Konten dari Pengguna

Sistematika dan Kebahasaan Karya Opini Mahasiswa Perlu Diperhatikan

septiara putri
Mahasiswi Universitas Pamulang Jurusan Akuntansi Account Receivable PT. Asia Garmindo Perkasa
6 Juli 2022 14:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari septiara putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/photos/notebook-notes-pen-writing-diary-1840276/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/photos/notebook-notes-pen-writing-diary-1840276/
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menulis sebuah karya opini merupakan sebuah usaha yang bernilai. Usaha yang dapat menunjukan bahwa seseorang dapat dikatakan kritis dan sistematis. Bagi mahasiswa khususnya, hal itu merupakan sebuah tolak ukur kemampuan. Ketika sebuah karya opini mahasiswa dapat dirilis dalam sebuah laman platform daring, menunjukan bahwa pandangan yang ditulis memang bernilai karya dan pantas dipublikasikan.
Pengertian Opini
Opini merupakan sebuah karangan prosa yang berisi tanggapan atau pandangan diri terhadap suatu isu yang terjadi. Kata opini berasal dari bahasa Latin, yaitu opinari yang berarti berpikir atau menduga. Kata opini mengandung akar kata onis yang berarti harapan. Kata opinion sendiri dalam bahasa Inggris berhubungan erat dengan kata option dan hope, yang artinya pilihan atau harapan. Menurut Leonardo W. Dood, opini adalah suatu sikap atau pendapat seseorang mengenai sebuah persoalan ataupun keadaan yang pernah maupun sedang terjadi.
ADVERTISEMENT
Siapapun dapat memberikan opini termasuk mahasiswa yang memiliki kemampuan menulis kritis. Lantas apa sebenarnya terjadi, ketika banyak mahasiswa yang menulis karya opini namun tidak memperhatikan sistematika dan kaidah kebahasaan.
Misalnya, ketika sebuah opini yang ditulis seorang mahasiswa tidak menyertai argumen yang cukup kuat sehingga terkesan bimbang. Argumen memang jelas berada dalam sistematika penulisan opini, bayangkan ketika sebuah tulisan dapat menunjukan sudut pandang penulis yang justru mengajak pembaca untuk sama-sama bersikap bimbang?
Selain itu, mahasiswa terkadang tidak menyikapi sebuah isu secara objektif. Hasilnya, sebuah karya opini masih dapat dipertanyakan perihal isi argumen yang dipaparkan. Dari mana sumbernya?, apa alasan penulis memilih argumen tersebut?, mengapa tidak ada korelasi antar argumen?
Apa yang perlu diperhatikan?
ADVERTISEMENT
Pertama, bahasa Indonesia juga mengenalkan kita ke dalam teks eksposisi, teks opini secara umum juga memiliki kaidah kebahasaan yang hampir sama dengan teks eksposisi. Hal ini yang megharuskan mahasiwa untuk memperhatikan kaidah kebahasaan dalam menulis. Seperti menggunakan kalimat persuasif dalam bagian penegasan, gunakan kalimat yang jelas dan efektif.
Selanjutnya, tulislah sebuah karya opini yang berisi pernyataan fakta yang kaya dan terarah, dapat disarankan dengan menyertakan sumber dari buku, pernyataan ahli dan sumber akurat lainnya. Jangan lupa untuk selalu merasa sebagai seorang yang sedang berargumen.
Selain itu, gunakan istilah-istilah teknis yang berkaitan dengan topik dan isu yang sedang dibahas, gunakan kata kerja yang sesuai. Tak ada salahnya untuk menggunakan kata kerja material dan mental. Kata kerja mental antara lain: memahami, menganalisis, menyimpulkan dan berasumsi. Sedangkan, kata kerja material antara lain: memukul, menulis, membaca, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Perhatikan juga aturan penulisan terhadap judul, penulisan kata miring terhadap istilah atau kata asing dan penggunaan kata sambung untuk menghindari koma ganda. Bila karya ingin dipublikasikan, perhatikan aturan masing-masing tabloid, media online dan koran. Contohnya, penulisan karya opini di Kumparan harus kaya fakta dan menyertai identitas yang sebenarnya.
Saran selanjutnya, gunakan kata dan istilah yang umum di masyarakat. Bila memang karya opini ditunjukan untuk golongan tertentu semisal akademisi, gunakan kata dan istilah ilmiah dengan tujuan memperkaya kosakata dan bernilai unik. Ataupun dapat menggunakan kata dan istilah yang umum di masyarakat namun tetap merujuk ke dalam KBBI dan PUEBI.
Untuk itu, mahasiswa dalam membuat karya opini sebaiknya harus memperhatikan kaidah kebahasaan, sistematika penulisan serta dapat bersikap objektif dan tegas. Ingatlah bahwa karya opini layak perdebatan yang berusaha mengambil sudut pandang pro dan kontra. Mahasiswa dengan berusaha lebih giat pasti akan menghasilkan karya opini yang terpercaya yang pantas dipublikasikan.
ADVERTISEMENT