasannya.
ADVERTISEMENT
Salah satu tantangan yang ia hadapi adalah keterbatasan finansial. Setiap bulan, ia dan saudaranya harus mengeluarkan biaya tambahan untuk antar jemput ke kampus karena jaraknya yang cukup jauh. Bagi saudaranya, beban ini cukup berat, dan sering kali tanpa sengaja masalah ini dibahas di hadapannya. Perasaan bersalah dan terbebani menjadi bagian dari perjuangan di balik senyum yang ia tampilkan.
Walaupun demikian, ia tetap bertahan. Ia menyadari bahwa segala keterbatasan ini adalah bagian dari proses pendewasaan. Dengan ketulusan dan kesabaran, ia belajar menerima segala kekurangan, tetap fokus pada tujuan, dan memahami bahwa perjuangan ini akan menjadikannya lebih tangguh. Senyum yang ia tunjukkan bukan hanya simbol kebahagiaan, tetapi juga wujud ketangguhan menghadapi berbagai rintangan.
ADVERTISEMENT
Anak bungsu sering dianggap sebagai “anak kesayangan” atau “si manja” dalam keluarga. Namun, mereka juga belajar banyak tentang tanggung jawab, terutama saat dipercaya untuk melengkapi apa yang belum dicapai anggota keluarga lainnya. Dari situ, mereka belajar menjadi pribadi yang sabar, berempati, dan mandiri. Ketangguhan yang mereka bangun membawa pesan sosial yang penting: hidup adalah perjalanan untuk menjadi kuat dan peduli, serta tidak bergantung sepenuhnya pada orang lain.
Kesimpulan
Di balik senyum anak bungsu terdapat nilai-nilai berharga tentang ketulusan, kemandirian, dan kepedulian. Perjalanan mereka mengingatkan kita bahwa senyuman bukan hanya tanda kebahagiaan, tapi juga simbol ketegaran dalam menghadapi hidup. Mari kita belajar untuk saling mendukung setiap anggota keluarga dengan penuh kasih, menghargai perjuangan mereka, dan menerapkan empati serta kepedulian dalam kehidupan yang lebih luas.
ADVERTISEMENT