Konten dari Pengguna

Mengintip Pura Gunung Lebah, Destinasi Wisata Religi di Ubud

Seputar Bali
Mengulas serba serbi kota Bali, mulai dari pariwisata hingga budayanya.
18 Februari 2024 14:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Bali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pura Gunung Lebah/ Foto hanya ilustrasi bukan tempat sebenarnya. Sumber: https://unsplash.com/
zoom-in-whitePerbesar
Pura Gunung Lebah/ Foto hanya ilustrasi bukan tempat sebenarnya. Sumber: https://unsplash.com/
ADVERTISEMENT
Ubud Bali memiliki banyak objek wisata yang mengagumkan khususnya wisata religi di Pura Gunung Lebah. Pemandangan yang ditampilkan juga sangat indah dan terasa sejuk. Bahkan suasana di tempat ini sangat damai dan tenang sehingga cocok untuk self-healing.
ADVERTISEMENT
Bangunan dari pura ini dikenal memiliki nilai magis dan digunakan sebagai tempat pemujaan para dewa. Jika dilihat secara langsung, pura ini terlihat sangat megah dan memiliki nilai sejarah. Karena Pura ini dibangun pada abad ke 8 oleh seorang pendeta dari India bernama Rsi Markandeya.
Uniknya, pura ini memiliki nama yang diambil dari kata “gunung” berarti bukit dan “lebah” berarti lembah. Sehingga nama dari pura ini berarti sebuah pura yang terletak di lembah sungai Campuhan Ubud dan menghadap ke bukit Campuhan.

Lokasi, Jam Buka, HTM, dan Aturan Pakaian Pura Gunung Lebah

Lokasi Pura Gunung Lebah/ Foto hanya ilustrasi bukan tempat sebenarnya. Sumber: https://unsplash.com/
Pura Gunung Lebah terletak di Jl. Raya Ubud No. 23, Sayan, Kec. Payangan, Kabupaten Gianyar, Bali. Tempat ini buka setiap hari Senin hingga Minggu pukul 09.00 - 18.00 WITA dan waktu terbaik untuk berkunjung adalah pagi hari karena udaranya terasa lebih segar.
ADVERTISEMENT
Wisatawan tidak perlu khawatir dengan biaya tiket masuk karena tempat ini tidak memungut biaya apapun atau gratis. Namun, pura ini memiliki peraturan khusus mengenai pakaian yang boleh dikenakan, yaitu menggunakan sarung dan selendang diikat pada pinggang.

Sejarah dan Daya Tarik Pura Gunung Lebah

Sejarah Pura Gunung Lebah/ Foto hanya ilustrasi bukan tempat sebenarnya. Sumber: https://unsplash.com/
Berikut adalah ulasan tentang sejarah dan daya tarik dari Pura Gunung Lebah yang membuatnya selalu ramai dikunjungi wisatawan.

1. Sejarah

Pura Gunung Lebah memiliki sejarah unik yang bisa memikat hati wisatawan. Uniknya, pura ini berada di bawah jembatan dari sungai Campuhan Ubud yang digunakan sebagai tempat pemujaan bagi Sang Hyang Btari Danuring Gunung Batur dan telah menjadi cikal bakal Desa Ubud.
Awalnya, pura ini dibangun oleh Rsi Markandeya seorang pendeta dari India pada abad ke delapan. Pendeta ini merasakan kekuatan magis dari lembah sungai Campuhan Ubud dan memutuskan untuk membangun sebuah pura yang bisa digunakan sebagai tempat meditasi.
ADVERTISEMENT
Lokasi ini sering dikenal sebagai tempat meditasi yang biasa digunakan oleh Rsi Markandeya untuk bisa menyatukan rohani dengan Hyang Pencipta. Hal ini dipercaya sang pendeta agar bisa mendapatkan pembebasan diri dan ketenangan batin.

2. Daya Tarik

Selain memiliki cerita sejarah yang unik, pura ini memiliki daya tarik tersendiri. Menurut akun Instagram @puragununglebahubud, wisatawan dapat melihat berbagai macam upacara adat, seperti upacara piodalan hingga upacara hari Budha Keliwon Sinta.
Biasanya, ketika merayakan upacara adat atau keagamaan di pura ini, banyak umat Hindu yang menggunakan atribut khusus sambil menampilkan pertunjukkan tari. Tarian tersebut akan diiringi alunan musik tradisional yang terdengar sangat merdu.
Selain itu, wisatawan juga bisa sewaktu-waktu melihat kemegahan di pura ini sambil menghirup udara pagi hari. Apalagi tempat ini dikelilingi oleh pepohonan hijau sehingga udara terasa lebih bersih dan adem.
ADVERTISEMENT
Suasana di pura ini sangat tenang bahkan wisatawan bisa memilih tempat ini untuk healing dan melepaskan penat. Sehingga, tempat ini cocok sekali bagi wisatawan yang ingin berlibur sambil self healing.
Demikian beberapa informasi mengenai Pura Gunung Lebah yang bisa menjadi tempat wisata. Pastinya, jika wisatawan memutuskan untuk berkunjung selalu mengikuti peraturan yang ada agar bisa menghormati dan menghargai tempat suci ini. (AYA)