4 Larangan Nyepi di Bali yang Wajib Diketahui oleh Wisatawan

Seputar Bali
Mengulas serba serbi kota Bali, mulai dari pariwisata hingga budayanya.
Konten dari Pengguna
10 Maret 2024 6:47 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Bali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Larangan Nyepi di Bali. Foto hanya ilustrasi. Sumber: Unsplash/I Made Krisna Udiana
zoom-in-whitePerbesar
Larangan Nyepi di Bali. Foto hanya ilustrasi. Sumber: Unsplash/I Made Krisna Udiana
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wisatawan perlu memahami berbagai larangan Nyepi di Bali saat tanggal 11 Maret 2024 nanti tiba. Ini adalah bagian penting dari pengalaman berada di Bali saat hari raya ini.
ADVERTISEMENT
Larangan ini bukan semata-mata menghambat aktivitas wisata di pulau ini. Justru, ini menjadi kesempatan langka untuk mendapatkan pengalaman yang berbeda di Pulau Bali. Kapan lagi bisa mendapatkan pengalaman berada di lingkungan yang tenang, damai, reflektif, di tengah alam seperti Bali?
Menurut informasi dari kemenparekraf.go.id, momen Nyepi yang khas di Bali memang tidak hanya menawarkan kesempatan untuk introspeksi diri. Namun, juga memperlihatkan keindahan Bali dalam keadaan yang berbeda, yang jauh dari kebisingan.

4 Larangan Nyepi di Bali yang Wajib Dipatuhi Siapa Saja

Larangan Nyepi di Bali. Foto hanya ilustrasi. Sumber: Unsplash/Artem Beliaikin
Saat umat Hindu merayakan Nyepi, mereka akan melakukan Catur Brata Penyepian, yang mencakup serangkaian larangan khusus.
Berikut isi larangan Nyepi di Bali tersebut, yang wajib dipatuhi oleh siapa saja, baik umat yang beragama Hindu maupun wisatawan yang sedang berlibur di Pulau Bali.
ADVERTISEMENT

1. Amati Geni: Larangan Menyalakan Api

Larangan pertama adalah Amati Geni, yang artinya larangan penggunaan api atau lampu selama perayaan berlangsung.
Tidak hanya api fisik, tetapi juga api dalam diri seperti kemarahan, iri hati, dan pikiran negatif. Amati Geni mengajak untuk mengendalikan emosi dan pikiran, menjaga kedamaian batin. Tujuannya adalah untuk meredam segala bentuk angkara murka, mendorong kedamaian dan harmoni.

2. Amati Karya: Larangan Beraktivitas

Amati Karya mengajak untuk tidak melakukan aktivitas fisik atau pekerjaan selama perayaan berlangsung. Hal ini bertujuan untuk memberikan waktu bagi setiap orang untuk berfokus pada kegiatan rohani.
Momen ini dimanfaatkan untuk penyucian diri, perenungan, dan introspeksi terhadap kesalahan yang telah dilakukan. Melalui kebiasaan ini, diharapkan dapat membawa pemahaman dan perbaikan diri ke arah yang lebih baik.
ADVERTISEMENT

3. Amati Lelungan: Larangan Bepergian

Amati Lelungan mengharuskan umat Hindu untuk tidak bepergian atau meninggalkan rumah. Selama waktu ini, perhatian sepenuhnya diarahkan pada ibadah dan refleksi diri sesuai kepercayaan.
Dengan tidak bepergian, maka ada kesempatan untuk introspeksi, dengan fokus pada ibadah kepada Ida Sang Hyang Widhi atau Ista Dewata. Dengan demikian, diharapkan pemahaman dan kedekatan spiritual akan bertumbuh, membantu dalam pencapaian kedamaian batin dan pencerahan.

4. Amati Lelanguan: Larangan Hiburan

Selama Nyepi, juga ada larangan Amati Lelanguan. Aturan ini mewajibkan untuk menghindari segala bentuk hiburan atau aktivitas rekreasi yang bersifat menghibur. Dengan mengesampingkan kegiatan yang menghibur, diharapkan setiap orang dapat lebih fokus pada pengembangan diri spiritual.
Saat tanggal 11 Maret 2024 mendatang, penting bagi wisatawan untuk mengenal dan mematuhi larangan Nyepi di Bali ini. Kepatuhan ini merupakan wujud dan cara menghormati tradisi lokal, dan kesempatan untuk ikut merasakan suasana yang tenang dan damai yang langka terjadi. (CR)
ADVERTISEMENT