Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Patung Titi Banda: Sejarah dan Makna Filosofisnya yang Indah
6 Februari 2024 12:10 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Seputar Bali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Denpasar, ibu kota Provinsi Bali, banyak menawarkan keindahan objek wisata buatan yang mengundang decak kagum. Di antara berbagai objek wisata tersebut, Patung Titi Banda menonjol sebagai ikon yang memukau.
ADVERTISEMENT
Patung tersebut berdiri megah sejak diresmikan pada Desember 2014 oleh Walikota Denpasar. Letaknya yang strategis di pertigaan Jalan By Pass Prof. Dr. Ida Bagus Mantra dan Jalan By Pass I Gusti Ngurah Rai menjadikan patung ini sebagai landmark bagi pengendara yang melintasi area tersebut.
Sejarah Pembangunan Patung Titi Banda
Di Denpasar, Patung Titi Banda tidak hanya memperindah lingkungan, tetapi juga menambah keunikan budaya setempat.
Meskipun bisa dinikmati dari jarak dekat, keindahan patung ini justru semakin terasa ketika diamati dari kejauhan. Saat malam tiba, Patung Titi Banda berubah menjadi tontonan spektakuler. Ada penerangan dari lampu berwarna-warni yang menambah kehidupan pada suasana Bali yang sudah eksotis.
Diciptakan oleh seniman terkenal I Wayan Winten, karya megah ini membutuhkan investasi sebesar Rp5,4 miliar untuk pembuatannya. Sejak penyelesaiannya pada tahun 2014, biaya perawatannya berkisar antara Rp50 hingga 100 juta setiap tahun.
ADVERTISEMENT
Makna dan Filosofi Patung Titi Banda
Meski banyak orang melewatinya setiap hari, tidak semua paham akan makna indah yang diusung oleh Patung Titi Banda. Dikutip dari situs denpasarkota.go.id, patung ini menghidupkan kembali narasi epos Ramayana, tentang perjuangan Rama membangun jembatan di tengah samudra untuk menyelamatkan Dewi Shinta dari tahanan Rahwana, Raja Alengka Pura.
Dengan tinggi mencapai 10 meter, Sang Rama terpahat berdiri tangguh dengan busur panah di tangan. Di sekelilingnya, ada patung-patung kera setia yang membantu membangun Jembatan Titi Banda.
Lebih dari sekadar karya seni, patung ini mengajarkan nilai kerja sama dan kegotongroyongan. Harapannya, patung ini bisa merepresentasikan semangat komunal Bali dalam mewujudkan pembangunan bersama di bawah kepemimpinan yang bijaksana.
ADVERTISEMENT
Dalam dimensi spiritual, Titi Banda dianggap sebagai jembatan keadilan yang memiliki makna filosofis yang dalam. Dipercaya bahwa orang dengan hati yang suci akan berhasil melewati jembatan ini menuju surga. Sebaliknya, bagi mereka yang tidak, dipercayai akan terjerumus ke dalam dunia bawah yang kekal dan menyeramkan.
Konsep ini menekankan pentingnya kebersihan hati dan tindakan baik sebagai kunci untuk mencapai kebahagiaan abadi.
Dengan demikian, patung Titi Banda adalah simbol keadilan dan kebersihan hati. Keberadaannya mengingatkan pada nilai-nilai luhur yang harus dijaga dan dilestarikan, menjadi titik temu antara seni, budaya, dan spiritualitas di Bali. (CR)