Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Istana Tampak Siring, Istana Kepresidenan yang Ada di Bali
18 Februari 2024 14:35 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Seputar Bali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Istana Tampak Siring merupakan salah satu istana kepresidenan yang terletak di Bali . Istana ini berjarak sekitar 40 kilometer dari Denpasar dan berada di ketinggian 700 meter dari permukaan laut.
ADVERTISEMENT
Menariknya, istana ini merupakan satu-satunya istana kepresidenan yang dibangun setelah Indonesia merdeka. Pemandangan di sekitar Tampak Siring sangatlah indah. Di sebelah utara, terlihat jelas Gunung Batur dan di sebelah timur tampak Gunung Agung.
Fungsi Istana Tampak Siring
Istana Tampak Siring berfungsi sebagai tempat beristirahat bagi Presiden beserta jajaran keluarga dan tamu-tamu negara. Tamu negara pertama yang menginap di istana ini adalah Raja Bhumibol Adulyadej dari Thailand beserta permaisurinya pada tahun 1957.
Selain menjadi tempat beristirahat, salah satu bagian dari istana negara ini, yakni Wisma Merdeka, sering dijadikan tempat Presiden Soekarno mencari ide, gagasan, serta merumuskan pidato-pidatonya.
Seiring berjalannya waktu, istana ini banyak digunakan dalam kegiatan kepresidenan dan juga sebagai tempat pariwisata yang cukup terkenal. Masyarakat dapat berkunjung ke Istana Tampak Siring ini di jadwal-jadwal tertentu.
ADVERTISEMENT
Sejarah Istana Tampak Siring
Dikutip dari web resmi kementerian sekretariat negara, www.setneg.go.id, Tampak Siring berasal dari bahasa bali, Tampak (telapak) dan Siring (miring). Menurut legenda dari lontar Usana Bali, nama tersebut berasal dari tapak kaki Raja Mayadenawa.
Raja Mayadenawa ini pandai dan sakti, tetapi sayangnya ia bersifat angkara murka. Raja ini juga menganggap dirinya dewa dan menyuruh rakyatnya untuk menyembahnya.
Akibatnya, Batara Indra marah dan mengirimkan bala tentaranya untuk menghancurkan Mayadenawa. Mayadenawa pun lari masuk ke hutan.
Agar para pengejarnya kehilangan jejak, ia berjalan dengan memiringkan telapak kakinya. Dengan begitu, ia berharap para pengejarnya tidak mengenali bahwa jejak yang ditinggalkannya itu ialah jejak manusia atau jejaknya.
Akhirnya Raja Mayaenawa berhasil ditangkap. Namun, dengan sisa kesaktiannya, ia berhasil menciptakan mata air beracun.
ADVERTISEMENT
Mata air tersebut menyebabkan banyak kematian para pengejarnya setelah mereka meminum air tersebut. Batara Indra kemudian menciptakan mata air yang lain sebagai penawar air beracun tersebut.
Air penawar racun itu kemudian bernama Tirta Empul (bermakna “air suci”). Sedangkan kawasan hutan yang dilalui Raja Mayadenawa dengan berjalan di atas kakinya yang dimiringkan itulah yang kemudian dikenal dengan nama Tampak Siring.
Demikian informasi tentang istana Tampak Siring yang menjadi salah satu istana kepresidenan di Bali. Menariknya istana ini juga menjadi destinasi wisata yang ramai dikunjungi. (SAN)