Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
7 Permainan Tradisional Bali yang Mulai Ditinggalkan
19 Oktober 2023 14:43 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Seputar Bali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Merujuk pada laman Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, bpip.go.id, menurut data dari peneliti permainan tradisional, jumlah permainan tradisional yang dimiliki Indonesia sekitar 2.600 permainan tradisional, tetapi dari jumlah itu hanya 60% yang masih bertahan.
Permainan Tradisional Bali yang Sarat Manfaat
Sesungguhnya, dalam setiap permainan tradisional yang dimainkan mengandung makna filosofis yang sangat dalam. Para leluhur yang menciptakan ragam permainan tradisional sengaja menyisipkan makna yang dalam, untuk mendidik melalui sebuah permainan.
Jadi, sangat disayangkan jika permainan tradisional perlahan punah. Berikut beberapa permainan tradisional Bali yang penting dipelajari dan dikenal terutama untuk anak-anak.
1. Meong-Meong
Permainan Meong-Meong dimainkan oleh sekelompok anak, istilah meong berarti kucing. Permainan ini menggambarkan usaha kucing yang dalam bahasa Bali disebut meng untuk menangkap tikus dalam bahasa Bali disebut bikul.
ADVERTISEMENT
Aturan bermain dalam permainan tradisional ini yaitu anak-anak akan menyiapkan seorang pemimpin. Dengan aturan ini, anak-anak belajar tentang kepemimpinan dan melatih cara pandang tentang sosok pemimpin yang dibutuhkan.
2. Sepit-Sepitan
Permainan yang berupa memindahkan bola dengan capit kayu ini mengajarkan kejujuran, sportivitas, dan kerja keras. Dalam permainan ini, terdapat dua hewan yang dijadikan sebagai karakternya, yaitu serigala dan bangau.
Serigala digambarkan sebagai pihak yang sombong dan ingin menang sendiri. Sedangkan bangau digambarkan sebagai pihak yang terampil dan lincah.
3. Deduplak
Deduplak adalah permainan dengan menggunakan dua tempurung kelapa. Tempurung kelapa tersebut diisi tali yang kemudian dipakai sebagai alas untuk berlari dan talinya dipegang.
Permainan tradisional yang sangat sederhana ini bertujuan untuk membentuk dan membina watak melalui bermain dan tercatat dalam Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) pada tahun 2017.
ADVERTISEMENT
4. Megoak-Goakan
Megoak-goakan merupakan permainan yang menjadi bagian dari tradisi perayaan Nyepi setiap tahunnya di Desa Panji, Buleleng. Permainan ini dimainkan pada Hari Ngembak Geni atau sehari setelah pelaksanaan Nyepi. Manfaat dari bermain Megoak-Goakan adalah dapat melatih ketangkasan pemainnya.
5. Metembing
Metembing adalah permainan yang dilakukan menggunakan uang logam. Permainan ini dilakukan di permukaan tanah atau pasir. Permainan ini bertujuan melatih keterampilan dan kecermatan pemainnya.
6. Curik-Curik
Permainan ini dilakukan secara berkelompok atau komunal, cara bermainnya persis seperti permainan ular naga. Permainan ini bermanfaat meningkatkan kekompakan dan ikatan antar teman dan pertemanan menjadi semakin akrab.
7. Kul Kuuk
Kul kuuk adalah permainan tradisional Bali yang diangkat dari dongeng Kijang dan Siput (Kakul). Dongeng menceritakan tentang kijang yang sombong karena kecepatan dan kelincahannya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan siput adalah sosok rendah hati yang memiliki gerakan lambat. Meski sangat lambat, ia mampu mengalahkan kijang dalam perlombaan lari. Permainan ini berguna untuk mengajarkan kejujuran pada anak-anak.
Banyak sekali makna dan pelajaran penting yang bisa diperoleh dari permainan tradisional Bali ini. Dengan melestarikan dan mengenalkan pada anak-anak, maka permainan ini akan terus hidup dan berkembang serta senantiasa memberikan pesan kebaikan. (VAN)