Konten dari Pengguna

Cerita Sejarah Pura Puncak Penulisan Bali dan Keunikannya

Seputar Bali
Mengulas serba serbi kota Bali, mulai dari pariwisata hingga budayanya.
16 Februari 2024 15:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Bali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pura Puncak Penulisan Bali. Foto hanya ilustrasi bukan tempat sebenarnya. Sumber foto: Unsplash.com/Jeremy Bishop
zoom-in-whitePerbesar
Pura Puncak Penulisan Bali. Foto hanya ilustrasi bukan tempat sebenarnya. Sumber foto: Unsplash.com/Jeremy Bishop
ADVERTISEMENT
Bali merupakan pulau dengan banyak bangunan ibadah berupa pura karena mayoritas masyarakat Bali memeluk agama Hindu. Beberapa pura di Pulau Bali sudah ada sejak lama dan dibangun pada masa kerajaan salah satunya adalah Pura Puncak Penulisan Bali.
ADVERTISEMENT
Pura ini memiliki sejarah yang menarik untuk dipelajari karena bisa menambah pengetahuan dan juga wawasan. Selain itu, pura ini juga memiliki beberapa keunikan yang tidak dimiliki oleh pura lainnya.

Sejarah dan Keunikan Pura Puncak Penulisan Bali

Pura Puncak Penulisan Bali. Foto hanya ilustrasi bukan tempat sebenarnya. Sumber foto: Unsplash.com/Andrey Bond
Dikutip dari laman Perpustakaan Digital Budaya Indonesia https://budaya-indonesia.org, Pura Puncak Penulisan adalah salah satu pura tertua di Bali yang memiliki nilai sejarah dan keunikan yang tinggi.
Pura ini terletak di Desa Sukawana, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali. Pura ini berada di ketinggian sekitar 1.745 meter di atas permukaan laut, sehingga memiliki udara yang sejuk dan pemandangan yang indah.
Pura Puncak Penulisan merupakan tempat pemujaan Dewa Siwa, salah satu dewa utama dalam agama Hindu. Menurut sejarah, pura ini dibangun sejak zaman Megalitikum, yaitu sekitar abad ke-3 Masehi.
ADVERTISEMENT
Pura ini kemudian dilanjutkan pembangunannya pada abad ke-10 hingga abad ke-14 Masehi, yaitu pada masa kerajaan Bali kuno seperti Warmadewa dan Majapahit.
Pura ini disebut juga dengan nama Pura Tegeh Koripan, yang berarti tempat kehidupan yang teguh dan tinggi. Nama lainnya adalah Pura Pamojan atau Panah Raja, yang berarti tempat berkumpulnya para raja untuk melakukan tapa yoga atau meditasi.
Nama lainnya lagi adalah Pura Ukir Padelengan, yang berarti pura yang memiliki ukiran-ukiran yang indah.
Salah satu keunikan dari pura ini dibandingkan dengan pura lainnya adalah dari segi arsitektur dan bentuk bangunan. Pura ini memiliki arsitektur yang unik dan khas. Pura ini dibangun dengan konsep Gunung Suci, yaitu menyerupai bentuk bukit atau piramida bertingkat.
ADVERTISEMENT
Pura ini terdiri dari tujuh tingkat, yang mewakili konsep Sapta Loka atau tujuh alam dalam agama Hindu. Setiap tingkat dihubungkan oleh tangga dan memiliki pelinggih atau tempat pemujaan yang berbeda-beda.
Di tingkat pertama dan kedua, terdapat pelinggih untuk memuja Dewa Brahma dan Dewa Wisnu. Di tingkat ketiga, terdapat pelinggih untuk memuja Dewa Siwa dan Dewi Parwati. Di tingkat keempat, terdapat pelinggih untuk memuja Dewa Ganesha dan Dewi Saraswati.
Di tingkat kelima, terdapat pelinggih untuk memuja Dewa Surya dan Dewi Chandra. Di tingkat keenam, terdapat pelinggih untuk memuja Dewa Indra dan Dewi Laksmi. Di tingkat ketujuh, terdapat pelinggih utama untuk memuja Dewa Siwa Mahadewa.
Di area pura, banyak ditemukan peninggalan-peninggalan sejarah dari zaman Megalitikum hingga zaman Hindu-Buddha. Beberapa di antaranya adalah arca-arca dari batu andesit yang menggambarkan dewa-dewi, raja-raja, binatang-binatang, dan manusia-manusia.
ADVERTISEMENT
Pura Puncak Penulisan Bali adalah salah satu pura yang wajib dikunjungi bagi para pecinta wisata sejarah dan budaya. Pura ini menyimpan cerita-cerita masa lalu yang menarik dan mengagumkan. Pura ini juga menawarkan suasana alam yang asri dan menyejukkan. (WWN)