Konten dari Pengguna

Museum Pustaka Lontar, Museum Unik yang Mengoleksi Catatan di Daun Lontar Kering

Seputar Bali
Mengulas serba serbi kota Bali, mulai dari pariwisata hingga budayanya.
22 Februari 2024 15:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Bali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Museum Pustaka Lontar (Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya) Sumber: unsplash.com/ Sophie Walker
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Museum Pustaka Lontar (Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya) Sumber: unsplash.com/ Sophie Walker
ADVERTISEMENT
Dulu sebelum ditemukannya alat tulis dan buku, masyarakat Bali menulis di atas daun lontar. Tulisan tersebut tersimpan rapi di Museum Pustaka Lontar.
ADVERTISEMENT
Museum tersebut menyimpan banyak catatan leluhur yang penting untuk diketahui generasi penerusnya. Catatan itu berisi tentang segala jenis aturan kehidupan secara spesifik yang dapat dijadikan pedoman hidup di masa kini.

Koleksi Museum Pustaka Lontar beserta Lokasi dan Jam Bukanya

Ilustrasi Museum Pustaka Lontar (Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya) Sumber: unsplash.com/ Avinash Kumar
Museum Pustaka Lontar berada di Desa Adat Dukuh Penaban, Karangasem, Kec. Karangasem, Kabupaten Karangasem, Bali 80811. Museum ini buka setiap hari pada pukul 08.00–17.00 WITA.
Menurut situs tourism.karangasemkab.go.id, koleksi yang tersimpan di dalam museum ini adalah ribuan catatan dan literasi berusia ratusan tahun yang dianggap sebagai warisan budaya Bali.
Leluhur Bali pada zaman dahulu mencatat aturan dan tatacara kehidupan di atas permukaan daun lontar kering itu dan kemudian menggulungnya. Di dalamnya menyangkut tentang kematian sampai mengurus tanaman.
ADVERTISEMENT
Tulisan itu disimpan dengan baik dan dijaga di dalam museum karena dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan oleh masyarakat adat Bali. Ada seseorang yang bertugas untuk menjaganya, yaitu seorang Jero Mangku.
Jero Mangku adalah kepala keagamaan umat Hindu yang diberi tanggung jawab untuk merawat semua peninggalan leluhur itu. Apabila ada catatan yang sudah pudar dan rusak daunnya, maka Jero Mangku wajib menuliskannya lagi.
Tugas seorang Jero Mangku memang tidak mudah, tetapi hal itu dilakukan demi menjaga warisan budaya agar tidak hilang termakan zaman.
Bangunan museum ini terdiri dari ruang koleksi, bale-bale, dan dapur. Arsitektural bangunannya juga masih sangat tradisional karena cara membangunnya dilakukan dengan menumpuk batu dari gumpalan tanah.
Di atas tumpukan batu, dibangun anyaman bambu dan jerami untuk menutup bagian atapnya. Sehingga kesan tradisional sangat kental di sini, pembangunan ini pun tidak lepas dari campur tangan Jero Mangku yang bertanggung jawab atas segala hal yang berkaitan dengan museum.
ADVERTISEMENT
Museum Pustaka Lontar menjadi salah satu museum unik yang berbeda dengan museum lainnya, sebab koleksinya berupa ribuan catatan leluhur yang dituliskan di atas permukaan daun lontar kering. (IMA)