Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
5 Tradisi Galungan dan Kuningan di Bali yang Unik
2 Maret 2024 14:28 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Seputar Bali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap enam bulan sekali atau setiap 210 hari, umat Hindu akan memperingati Hari Raya Galungan dan Kuningan. Meski kedua hari raya tersebut sangat familiar bagi masyarakat umum, tetapi sebagian orang belum tahu banyak tentang tradisi galungan dan kuningan di Bali.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, kedua tradisi tersebut memiliki ciri khasnya masing-masing. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk mengetahui tradisi kedua hari raya tersebut sebagai tambahan wawasan baru.
Daftar Tradisi Galungan dan Kuningan di Bali
Dikutip dari buleleng.bulelengkab.go.id, Galungan dan Kuningan dirayakan sebanyak dua kali dalam setahun kalender Masehi. Berikut ini ada beberapa tradisi galungan dan kuningan di Bali yang bisa diketahui.
1. Ngelawang Barong
Tradisi ini berupa mengarak barong bangkal dari setiap pintu rumah warga desa. Arakan tersebut diiringi dengan alunan gamelan. Menurut kepercayaan umat Hindu, tradisi ini sebagai perwujudan Sang Banas Pati Raja dalam melindungi manusia dari bahaya.
2. Ngurek
Ngurek memiliki arti melubangi atau menusuk. Tradisi ini dipercaya sebagai manifestasi pengabdian pada Sang Hyang Widhi Wasa.
ADVERTISEMENT
Biasanya, orang yang melakukan tradisi ini akan menusuk dirinya dengan senjata tajam. Namun, ia tidak merasa kesakitan. Konon karena telah diberi kekuatan oleh para leluhur.
3. Memunjung
Tradisi ini berupa membawa sesajen ke kuburan. Biasanya, tradisi ini dilakukan setelah melakukan sembahyang di pura setelah Hari Raya Galungan. Biasanya, makanan yang dibawa sesajen merupakan makanan kesukaan orang yang telah meninggal tersebut.
4. Perang Jampana
Perang Jampana ini biasanya dilakukan di Desa Paksebali, Klungkung. Penduduk setempat akan mengusung tandu sebagai sesajen. Lalu, puncak tradisi ini, yaitu setiap warga akan saling dorong mendorong diiringi dengan tabuhan gong baleganjur.
5. Grebek Mikotek
Tradisi ini dinilai sebagai tolak bala. Tradisi ini biasanya digelar di Desa Adat Mungu, Tabanan, Bali.
Tradisi ini menggunakan sebuah kayu sepanjang 2,5 meter sebagai pengganti tombak. Setiap penduduk dibagi menjadi beberapa kelompok di mana nantinya setiap kelompok akan diberi aba-aba untuk menabrak kelompok lainnya.
ADVERTISEMENT
Ternyata ada banyak tradisi galungan dan kuningan di Bali yang dinilai unik. Tradisi ini telah dirayakan sejak abad ke-8 Masehi. (VIN)